10 LANGKAH TERNAK PERKUTUT
January 09, 2019
Add Comment
I. Sekolah Dulu
Namanya jua beternak, langkah pertama yg perlu kita lakukan adalah menyiapkan indukan buat ditangkar. Disinilah umumnya para pendatang baru (baca pemula) acapkali babak belur. Habis duit segudang tanpa output yang dibutuhkan. Lantaran itu kalangan Kung Mania tak jarang berseloroh, "sekolah" perkutut itu biayanya amat mahal. Kenapa mesti mahal bila kita tahu trik-triknya ?
Agar porto sekolah itu tidak mahal, kita jangan emosi menggunakan mengandalkan kekuatan kapital pada kocek. Anggap saja seperti layaknya sekolah formal. Mulai berdasarkan TK, SD, SMP dan seterusnya. Jangan memalukan dikatakan punya duit tapi beli burung cepekan (seratus ribuan).
Beli dulu yg murah-murah sembari belajar dan tahu berbagai aspek suara perkutut. Belilah piyik kemudian peliharalah hingga dewasa. Tujuannya, supaya faham betul, bila sewaktu piyik kualitasnya demikian selesainya dewasa berubah demikian.
Setelah mulai paham sekolahnya baru ditingkatkan. Mulai beli burung-burung yang relatif mahalan sedikit. Sebaiknya jua permanen piyik. Tujuannya sama, buat memantau perkembangannya. Tahapan ini terus naik sinkron menggunakan jumlah dana yg tersedia.
Setarakan antara kekuatan kapital menggunakan ilmu yang ada. Kalau mengertinya masih 1/2-1/2, sebaiknya beli burung menggunakan harga menengah. Agar terhindar dari gorokan dan tidak memunculkan seloroh, "sekolah perkutut mahal harganya".
II. Pelajari Darah (Blood Line)
Nyaris 90% peternak sukses berkata, bahwa unsur darah turunan yang mengalir dalam seekor perkutut amat menentukan kualitasnya. Karena itu carilah piyik-piyik atau calon bibit menggunakan genre darah yang baik. Kalau perlu darah langsung para kampiun.
Dengan menyelidiki genre darah yg mengalir dalam seekor perkutut, minimal kita masih sanggup selamat. Sebab seringkali terjadi, meski dibeli dengan harga cepekan namun waktu diternak melahirkan juara. Itu dikarenakan aliran darah yg mengalir masih membawa turunan kampiun.
Agar makin paham dengan darah darah beken, sebaiknya ikuti silsilah setiap jawara. Setelah paham benar hingga kakek buyut para jawara, barulah masuk ke peternak buat berburu piyik berbakat atau calon indukan bermasa depan.
III. Nonton Konkurs atau Latihan
Anda tidak akan diusir apabila datang melihat latihan rutin yg banyak digelar pada kota Anda. Atau datanglah melihat konkurs resmi. Disitu, Anda bisa belajar banyak. Selain mematangkan ilmu bunyi perkutut yang baik dan sahih, juga sekaligus memahami bagaimana karakter Kung Mania.
Di arena tadi Anda sanggup berkenalan menggunakan sejumlah peternak, para botoh atau juri dan bahkan para pakar. Belajar dan janganlah malu untuk bertanya bilamana perlu.
Disitu Anda jua sekaligus bisa menguping, berapa harga pasaran buat seekor perkutut berdasarkan kualitas suaranya. Tujuannya, Anda tidak tersembelih jika suatu saat datang ke peternak atau showroom untuk membeli calon indukan.
IV. Memilih Peternak
Pilihan yang tepat dalam peternak buat pengadaan bibit pula amat memilih. Sebab sekarang terdapat ribuan peternak di semua tanah air menggunakan kualifikasi gurem, menengah dan akbar. Tak perlu gerah datang ke peternak gurem, karena setiap peternak pasti punya yang baik dan yg kurang.
Bukan agunan datang ke peternak raksasa serta papan atas niscaya menerima burung indah dan bisa jadi kampiun atau menurunkan anak kampiun jika diternak. Sebaliknya, produk peternak gurem tak selamanya jelek, jauh dari kampiun serta susah diternak.
Berdasarkan keyakinan akan kemampuan diri terdapat baiknya Anda untuk menerobos semua peternak yang Anda ketahui alamatnya. Nongkronglah disana minimal dua jam buat memperhatikan indukan yg peternak bersangkutan ternakan. Juga piyik-piyik produksi mereka plus darah-darah yang mereka ternak.
Untuk dicatat, seorang peternak yang baik dan mapan, umumnya sudah kelihatan konsisten. Sudah mempunyai karakteristik khas akan ciri produk mereka misalnya peternak A piyik-piyik yg Anda pantau punya karakteristik spesial , sebut saja powernya. Atau suara ujungnya homogen-homogen ndelosor.
Ciri spesial itu umumnya bawaan tanpa sengaja selera tipe bunyi perkutut yang mereka sukai, contohnya peternak A suka akan tipe bunyi perkutut yg panjang bak kucing kejepit, maka sanggup dipastikan indukan yang mereka ternak jua bertipe demikian. Tipe yang sama jua akan Anda temui pada piyik yg mereka produksi.
Peternak yg sudah mulai konsisten serta punya karakteristik spesial demikian umumnya sudah peternak secara intensif selama lebih menurut 2 tahun. Atau ciri spesial itu mulai nampak manakala mereka telah sampai ke generasi ketiga yang mereka ternak. Atau telah mulai banyak memakai anakan sendiri (pilihan) untuk dijadikan indukan serta hanya menggunakan maksimal 25% indukan berdasarkan luar. Indukan menurut luar, bagi peternak mapan dan konsisten hanyalah sebagai pemberi corak. Misalnya, agar sanggup menguber gaya baru yg lagi ngetrend.
Peternak yang belum mapan, antara lain ditandai menggunakan variatifnya merk bibit yang mereka ternakkan. Ini pula indikasi bahwa peternak yg bersangkutan masih dalam termin mencari bentuk.
Bila menemui peternak demikian, sebetulnya kesempatan untuk Anda buat merogoh produk terbaik mereka. Lantaran yang mereka ternakkan masih F/1, umumnya mereka kurang kontrol akan produknya lantaran variatifnya, kualitas dan tiadanya ciri khas. Carilah kelengahannya, kemudian sabet yg Anda incar.
Jangan terpancang pada sangkar favorit peternak yang bersangkutan karena apabila itu yg Anda buru, pastilah bandrolnya lebih mahal dibanding anakan berdasarkan kandang lainnya.
Yang terpenting dalam menentukan peternak merupakan mencoba mencari tahu, apakah peternak bersangkutan betul-benar mengerti atau tidaknya burung perkutut. Tes dan coba tanyakan misalnya si juara bernama A itu induk bapaknya siapa. Atau, jika seekor perkutut jalan dobel diternak menggunakan jalan engkel keluar anaknya homogen-rata bagaimana.
Coba tanyakan satu persatu sangkar favorit atau kandang lainnya bagaimana kualitas bibit yg diternak. Misalnya kandang 1, bapaknya jalan bagaimana ibunya bagaimana. Peternak yg serius akan dengan mudah menjawab pertanyaan demikian lantaran dia benar -betul memantau indukan sebelum diternakan.
V. Memilih Calon Indukan
Agar lebih cepat proses beternaknya, yg paling tepat memang membeli calon indukan yg telah berumur. Seekor perkutut yang siap diternak bilamana usianya sudah mencapai 6-7 bulan. Namun di usia lebih kurang 4 bulan sudah mulai sanggup dimasukkan kandang penangkaran.
Menurut sejumlah peternak, jika dimasukkan sangkar dalam usia muda (lebih kurang 4 bulan) proses perjodohan akan lebih gampang. Atau cepat jodoh. Beda contohnya menggunakan yang sudah sudah berumur, seringakali cekcok. Yang jantannya galak selalu menghajar betinanya atau sebaliknya.
Calon indukan yang baik buat diternakkan, minimal 3 unsur suaranya terpenuhi.suara depan,bunyi tengah,serta suara ujung terpenuhi. Air bunyi (latar) juga perlu diperhatikan,apakah cowong bergaung menggunakan echo yg indah atau basah serta serak. Yang indah buat diternak merupakan yg air suaranya cowong. Volume mampu diubahsuaikan, bahagia yang gede atau yang kecil kristal.
Yang kentara, izin bersuara besar (nada rendah) atau kecil (nada tinggi), ketukannya haruslah jelas didengar. Atau biasa diistilahkan tebal dan tipisnya suara.
Jarak antar ketukan jua wajib agak renggang atau biasa diistilahkan lelah atau senggang. Tapi bila terlalu senggang pula amat membahayakan, sering malah patah atau tidak sampai.
Perkutut dengan bunyi patah umumnya karena napasnya tidak sampai. Karena itu orang kemudian mengistilahkannya dengan power. Ada tidaknya power yang bisa disimak dari tekanan kala bunyi. Apakah tandas tajam atau malas tanpa terdapat daya buat mendorong bunyi lepas berdasarkan hidung.
Jalan bunyi jua penting. Misalnya dobel, engkel, satu setengah dan seterusnya. Saat ini trennya merupakan perkutut bersuara minimal satu setengah (Klauuu Ke..thek..thek..kung) atau dobel (Klau Ke..thek..ke..thek..kung).
Namun jangan lantas berpedoman dalam uraian pada atas lalu ketika mencari burung dobel lelah unsur bunyi lengkap dengan hanya duit cepek. Karena perkutut berkualifikasi demikian umumnya telah dibandrol di kisaran minimal 500 ribu per ekor.
Dengan duit cepek Anda mungkin masih bisa mendapat perkutut bersuara dobel tapi tak lelah dan ujung panjang ndelosor. Atau satu 1/2 relatif lelah tapi ujungnya nir panjang. Tak mengapa, ujung kurang bisa dikawinkan menggunakan yang ujungnya lebih dan seterusnya.
Selain faktor di atas pada mencari indukan sekali lagi ada baiknya jua buat memperhatikan faktor darah yg mengalir di tubuh perkutut yg bersangkutan.
VI. Belajar Crossing
Setelah calon indukan telah terkumpul, usahakan Anda mulai "sekolah" lagi. Kali ini ke jurusan silang menyilang atau bagaimana cara mengawinkan pasangan perkutut supaya nantinya melahirkan anakan yg mengagumkan.
Jika ini jalan pintas misalnya yang kini banyak dilakukan peternak adalah memfotocopy sangkar favorit atau sangkar yg sudah melahirkan juara. Misalnya kandang Super Beken berdasarkan peternak Kangen Juara yang telah melahirkan kampiun berisikan indukan jantan Bogem - 9 serta betina Tinju - 8. Jika Anda memang sanggup menggaet saudara termuda atau abang dari Bogem - 9 dan Tinju - 8 langsung saja tambahkan kandang dan kawinkan.
Memang tak seluruhnya proses fotocopy tadi berhasil. Bahkan sedikit yang melaporkan sukses. Tapi toh cara ini belakangan mulai banyak dilakukan oleh peternak. Dan uniknya anak-anak copyan tersebut juga laku anggun. Mungkin bagi para pembeli lebih baik membeli fotocopyan yg lebih murah daripada yg asli.
Perihal bagaimana silang menyilang yg baik, terdapat baiknya belajar pribadi ke sejumlah peternak yg telah sukses melahirkan juara. Mereka ini biasanya telah paham teknik silang menyilang. Sebab bagaimanapun apabila teknik itu diuraikan disini akan memakan banyak laman. Itupun belum ada rumus pasti.
VII. Siapkan Kandang
Setelah beberapa pasang calon indukan terkumpul barulah Anda menyiapkan kandang penangkarannya. Ukurannya nir terdapat ketentuan pasti. Bisa sepanjang 1,dua meter tinggi 1,8 meter dan lebar 50-70 centimeter. Yang mutlak diharapkan adalah panas mentari langsung.
Perihal lantai jua tak absolut harus pasir atapnya pula sanggup asbes, genting atau apa saja. Yang kentara jeda antar sarang dengan genting tidak boleh terlalu dekat bila tak ingin telurnya nanti kopyor karena suhu dan kelembaban udara di kandang nir sesuai. Kandang tadi mampu saja dibangun dengan konstruksi kayu, aluminium atau besi. Tergantung kekuatan dompet kita. Bisa dibangun di atas tanah atau lantai atas rumah kita. Bisa pula pada laman sempit atau huma luas. Kalau mampu lokasi sangkar jangan terlalu sepi atau jarang dikunjungi atau dilalui orang karena semakin sepi serta jauh berdasarkan insan akan makin kurang produktif. Mungkin perkutut akan merasa kondusif dan nyaman apabila seringkali bertatap muka menggunakan insan.
Dengan demikian usahakan lokasi sangkar jangan terlalu berisik contohnya dekat bengkel, dekat tempat latihan band dan lain-lain. Perkara hewan peliharaan misalnya *(O)**(O)**(O)**(O)**(O)**(O)* usang-usang juga akan menyesuaikan diri akan tetapi kucing merupakan hewan yg paling ditakuti perkutut karenanya usahakan supaya lokasi sangkar nir seringkali dikunjungi oleh kucing.
VIII. Memasukkan ke Kandang
Saat yg paling sempurna mengawinkan perkutut merupakan sore hari. Mandikan dan elus-elus dahulu keduanya baru dimasukkan ke kandang. Bisa terlebih dahulu disuapi kacang hijau yg telah direndam air hangat hingga empuk. Plus minyak ikan, vitamin B-kompleks, Vitamin E, atau jenis vitamin lainnya.
Kalau masih jua ogah jodoh serta tak jarang berkelahi usahakan dipegang lagi, dimandikan lagi. Jika masih jua bentrok, cari mana yg ganas lalu tambahkan ke sangkar dimana sangkar tadi mampu dimasukkan ke kandang. Jika tidurnya telah mulai berdampingan, indikasi sudah mulai jodoh. Keluarkan yang ganas tersebut menurut pada kandang ke kandang penangkaran.
Perhatikan apabila sudah mulai jodoh serta kawin-kawin menjelang bertelur, keduanya akan mencari benda apa saja buat sanggup dipakai buat buat sarang. Yang paling ideal buat dipakai merupakan daun cemara kemarau atau akar rumput yang sudah kering.
IX. Manajemen Kandang
Catat kapan lepas bertelurnya serta kapan menetasnya. Perkutut mengerami telurnya selama lebih kurang 14 hari. Sebaiknya catatan di secarik karton bekas tadi ditempatkan pada bagian luar sangkar (mampu dimana saja).
Jika ingin lebih produktif sanggup memanfaatkan jasa puter buat meloloh piyik dengan catatan piyiknya baru dipindah ke puter yang juga harus tengah mengeram. Setelah piyik tadi berusia kurang lebih 7 hari atau sehabis diberi cincin. Bila terlalu mini dikhawatirkan mati terinjak puter. Sebaliknya bila terlalu besar atau telah mulai belajar terbang, bulu mulai lengkap, piyik tersebut ogah diloloh dan dirawat puter. Mau lebih produktif lagi caranya menggunakan memindahkan telur perkutut buat dierami diamond dove atau ke pasangan perkutut lain yg biasa diklaim babu. Caranya demikian memang membutuhkan ketelitian serta ketelatenan karena kita harus tahu persis kapan perkutut bersangkutan bertelur dan kapan pula si diamond dove atau si babu bertelur.
Kalau tak pas tanggalnya bisa berantakan, karena baik babu atau diamond dove akan meninggalkan telurnya jika melewati 15 hari telur itu tak pula menetas. Atau sanggup juga kaget bila telur yang dierami oleh babu atau diamond dove tadi lebih cepat menetas berdasarkan waktu yg semestinya.
X. Memantau Piyik
Setelah piyik produk peternakan kita telah berumur 1.lima s.D. 2 bulan suara angin telah mulai dimuntahkan. Pantau terus bagaimana perkembangannya. Bagus atau tidaknya piyik hasil ternakan kita tadi. Jangan terburu napsu buat dijual lantaran kita tak akan pernah memahami bagaimana lagi perkembangannya bagus atau buruk.
Proses pemantauan hingga dewasa, tak hanya buat anak pertama tapi kalau sanggup hingga ke anak ketiga. Bila homogen-homogen tidak mengecewakan indah sanggup diteruskan, kebalikannya bila rata-homogen kurang bagus, bongkar kandang, ganti jantan atau betinanya yang dirasa kurang.
(Sumber AGROBIS Minggu III MEI 1998 perkutut online)
0 Response to "10 LANGKAH TERNAK PERKUTUT"
Post a Comment