BURUNG BONDOL NASIBMU KINI .
January 09, 2019
Add Comment
Selain burung-madu, kemade dan pleci, bondol adalah jenis burung liar yang acapkali berkunjung ke pekarangan rumah. Keberadaan burung-burung liar tadi tentu bisa menjadi indikator alami akan lingkungan yang berkualitas, tetapi sayangnya si bondol ini semakin hari semakin sulit ditemukan akibat seringnya ditangkapi menggunakan jaring dan juga dampak keracunan pestisida.
Misalnya saja burung bondol haji (lonchura maja), jenis burung emprit ini paling suka bertengger serta bersarang pada pohon palem merah yang terdapat pada laman atau di pada sebuah lingkungan. Sementara pada alam, dia justru lebi menentukan padang rumput terbuka dan huma persawahan. Spesies emprit berkepala putih ini pun dikenal mempunyai gaya unik waktu terbang yaitu naik turun pada kecepatan rendah.
Sedangkan bondol peking (Lonchura punctuala) sangat menyukai kebun serta semak-semak. Jenis burung yg memiliki tubuh bagian bawah berwarna putih bersisik coklat di dadanya ini pun mempunyai gaya unik yaitu ekornya yg "goyang ngebor" ketika mendarat.
Semakin sulit ditemukan jenis bondol ini menciptakan Johan Iskandar, seorang Pengajar Besar Etnobiologi dari Universitas Padjadjaran merasa risi. Ia membicarakan bahwa kita semestinya bersyukur jika pekarangan atau lingkungan loka tinggal kita masih acapkali dikunjungi oleh burung-burung liar, lantaran hal tadi menjadi tanda bahwa tempat tersebut mempunyai kualitas lingkungan yang relatif baik, selain itu pula menunjukkan kualitas udara yg masih sejuk serta sehat.
Dalam penelitiannya, Johan menemukan bahwa keberadaan bondol di alam mulai semakin terdesak. Ia mendapati bahwa sebelum tahun 1970-an pada sepanjang Daerah Aliran Sungai Citarum yg merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat, populasi majemuk jenis bondol misalnya bondol haij, bondol oto-hitam (Lonchura ferruginosa), serta bondol jawa (Lonchura leucogastroides) sangat berlmpah jumlahnya. Spesies burung tadi hayati secara berkelompok besar yg jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor.
Berbanding terbalik menggunakan situasi dalam masa kemudian, saat ini populasi bondol haji serta bondol oto-hitam semakin terus berkurang. Bahkan di beberapa loka pada sepanjang DAS Citarum, spesies ini mulai jarang ditemukan. Menghilangnya jenis burung bondol di beberapa daerah pada pulau Jawa antara lain disebabkan sang 2 faktor, yaitu keracunan pestisida serta penangkapan dengan cara dijaring buat diperdagangkan.
Selain jenis bondol seperti bondol haji, peking, jawa, dan oto-hitam yang biasa ditemukan ada juga beberapa jenis bondol lainnya yaitu bondol tunggir-putih, rawa, kalimantan, taruk, dan perut-putih.
Misalnya saja burung bondol haji (lonchura maja), jenis burung emprit ini paling suka bertengger serta bersarang pada pohon palem merah yang terdapat pada laman atau di pada sebuah lingkungan. Sementara pada alam, dia justru lebi menentukan padang rumput terbuka dan huma persawahan. Spesies emprit berkepala putih ini pun dikenal mempunyai gaya unik waktu terbang yaitu naik turun pada kecepatan rendah.
Sedangkan bondol peking (Lonchura punctuala) sangat menyukai kebun serta semak-semak. Jenis burung yg memiliki tubuh bagian bawah berwarna putih bersisik coklat di dadanya ini pun mempunyai gaya unik yaitu ekornya yg "goyang ngebor" ketika mendarat.
Semakin sulit ditemukan jenis bondol ini menciptakan Johan Iskandar, seorang Pengajar Besar Etnobiologi dari Universitas Padjadjaran merasa risi. Ia membicarakan bahwa kita semestinya bersyukur jika pekarangan atau lingkungan loka tinggal kita masih acapkali dikunjungi oleh burung-burung liar, lantaran hal tadi menjadi tanda bahwa tempat tersebut mempunyai kualitas lingkungan yang relatif baik, selain itu pula menunjukkan kualitas udara yg masih sejuk serta sehat.
Dalam penelitiannya, Johan menemukan bahwa keberadaan bondol di alam mulai semakin terdesak. Ia mendapati bahwa sebelum tahun 1970-an pada sepanjang Daerah Aliran Sungai Citarum yg merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat, populasi majemuk jenis bondol misalnya bondol haij, bondol oto-hitam (Lonchura ferruginosa), serta bondol jawa (Lonchura leucogastroides) sangat berlmpah jumlahnya. Spesies burung tadi hayati secara berkelompok besar yg jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor.
Berbanding terbalik menggunakan situasi dalam masa kemudian, saat ini populasi bondol haji serta bondol oto-hitam semakin terus berkurang. Bahkan di beberapa loka pada sepanjang DAS Citarum, spesies ini mulai jarang ditemukan. Menghilangnya jenis burung bondol di beberapa daerah pada pulau Jawa antara lain disebabkan sang 2 faktor, yaitu keracunan pestisida serta penangkapan dengan cara dijaring buat diperdagangkan.
Selain jenis bondol seperti bondol haji, peking, jawa, dan oto-hitam yang biasa ditemukan ada juga beberapa jenis bondol lainnya yaitu bondol tunggir-putih, rawa, kalimantan, taruk, dan perut-putih.
0 Response to "BURUNG BONDOL NASIBMU KINI ."
Post a Comment