BURUNG PAROTIA FOJABURUNG ENDEMIK YANG NYENTRIK
January 09, 2019
Add Comment
Burung parotia foja atau Foja Parotia yang jua dikenal menggunakan Bronze Parotia (Parotia berlepschi) ini artinya keliru satu jenis burung berdasarkan famili akbar Paradisaeidae atau Cendrawasih. Burung ini berukuran sedang antara 25-26 cm. Memiliki rona bulu yang eksotis dan tidak sinkron warna antara burung jantan serta betina.
Pada burung Jantan,bagian ketua serta badan berwarna kehitaman dengan leher atas dan mantel berbasuh coklat tembaga, dibelakang mata masing-masing masih ada 3 ornamen bulu yg memanjang, bulu pada sisi badan putih memanjang, jambul depan pendek dengan ujung bulu putih keperakan. Tenggorokan dan leher depan berbulu mengkilap yg mampu memantulkan rona hijau-kuning tembaga serta magenta hingga merah belia. Iris mata kuning belerang ada jua yg biru kelabu.
Sedangkan untuk burung Betina berwarna coklat pucat dengan bab ketua becorak putih memanjang sampai belakang mata, badan bab bawah abu-abu bergaris-garis. Suara burung ini berupa nada panggilan tinggi merdu “whii-diiint” atau nada cepat “pada-di-pada”.
Burung ini adalah spesies burung Endemik Indonesia dengan persebaran terbatas pada Peg. Foja, Papua Barat. Menghuni hutan pegunungan bab tengah, jua di hutan sekunder serta bekas tegalan, dijumpai dalam rentang ketinggian 1100-2200 m, akan tetapi lebih umum terlihat pada keringgian 1450-1800 m.
Ketika musim kawin,burung jantan akan mengunjungi wilayah yg biasa digunakan buat display menarik pasangan buat kemudian memperagakan tarian/konvoi yg rumit melibatkan. Pejantan mempertunjukkan tarian pada panggung (1-5m persegi) di phon tumbang yg sudah dibersihkan menurut semak-belukar yang menjalar.
Tidak relatif menggunakan tarian saja,burung jantan jua akan menghias arena pertunjukan menggunakan melapisi lantai panggung berbiak dengan jamur yg bentuknya seolah-olah perakaran. Terdapat cabang melintang pada erat anjung tempat betina mengamati pertunjukkan. Setelah perkawinan, betina akan membentuk sarang serta memelihara anak sendirian.
Pada burung Jantan,bagian ketua serta badan berwarna kehitaman dengan leher atas dan mantel berbasuh coklat tembaga, dibelakang mata masing-masing masih ada 3 ornamen bulu yg memanjang, bulu pada sisi badan putih memanjang, jambul depan pendek dengan ujung bulu putih keperakan. Tenggorokan dan leher depan berbulu mengkilap yg mampu memantulkan rona hijau-kuning tembaga serta magenta hingga merah belia. Iris mata kuning belerang ada jua yg biru kelabu.
Sedangkan untuk burung Betina berwarna coklat pucat dengan bab ketua becorak putih memanjang sampai belakang mata, badan bab bawah abu-abu bergaris-garis. Suara burung ini berupa nada panggilan tinggi merdu “whii-diiint” atau nada cepat “pada-di-pada”.
Burung ini adalah spesies burung Endemik Indonesia dengan persebaran terbatas pada Peg. Foja, Papua Barat. Menghuni hutan pegunungan bab tengah, jua di hutan sekunder serta bekas tegalan, dijumpai dalam rentang ketinggian 1100-2200 m, akan tetapi lebih umum terlihat pada keringgian 1450-1800 m.
Ketika musim kawin,burung jantan akan mengunjungi wilayah yg biasa digunakan buat display menarik pasangan buat kemudian memperagakan tarian/konvoi yg rumit melibatkan. Pejantan mempertunjukkan tarian pada panggung (1-5m persegi) di phon tumbang yg sudah dibersihkan menurut semak-belukar yang menjalar.
Tidak relatif menggunakan tarian saja,burung jantan jua akan menghias arena pertunjukan menggunakan melapisi lantai panggung berbiak dengan jamur yg bentuknya seolah-olah perakaran. Terdapat cabang melintang pada erat anjung tempat betina mengamati pertunjukkan. Setelah perkawinan, betina akan membentuk sarang serta memelihara anak sendirian.
0 Response to "BURUNG PAROTIA FOJABURUNG ENDEMIK YANG NYENTRIK"
Post a Comment