BURUNG PAROTIA FOJABURUNG ENDEMIK YANG NYENTRIK

Burung parotia foja atau Foja Parotia yg pula dikenal dengan Bronze Parotia (Parotia berlepschi) ini artinya keliru satu jenis burung berdasarkan famili besar Paradisaeidae atau Cendrawasih. Burung ini ukuran sedang antara 25-26 cm. Memiliki rona bulu yang eksotis serta tidak selaras rona antara burung jantan serta betina.
Pada burung Jantan,bagian ketua dan badan berwarna kehitaman menggunakan leher atas dan mantel berbasuh coklat tembaga, dibelakang mata masing-masing terdapat tiga ornamen bulu yg memanjang, bulu di sisi badan putih memanjang, jambul depan pendek dengan ujung bulu putih keperakan. Tenggorokan serta leher depan berbulu mengkilap yang bisa memantulkan warna hijau-kuning tembaga serta magenta hingga merah muda. Iris mata kuning belerang ada jua yang biru kelabu.

Sedangkan buat burung Betina berwarna coklat pucat menggunakan bab ketua becorak putih memanjang hingga belakang mata, badan bab bawah abu-abu bergaris-garis. Suara burung ini berupa nada panggilan tinggi merdu “whii-diiint” atau nada cepat “di-pada-di”.
Burung ini adalah spesies burung Endemik Indonesia menggunakan persebaran terbatas di Peg. Foja, Papua Barat. Menghuni hutan pegunungan bab tengah, pula di hutan sekunder dan bekas tegalan, dijumpai pada rentang ketinggian 1100-2200 m, akan tetapi lebih generik terlihat pada keringgian 1450-1800 m.
Ketika animo kawin,burung jantan akan mengunjungi wilayah yang biasa digunakan buat display menarik pasangan buat lalu memperagakan tarian/pergerakan yang rumit melibatkan. Pejantan mempertunjukkan tarian di anjung (1-5m persegi) pada phon tumbang yg sudah dibersihkan menurut semak-belukar yang menjalar.

Tidak relatif dengan tarian saja,burung jantan pula akan menghias arena pertunjukan dengan melapisi lantai panggung berbiak menggunakan fungi yang bentuknya seolah-olah perakaran. Terdapat cabang melintang di erat anjung tempat betina mengamati pertunjukkan. Setelah perkawinan, betina akan membentuk sarang dan memelihara anak sendirian.