DATANG KE KOTA BLORA GADIS INI MENULIS KOTA BLORA YANG MASIH PERAWAN



Haiyaaah, masak ada ya kota kok Virgin. Memangnya terdapat Kota Gak Virgin? Lantaran Kota Blora menurut aku belum poly terpengaruh dengan budaya yang dalam biasanya telah menyebar dihampir Kota Besar yang ada pada Indonesia ini. Maka dengan sengaja judulnya mengisyaratkan sebuah kepolosan Kota Blora. Kota yg tanpa terhiasi pemandangan nyata global malam, tanpa kemacetan, tanpa polusi udara, tanpa keonaran anak belia, melainkan Kota yg terkesan kondusif, nyaman dan hening terangkum pada pandangan mata aku . 

Rasanya, mampu hingga di Kota Blora itu seperti mimpi. Saya merencanakan datang disini sehari sebelum embarkasi berdasarkan Jakarta. Niat hati ingin balik ke Ambarwa, Semarang. Namun ternyata saya tertarik buat mampir pada rumah galat satu Kompasianer yang sudah akrab sekali dengan saya. Namanya Mbak Yuni Astuti yang pada saat program Kompasianival kemarin kita baru pertama kali bertemu. Berangkat berdasarkan Jakarta sore hari sekitar jam tiga, dan sampai pada Blora jam 1/2 delapan dengan menumpangi bus malam Lorena. 

Harapan aku tiba ke tempat ini sangat simple, aku ingin mengetahui sedikit banyak bagaimana keadaan di Kota ini yang mana sebelumnya saya belum pernah datang ke sini serta belum pernah menerima keterangan tentang kota ini. Melihat lebih dekat Kota Blora membuat saya 1/2 tidak percaya, masalahnya Kota ini jauh tidak sama menggunakan kota yg lainnya. Beruntung rumah Mbak Yuni kebetulan berada pada pusat kotanya. Siangnya, kurang lebih jam sepuluhan saya menyempatkan diri buat menyusuri jalan disepanjang Tugu Pancasila sampai di alun-alun kota ini. Dari serangkaian bepergian singkat saya itu dapat aku simpulkan bahwa, pada Blora sangat indah buat dijadikan tempat bisnis. Melihat belum banyak para pedagang yg terdapat di sini.




Satu supermarket yg terbesar yaitu Swalayan Luwes, yg terdapat sejak satu tahun yang lalu. Swalayan ini mampu menyaingi MD Mall, yang sebelumnya sudah ada. Dari konten yg pada jual pada Luwes sendiri lebih lengkap, mengakibatkan swalayan Luwes ini poly dikunjungi pembeli! Idih, kalo Anda pada Blora niscaya akan kebingungan mencari Matahari, Ramayana atau Hypermart. Masalahnya di sini belum dibangun. 



Bayangkan saja betapa lenggangnya kota ini. Sekalipun begitu yang mengesankan berdasarkan pandangan mata aku adalah higienis dan nyamannya Kota Blora ini pantas diberi nilai A. Dari setiap satu meter disediakan tong sampah menurut DPU, tersedia doa tong sampah buat sampah organik serta anorganik, setiap pengguna jalan baik sepeda ontel, becak, sepeda motor dan kendaraan beroda empat tidak serabutan. Semuanya menertipi peraturan lalu lintas, termasuk patuhnya para pengemudi sepeda motor yg menggunakan helmet. Sungai yg mengalir tidak dijadikan loka buat membuang sampah. Disepanjang bepergian aku sengaja mampir di tempat sentra oleh-sang Kota Blora.



Gendu Durian merupakan galat satu kuliner khas Blora. Makanan ini telah ada sejak seratus tahun yg kemudian, merupakan makanan bangsawan. Dalam olahan perkilonya membutuhkan 18 kuning telur, tanpa bahan pengawet, dan pada oven selama tiga jam. Olahannya dari menurut tepung,gula serta kuning telur dan durian saja! Rasanya manis, harum durian yang enak sekali. Sayangnya, kuliner ini tidak banyak diproduksi dan hanya terdapat dibeberapa tempat eksklusif saja, salah satunya yg dekat Tugu Pancasila itu bernama pusat sang-oleh Grace. Pemiliknya bernama Ervina (34) seseorang China yg justru paling memahami rahasia olahan Gendu Durian yg nikmat.



Alun-alun Kota Blora suasana siang serta malam harinya jauh berbeda. Kalau siang terlihat lenggang, akan tetapi pada malam harinya ramai sekali. Adanya mainan anak-anak yang sengaja diadakan dalam malam hari, membuat para pedagang asongan disekitar alun-alun ini dagangannya sebagai laku cantik. Pemerintah kota ini tampaknya memang memperhatikan nasib masyarakatnya yg menengah kebawah menggunakan menfasilitasi menaruh bantuan berupa gerobak dan donasi modal usaha buat beberapa pedagang asongan pada sini.



Dikeesokan harinya saya diantar Mbak Yuni ke loka goresan Blora. Sekedar meninjau layaknya seorang traveler, aku menikmatinya. Daerah sentra ukiran ini terletak pada Kecamatan Jeponan. Terdapat formasi kios gesekan berjejer. Kayu yg digunakan Kayu Jati, dan berikut adalah beberapa tabrakan Blora yg saya jumpai. Terlihat halus, rajin serta spesial . Dibandingkan tabrakan dengan wilayah saya, ukiran Blora lebih bagus berdasarkan segi kreatifitas dan variasinya.



Kini Kota Blora telah tidak asing bagi saya, ingatan saya Blora sebagai perbatasan Kota berdekatan dengan Purwodadi. Yang latif dipikiran aku , pada tempat ini pengguna sepeda ontel serta becak masih tidak mengecewakan poly. Menjadikan loka ini termasuk loka yang saya sukai. Becak simbol adanya Indonesia yang berangsur-angsur mulai punah. Melihat becak dan sepeda terdapat yg memakainya cita rasanya senang sekali. Ada jua Taman Mustika yg mempesona, mampir di taman ini ditengah hari atau malam hari buat sekedar sebagai tempat berkumpul bersama teman atau refreshing pula boleh lho.




Berhasilnya saya berkunjung pada Kota Blora ini semakin merekatkan hubungan baik aku menggunakan Mbak Yuni Astuti yg baru aku kenal.awal ta’aruf kita menurut kesukaan kita menulis pada Kompasiana. Mbak Yuni yg selalu memanggil aku dengan panggilan ''Dik'' serasa aku dipercaya adiknya sendiri. Momen ini akan sebagai catatan aku yang tidak terlupakan....! Semalam menginap di Kota Blora, pada hari berikutnya saya ke Kudus mampir di loka Kompasianer selanjutnya. Siapakah gerangan dia? Nantikan goresan pena berikutnya yaaa... Sumber poto: Dokumen Pribadi.



Penulis : Seneng Utami / kompasiana


Selengkapnya : //www.kompasiana.com/senengutami/kota-blora-yang-masih-perawan_54f3913a745513a42b6c7a4d

Dikeesokan harinya saya diantar Mbak Yuni ke loka goresan Blora. Sekedar meninjau layaknya seorang traveler, aku menikmatinya. Daerah sentra ukiran ini terletak pada Kecamatan Jeponan. Terdapat formasi kios gesekan berjejer. Kayu yg digunakan Kayu Jati, dan berikut adalah beberapa tabrakan Blora yg saya jumpai. Terlihat halus, rajin serta spesial . Dibandingkan tabrakan dengan wilayah saya, ukiran Blora lebih bagus berdasarkan segi kreatifitas dan variasinya.
Selengkapnya : //www.kompasiana.com/senengutami/kota-blora-yang-masih-perawan_54f3913a745513a42b6c7a4d

Related Posts

0 Response to "DATANG KE KOTA BLORA GADIS INI MENULIS KOTA BLORA YANG MASIH PERAWAN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel