ELANG JAWA INSPIRASI GARUDA YANG KIAN LANGKA
January 09, 2019
Add Comment
Setiap lepas 1 Juni Indonesia memperingatinya menjadi hari lahir Pancasila. Berbicara mengenai Pancasila tentu nir tanggal berdasarkan burung Garuda yg menjadi lambang negara sejak 15 Februari 1950. Dalam mitologi, Garuda merupakan sosok insan 1/2 burung yang sebagai tunggangan Dewa Wisnu, namun berdasarkan dunia nyata, jenis burung yang menginspirasi kemunculan Garuda merupakan elang jawa burung endemik Pulau Jawa yg langka.
Elang jawa memiliki tubuh berukuran sedang, berbadan tegap dengan bulu-bulunya yang lebat. Ukuran panjangnya mampu mencapai 70cm. Bulu pada punggungnya berwarna gelap, sisi kepala berwarna coklat kemerahan dengan coretan vertikal pada kerongkongannya. Bagian dada terdapat garis hitam berlatar kuning kecoklatan. Ketika terbang, elang jawa bisa menekuk kedua sayapnya ke atas seperti alfabet "U".
Salah satu karakteristik khas elang jawa adalah jambulnya yang panjang, jambul itu juga yg kemudian diterapkan pada lambang negara burung Garuda sesudah sebelumnya sempat tanpa jambul. Elang jawa mulai ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia dari tahun 1992, menurut populasi yang pernah tercatat keberadaannya pada Jawa adalah lebih kurang 600 ekor.
Selain perburuan liar dan rusaknya tempat asli, kebiasaan elang jawa betina yg hanya bertelur dua tahun sekali membuat populasi elang jawa terus mengalami penyusutan. Elang jawa mulai bereproduksi selesainya berumur 3 - 4 tahun, selain itu spesies burung ini diketahui mempunyai sifat monogami yaitu hayati dengan satu pasangan seumur hidupnya.
Secara umum, elang jawa hanya mampu hidup di Pulau Jawa. Habitatnya merupakan pohon jawa seperti rasamala serta memangsa tikus jawa sebagai pakan utamanya. Di beberapa wilayah, habitat elang jawa yang potensial semakin sulit ditemukan. Beberapa hutan mulai gundul terutama di hutan tempat Merapi akibat bala erupsi beberapa waktu kemudian serta hutan pegunungan Dieng yg dibabat habis buat keperluan pertanian.
Selain banyak diburu pada alam, elang jawa ternyata juga banyak diperjualbelikan selesainya menjamurnya hobi falconry atau dipelihara buat dilatih ketangkasan. Di beberapa negara, hobi falconry memang dilegalkan lantaran burung-burung yang dilatih itu dari menurut penangkaran resmi. Berbeda dengan pada negara seperti jepang, Korea serta Amerika pada Indonesia sebagian besar burung elang yg diperjualbelikan asal dari tangkapan alam.
Dilansir dari mongabay, meskipun falconry telah dipercaya sebagai budaya dan dilindungi sang UNESCO tetapi tidak seluruh budaya bisa direfleksikan masuk ke Indonesia. Harus terdapat kajian pengaruh positif serta negatifnya, terlebih lagi elang jawa telah dianggap sebagai jenis burung dilindungi melalui keputusan Presiden No.4 tahun 1993. Sepanjang tahun 2015 saja tercatat 2292 ekor elang menurut 21 jenis diperdagangkan secara ilegal pada internet dan media umum.
Elang jawa memiliki tubuh berukuran sedang, berbadan tegap dengan bulu-bulunya yang lebat. Ukuran panjangnya mampu mencapai 70cm. Bulu pada punggungnya berwarna gelap, sisi kepala berwarna coklat kemerahan dengan coretan vertikal pada kerongkongannya. Bagian dada terdapat garis hitam berlatar kuning kecoklatan. Ketika terbang, elang jawa bisa menekuk kedua sayapnya ke atas seperti alfabet "U".
Salah satu karakteristik khas elang jawa adalah jambulnya yang panjang, jambul itu juga yg kemudian diterapkan pada lambang negara burung Garuda sesudah sebelumnya sempat tanpa jambul. Elang jawa mulai ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia dari tahun 1992, menurut populasi yang pernah tercatat keberadaannya pada Jawa adalah lebih kurang 600 ekor.
Selain perburuan liar dan rusaknya tempat asli, kebiasaan elang jawa betina yg hanya bertelur dua tahun sekali membuat populasi elang jawa terus mengalami penyusutan. Elang jawa mulai bereproduksi selesainya berumur 3 - 4 tahun, selain itu spesies burung ini diketahui mempunyai sifat monogami yaitu hayati dengan satu pasangan seumur hidupnya.
Secara umum, elang jawa hanya mampu hidup di Pulau Jawa. Habitatnya merupakan pohon jawa seperti rasamala serta memangsa tikus jawa sebagai pakan utamanya. Di beberapa wilayah, habitat elang jawa yang potensial semakin sulit ditemukan. Beberapa hutan mulai gundul terutama di hutan tempat Merapi akibat bala erupsi beberapa waktu kemudian serta hutan pegunungan Dieng yg dibabat habis buat keperluan pertanian.
Selain banyak diburu pada alam, elang jawa ternyata juga banyak diperjualbelikan selesainya menjamurnya hobi falconry atau dipelihara buat dilatih ketangkasan. Di beberapa negara, hobi falconry memang dilegalkan lantaran burung-burung yang dilatih itu dari menurut penangkaran resmi. Berbeda dengan pada negara seperti jepang, Korea serta Amerika pada Indonesia sebagian besar burung elang yg diperjualbelikan asal dari tangkapan alam.
Dilansir dari mongabay, meskipun falconry telah dipercaya sebagai budaya dan dilindungi sang UNESCO tetapi tidak seluruh budaya bisa direfleksikan masuk ke Indonesia. Harus terdapat kajian pengaruh positif serta negatifnya, terlebih lagi elang jawa telah dianggap sebagai jenis burung dilindungi melalui keputusan Presiden No.4 tahun 1993. Sepanjang tahun 2015 saja tercatat 2292 ekor elang menurut 21 jenis diperdagangkan secara ilegal pada internet dan media umum.
0 Response to "ELANG JAWA INSPIRASI GARUDA YANG KIAN LANGKA"
Post a Comment