BUDIDAYA AYAMPETELUR
January 09, 2019
Add Comment
Budidaya AyamPetelur
Berikut ini yaitu serba-serbi budidaya ayam ras petelur dimulai dengan sejarah singkat ayam ras petelur, sentra budidaya ayam ras petelur, jenis-jenis ayam ras petelur, manfaat ayam ras petelur, persyaratan lokasi budidaya ayam ras petelur, pedoman teknis budidaya ayam ras petelur, hama serta penyakit ayam ras petelur dan lain-lain.1. SEJARAH SINGKAT
Ayam petelur yaitu ayam-ayam betina bakir balig relatif akal yg dipelihara khusus buat diambil telurnya. Asal mula ayam unggas yaitu dari menurut ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta mampu bertelur relatif banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah global diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan dalam produksi yang poly, karena ayam hutan tadi sanggup diambil telur dan dagingnya maka arah menurut produksi yang poly pada seleksi tadi mulai khusus. Ayam yg terseleksi buat tujuan produksi daging dikenal menggunakan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi pula diarahkan pada rona kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih serta ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup usang hingga menghasilkan ayam petelur ibarat yg ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat buruk dibuang serta sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Menginjak athun baru 1900-an, ayam liar itu permanen dalam tempatnya erat dengan contoh kehidupan warga dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda ketika itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yg lalu diklaim ayam kampung karena eksistensi ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih erat dengan sebutan ayam negeri (kala itu masih adalah ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih sanggup dijumpai pada tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga tamat periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak mengenal pembagian terstruktur mengenai ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap ibarat ayam kampung saja, jika telurnya lezat dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak namun nir lezat dagingnya.
Ayam yg pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini yaitu ayam ras petelur white leghorn yg kurus dan biasanya selesainya habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras relatif usang sampai menjelang tamat periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus buat daging, ad interim ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur juga. Disinilah rakyat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal serta pedaging yg lezat . Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur serta daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep kuliner tradisional saja. Persaingan inilah pertanda maraknya peternakan ayam petelur.
Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur serta dagingnya mampu dimakan, tetapi tidak mampu diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung menggunakan kemampuan penyesuaian yang luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung mampu mengantisipasi perubahan iklim dengan baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu pula asal berdasarkan ayam liar di Asia dan Afrika.
2. SENTRA PERIKANAN
Ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur telah dijumpai di semua pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa dan Sumatera, namun peternakan ayam telah menyebar di Asia dan Afrika serta sebagian Eropa.
3. JENIS
Jenis ayam petelur dibagi menjadi 2 tipe:
- Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini dianggap dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai tubuh yg ramping/kurus-kecil/mini dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih serta berjengger merah. Ayam ini asal berdasarkan galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, akan tetapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual pada Indonesia dengan banyak sekali nama. Setiap pembibit ayam petelur pada Indonesia pasti mempunyai serta menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini bisa bertelur lebih berdasarkan 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang spesifik buat bertelur saja sehingga seluruh kemampuan dirinya diarahkan dalam kemampuan bertelur, lantaran dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas serta keributan, serta ayam ini gampang kaget dan jika kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu pula jika kepanasan. - Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, namun juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup poly dan juga sanggup membentuk daging yg poly. Ayam ini dianggap juga menggunakan ayam tipe dwiguna. Lantaran warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yg umumnya mempunyai rona bulu yg cokelat jua. Dipasaran orang menyampaikan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, bila ditinjau dari warna kulitnya memang lebih menarik yg cokelat daripada yg putih, tapi dari segi gizi serta rasa nisbi sama. Satu hal yg tidak sinkron yaitu harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laris dijual menjadi ayam pedaging menggunakan rasa yang enak.
Ayam-ayam petelur unggul yang terdapat sangat baik dipakai menjadi plasma nutfah buat membentuk bibit yg bermutu. Hasil kotoran serta limbah dari mutilasi ayam petelur merupakan output samping yg mampu diolah sebagai pupuk sangkar, kompos atau asal tenaga (biogas). Sedangkan ibarat usus dan jeroan ayam bisa dijadikan sebagai pakan ternak unggas sesudah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan jua pada upacara keagamaan.
5. PERSYARATAN LOKASI
- Lokasi yg jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
- Lokasi gampang dijangkau dari sentra-sentra pemasaran.
- Lokasi terpilih bersifat menetap, nir berpindah-pindah.
- Penyiapan Sarana dan Peralatan
- Kandang
Iklim kandang yg cocok buat beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan serta atau pemanasan kandang sesuai menggunakan hukum yg ada, tata letak sangkar semoga mendapat sinar mentari pagi dan nir melawan arah mata angin ribut serta peredaran udara yang baik, jangan membuat kandang dengan bagian atas huma yang berbukit karena menghalangi aliran udara serta membahayakan anutan air bagian atas jika turun hujan, usahakan kandang dibangun menggunakan sistem terbuka semoga hembusan angin cukup menunjukkan kesejukan pada dalam kandang. Untuk kontruksi kandang nir harus dengan materi yang mahal, yg krusial kuat, higienis serta tahan usang. Selanjutnya perlengkapan sangkar hendaknya disediakan selengkap mungkin ibarat tempat pakan, loka minum, loka air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penjelasan.- Bentuk-bentuk sangkar dari sistemnya dibagi menjadi dua:
- Sistem kandang koloni, satu sangkar buat poly ayam yg terdiri berdasarkan ribuan ekor ayam petelur;
- Sistem sangkar individual, sangkar ini lebih dikenal menggunakan sebutan cage. Ciri berdasarkan sangkar ini yaitu pengaruh individu di pada kandang tersebut menjadi lebih banyak didominasi karena satu kotak sangkar buat satu ekor ayam. Kandang sistem ini poly dipakai dalam peternakan ayam petelur komersial.
- Jenis kandang menurut lantainya dibagi sebagai tiga macam yaitu:
- kandang dengan lantai liter, sangkar ini dibentuk menggunakan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan sangkar ini umumnya diterapkan dalam kandang sistem koloni;
- kandang menggunakan lantai kolong berlubang, lantai buat sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso menggunakan lubang-lubang antara lain, yg nantinya buat membuang tinja ayam dan eksklusif ke tempat penampungan;
- kandang menggunakan lantai adonan liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang buat bantalan liter dan 60% luas lantai dengan rongga di bawah rumah berlubang (terdiri dari 30% pada kanan serta 30% di kiri).
- Bentuk-bentuk sangkar dari sistemnya dibagi menjadi dua:
- Peralatan
- Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter wajib pada keadaan kemarau, maka tidak terdapat atap yg bocor dan air hujan tidak ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter dengan tinggi 10 centimeter, materi litter dipakai adonan menurut kulit padi/sekam dengan sedikit kapur serta pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu menggunakan panjang antara 3–5 centimeter buat pengganti kulit padi/sekam. - Tempat bertelur
Penyediaan loka bertelur semoga mudah merogoh telur dan kulit telur nir kotor, bisa dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 centimeter yg relatif untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing sangkar menggunakan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya semoga mudah pengambilan telur menurut luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak dan dimakan. Dasar loka bertelur dibuat miring menurut kawat sampai telur tertentu ke luar sarang sehabis bertelur serta dibentuk lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang. - Tempat bertengger
Tempat bertengger buat loka istirahat/tidur, dibuat dekat dinding serta diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan berdasarkan luar. Dibuat tertutup semoga terhindar dari angin serta letaknya lebih rendah menurut tempat bertelur. - Tempat makan, minum serta tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg berpengaruh dan nir bocor pula nir berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
- Litter (alas lantai)
- Kandang
- Penyiapan Bibit
- Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi kondisi sebagai berikut, antara lain:
- Ayam petelur wajib sehat dan nir cacat fisiknya.
- Pertumbuhan dan perkembangan normal.
- Ayam petelur dari dari bibit yang diketahui keunggulannya.
- Ada beberapa panduan teknis buat memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
- Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
- Bulu tampak halus serta penuh serta baik pertumbuhannya .
- Tidak terdapat keganjilan pada tubuhnya.
- Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
- Ukuran tubuh normal, ukuran berat tubuh antara 35-40 gr.
- Tidak ada letakan tinja diduburnya.
- Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik pada hal ini tergantung sebagai berikut:- Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yg dihabiskan ayam pada membentuk sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan membuat telur yg lebih poly/lebih akbar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak serta bertelur sedikit maka hal ini adalah cermin tidak baik bagi ayam itu. Jika bibit ayam memiliki konversi yg kecil maka bibit itu sanggup dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini dalam banyak sekali bibit ayam serta jua mampu diketahui dari lembaran daging yang acapkali dibagikan pembibit pada peternak pada setiap kenaikan pangkat penjualan bibit ayamnya. - Produksi Telur.
Produksi telur telah tentu sebagai perhatian. Dipilih bibit yang sanggup menghasilkan telur banyak. Tetapi konversi ransum permanen primer lantaran ayam yg produksi telurnya tinggi namun makannya poly jua nir menguntungkan. - Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Jika ke 2 hal diatas sudah baik maka kemampuan ayam buat bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur bisa dilihat pada data di bawah ini. – Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.- Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
- Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
- H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
- Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
- Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
- Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
- Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
- Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
- Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum dua,0-dua,08 kg/dosin telur.
- Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum dua,04 kg/dosin telur.
- Konversi Ransum.
- Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi kondisi sebagai berikut, antara lain:
- Pemeliharaan
- Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan sangkar (sanitasi) dalam areal peternakan adalah perjuangan pencegahan penyakit yg paling murah, hanya diperlukan energi yang giat/terampil saja. Tindakan preventif dengan menampakan vaksin pada ternak menggunakan merek dan takaran sinkron catatan dalam label yg berdasarkan poultry shoup. - Pemberian Pakan
Untuk pertolongan pakan ayam petelur ada dua (2) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).- Kualitas dan kuantitas pakan fase starter yaitu sebagai berikut:
- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri berdasarkan protein 22-24%, lemak 2,lima%, serat agresif 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan sebagai 4 (empat) golongan yaitu ahad pertama (umur 1-7 hari) 17 gr/hari/ekor; ahad kedua (umur 8-14 hari) 43 gr/hari/ekor; ahad ke-tiga (umur 15-21 hari) 66 gr/hari/ekor dan ahad ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Kaprikornus jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 ahad sebesar 1.520 gram.
- Kwalitas serta kwantitas pakan fase finisher yaitu sebagai berikut:
- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri menurut protein 18,1-21,2%; lemak dua,lima%; serat militan 4,lima%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: ahad ke-lima (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; ahad ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; ahad ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan ahad ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Kaprikornus total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari yaitu tiga.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan pada 2 (2) fase yaitu:- Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
ahad ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
ahad ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
ahad ke-tiga (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
ahad ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Kaprikornus jumlah air minum yang diperlukan sampai umur 4 ahad yaitu sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi pelengkap gula serta obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yg diberikan yaitu 50 gram/liter air. - Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing ahad yaitu
ahad ke-lima (30-36 hari) 9,lima lliter/hari/100 ekor;
ahad ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
ahad ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan
ahad ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Kaprikornus total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
- Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
- Kualitas dan kuantitas pakan fase starter yaitu sebagai berikut:
- Pemberian Vaksinasi serta Obat
Vaksinasi merupakan keliru satu cara pengendalian penyakit virus yg menulardengan cara membuat kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat krusial buat mencegah penyakit. Vaksin dibagi sebagai dua macam yaitu:
Vaksin aktif yaitu vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang disebabkan lebih usang daripada menggunakan vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, yaitu vaksin yg mengandung virus yg telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga sanggup menciptakan zat kebal. Kekebalan yg disebabkan lebih pendek, manfaatnya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.macam-macam vaksin:- Vaksin NCD vrus Lasota protesis Drh Kuryna
- Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
- Vaksin NCD HB-1/Pestos.
- Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
- Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex buat Marek.
- Ayam yang divaksinasi wajib sehat.
- Dosis serta kemasan vaksin wajib tepat.
- Sterilisasi indera-alat.
- Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang mampu memiliki kegunaan secara efektif, maka bangunan sangkar perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan serta dijaga/dicek apabila terdapat penggalan yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki balik . Dengan demikian daya guna sangkar bisa aporisma tanpa mengurangi persyaratan sangkar bagi ternak yg dipelihara.
- Sanitasi dan Tindakan Preventif
- Penyakit karena Bakteri
- Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung menggunakan angka maut yang tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati menggunakan antibiotika - Foel typhoid
Sasaran yang disering yaitu ayam belia/remaja serta dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: menggunakan antibiotika/preparat sulfa. - Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: kuman dari genus Salmonella.
Pengendalian: menggunakan preparat sulfa/obat sejenisnya. - Kolera
Penyakit ini sporadis menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun serta burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin). - Pilek ayam (Coryza)
Menyerang seluruh umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara kuman serta virus.
Gejala: ayam yang terserang menerangkan tanda-tanda ibarat orang pilek.
Pengendalian: sanggup disembuhkan menggunakan antibiotia/preparat sulfa. - CRD
CRD yaitu penyakit dalam ayam yang terkenal pada Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja.
Pengendalian: dilakukan menggunakan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin). - Infeksi synovitis
Penyakit ini acapkali menyerang ayam muda terutama ayam broiler serta kalkun.
Penyebab: kuman menurut genus Mycoplasma.
Pengendalian: menggunakan antibiotika.
- Berak putih (pullorum)
- Penyakit lantaran Virus
- Newcastle disease (ND)
ND yaitu penyakit oleh virus yg populer pada peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di loka Priangan. Penemuan tadi nir tersebar luas ke semua global. Kemudian pada Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini dianggap Newcastle disease. - Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada bakir balig relatif nalar penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang berfokus buat anak ayam dan ayam remaja. Tingkat maut ayam bakir balig relatif logika yaitu rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Jika menyerang ayam petelur mengakibatkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur gampang berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak terdapat pengobatan buat penyakit ini tetapi mampu dicegah menggunakan vaksinasi. - Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis adalah penyakit pernapasan yg serius terjadi dalam unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan menggunakan Tarpeia avium. Virus ini pada luar gampang dibunuh menggunakan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian:- belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini;
- pencegahan dilakukan menggunakan vaksinasi serta sanitasi yang ketat.
- Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam penggalan jengger yang terjangkit akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium.
Pengendalian: menggunakan vaksinasi. - Marek
Penyakit ini sebagai terkenal sejak tahun 1980-an hingga sekarang menyerang bangsa unggas, akhir serangannya mengakibatkan maut ayam hingga 50%.
Pengendalian: menggunakan vaksinasi. - Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove pada tempat Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur tiga–6 minggu.
- Newcastle disease (ND)
- Penyakit karena Jamur dan Toksin
Penyakit ini karena terdapat jamur atau sejenisnya yg menghambat kuliner. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yg lalu pada makan ayam. Ada jua pengolahan materi yg mengakibatkan asam amino menjelma zat beracun. Beberapa penyakit ini yaitu :- Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam.
Penyebab: yaitu racun pada tepung ikan tetapi nir seluruh tepung ikan mengakibatkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akhir pemanasan materi kuliner yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada. - Racun dari bungkil kacang
Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa serta bungkil kacang merangsang pertumbuhan fungi menurut grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka pada rancung nir dipakai antioksidan atau bungkil kacang serta bungkil kelapa yg mengandung kadar lemak tinggi.
- Muntah darah hitam (Gizzerosin)
- Penyakit karena Parasit
- Cacing
Lantaran penyakit cacing jarang ditemukan pada peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Namun peternakan yang kotor poly siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan.
Ciri serangan cacingan yaitu tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot serta kurang aktif. - Kutu
Banyak menyerang ayam pada peternakan Indonesia. Dari luar kutu nir terlihat akan tetapi apabila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum masih ada pada kandang yang nir terkena sinar matahari eksklusif maka sisi samping sangkar diarahkan melintang berdasarkan Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama menggunakan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara eksklusif serta penyemprotan dilakukan malam hari sebagai akibatnya pelaksanaannya lebih gampang karena ayam tidak aktif.
- Cacing
- Penyakit karena Protozoa
Penyakit ini asal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan benalu namun sebetulnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan menurut alang-alang serta genangan air.
- Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur yaitu berupa telur yg diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen tiga kali dalam sehari. Hal ini bertujuan semoga kerusakan isi tlur yang ditimbulkan oleh virus mampu terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek semua sangkar dilakukan pada pukul 15.00-16.00. - Hasil Tambahan
Hasil pelengkap yang mampu dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur yaitu daging berdasarkan ayam yang telah renta (afkir) serta kotoran yang sanggup dijual buat dijadikan pupuk sangkar. - Pengumpulan
Telur yg telah didapatkan diambil dan diletakkan pada atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan serta pengumpulan telur, petugas pengambil wajib tertentu memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal yaitu telur yg lonjong, higienis serta kulitnya mulus dan beratnya 57,6 gram dengan volume sebanyak 63 cc. Telur yang aneh misalnya telurnya mini atau terlalu besar , kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong. - Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor lantaran terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter bisa dibersihkan menggunakan amplas besi yg halus, dicuci secara khusus atau menggunakan cairan pembersih. Biasanya pencucian dilakukan buat telur tetas.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
- Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ayam petelur buras (150 ekor) tahun 1998 di Bintaro, Jakarta.- Biaya produksi
- Modal permanen (investasi)
- Kandang serta atap——————————-Rp. 225.000,-
- Induk 150 ekor @ Rp. 17.500,—————–Rp. 2.626.000,-
Jumlah porto modal tetap—————————-Rp. Dua.850.000,-
- Modal kerja/variabel
- Pakan 90 gram x 150 x Rp. 1.210,-/kg x 30——– Rp. 490.000,-
- Penyusutan sangkar (4tahun)——————– Rp. 4.700,-
- Penyusutan induk (umur produktif dua tahun)——- Rp. 109.375,-
- Obat-obatan————————————- Rp. 1.000,-
- Resiko maut tiga% per tahun——————- Rp. 6.565,-
Jumlah porto modal kerja—————————- Rp. 611.640,-
Jumlah biaya produksi——————————- Rp. 611.640,-
- Modal permanen (investasi)
- Pendapatan
- Telur 60 x Rp. 650,- x 30 —————————-Rp. 1.170.000,-
- Ayam afkir 141 ekor x Rp. 10.000,—————— Rp. 58.750,-
Jumlah pendapatan ————————————— Rp. 1.228.750,-
- Keuntungan
- Rp. 1228.750,- – Rp. 611.640,- =——————— Rp. 617.110,-4)
- Parameter kelayakan usaha
a. B/C ratio = 2,0
Keterangan :- Perhitungan biaya dan pendapatan dilakukan pada 1 bulan
- Harga-harga diperhitungkan dalam bulan November 1998
- Diperlukan luas tanah 40 m 2
- Biaya produksi
- Gambaran Peluang Agribisnis
Dewasa ini kebutuhan telur dalam negeri terus semakin tinggi sejalan dengan peningkatan model hayati insan pada menaikkan kebutuhan akan protein hewani yang dari dari telur. Selain itu jua adanya jadwal pemerintah pada menaikkan gizi warga terutama anak-anak. Kebutuhan akan telur yg terus meningkat tidak diimbangi menggunakan produksi telur yg besar sebagai akibatnya terjadilah kekurangan persediaan telur yg menimbulkan harga telur mahal. Dengan melihat syarat tersebut budidaya ayam petelur mampu menunjukkan laba yg menjanjikan apabila pada kelola secara intensif dan terpadu.
- Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.
- Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.
- Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
- Kantor Menteri Negara Riset serta Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166 69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: //www.ristek.go.id
0 Response to "BUDIDAYA AYAMPETELUR"
Post a Comment