INI ALASAN JANGAN LEPAS BURUNG SEMBARANGAN
January 09, 2019
Add Comment
Sering kita lihat orang yg sengaja melepasliarkan beberapa jenis burung buat tujuan menjaga lingkungan. Sebenarnya hal tersebut baik adanya bila telah diperhitungkan secara matang, tetapi akan jadi sesuatu yang jelek jika dilakukan menggunakan sembarangan. Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa jangan tanggal burung sembarangan.
Burung yg telah dipelihara usang.
Burung peliharaan yg telah dirawat sejak lama cenderung tidak mampu mencari makan sendiri. Kebiasaan mereka selama ini merupakan menunggu makanan bukan mencari kuliner, karena itu waktu burung tersebut tanggal dari sangkarnya atau sengaja dilepasliarkan akan mengalami kesulitan dalam menerima makanannya. Selain itu pula belum mempunyai pengalaman ketika bersaing menerima makanan dengan burung-burung liar. Akibatnya poly dari burung tersebut yang mangkat kelaparan atau tertangkap balik ketika mendekati rumah yg terdapat sangkar burungnya buat menerima kuliner.
Burung yang bukan dalam daerah penyebarannya
Melepasliarkan burung pada daerah yang bukan termasuk daerah penyebaran burung tadi mempunyai resiko yang cukup besar bagi burung liar yg telah ada (burung lokal) juga burung itu sendiri. Karena kita belum tahu bagaimana karakter sebenarnya berdasarkan burung tadi di alam liar, sehingga dikhawatirkan jenis burung yang akan dilepasliarkan itu termasuk jenis burung yang invasif dan sanggup mengganggu keberadaan burung asli daerah tersebut. Sudah poly perkara terjadi dimana burung asli terusik sang eksistensi burung pendatang, sehingga mengakibatkan punahnya populasi burung asli pada daerah tadi.
Burung yang mengidap penyakit
Hati-hati ketika melepasliarkan burung ke alam apalagi bila burung tersebut pada keadaan sakit atau terinfeksi penyakit. Burung yang mengidap penyakit beresiko mengembangkan penyakitnya ke burung lain yang terdapat di alam liar.
Karena itulah, sebelum melepasliarkan burung ke alam liar, terdapat baiknya kita mengetahui bagaimana karakter dan penyebaran mereka atau berkonsultasi dahulu menggunakan pihak terkait misalnya BKSDA apabila burung yg akan dilepaskan itu terdiri dari jumlah yang cukup banyak serta jika yg akan dilepasliarkan itu termasuk jenis yang dilindungi jangan hingga eksistensi burung tersebut pada alam justru menyebabkan terganggunya burung lain atau malah burung itu sendiri yg tidak sanggup mengikuti keadaan dan tidak bisa bersaing dengan burung lainnya.
Sebelum melepasliarkan burung ke alam liar, terdapat beberapa aturan yg harus dipahami diantaranya:
Mengenalkan kuliner alaminya yg bukan didapat berdasarkan hasil ternakan. Pakan burung peliharan selama ini adalah jangkrik, kroto, ulat hongkong serta ulat kandang, pakan-pakan tersebut umumnya diperoleh dari para peternak. Untuk membantu burung bertahan hidup di alam liar, terutama burung yg telah lama dipelihara, hasil tangkaran atau dirawat sejak masih anakan, maka burung tersebut harus mulai dikenalkan dengan pakan alaminya seperti ulat, kumbang, cacing dan sebagainya. Hilangkan kebiasaan burung mengkonsumsi pakan kering / voernya, sehingga dengan begitu burung tersebut memiliki peluang bertahan hayati yg relatif panjang.
Cek kondisi kesehatannya sebelum burung akan dilepasliarkan. Burung yang mengidap suatu penyakit dampak bakteri, virus atau parasit mampu mengganggu atau menulari burung liar yang menetap pada tempat tersebut. Sebelum dilepaskan usahakan burung tersebut melalui tahapan karantina terlebih dahulu.
Jangan lepaskan burung yg sudah jinak. Melepasliarkan burung yg sudah jinak cenderung akan memberinya kematian saat berada pada alam liar. Burung yang telah jinak cenderung kurang peka terhadap lingkungannya terutama hewan predator sehingga mereka akan gampang sekali menjadi mangsanya. Sebelum dilepaskan ke alam, terdapat baiknya burung yang jinak tadi diberikan terapi penggirasan atau dibentuk jadi liar kembali.
Jangan melepasliarkan burung yg bukan asal dari wilayah penyebarannya. Pelepasan burung menurut pasar tanpa kajian ekologi justru berpotensi mengakibatkan masalah diantaranya penularan penyakit ke burung liar maupun ledakan populasi burung asing yang kemudian menjadi kompetitor bagi jenis orisinil.
Dengan mencermati beberapa hal di atas, mudah-mudahan burung yang akan kita lepasliarkan itu sanggup memberi manfaat poly baik bagi lingkungan dan pula burung lain yang telah terdapat.
Semoga bermanfaat
Burung yg telah dipelihara usang.
Burung peliharaan yg telah dirawat sejak lama cenderung tidak mampu mencari makan sendiri. Kebiasaan mereka selama ini merupakan menunggu makanan bukan mencari kuliner, karena itu waktu burung tersebut tanggal dari sangkarnya atau sengaja dilepasliarkan akan mengalami kesulitan dalam menerima makanannya. Selain itu pula belum mempunyai pengalaman ketika bersaing menerima makanan dengan burung-burung liar. Akibatnya poly dari burung tersebut yang mangkat kelaparan atau tertangkap balik ketika mendekati rumah yg terdapat sangkar burungnya buat menerima kuliner.
Burung yang bukan dalam daerah penyebarannya
Melepasliarkan burung pada daerah yang bukan termasuk daerah penyebaran burung tadi mempunyai resiko yang cukup besar bagi burung liar yg telah ada (burung lokal) juga burung itu sendiri. Karena kita belum tahu bagaimana karakter sebenarnya berdasarkan burung tadi di alam liar, sehingga dikhawatirkan jenis burung yang akan dilepasliarkan itu termasuk jenis burung yang invasif dan sanggup mengganggu keberadaan burung asli daerah tersebut. Sudah poly perkara terjadi dimana burung asli terusik sang eksistensi burung pendatang, sehingga mengakibatkan punahnya populasi burung asli pada daerah tadi.
Burung yang mengidap penyakit
Hati-hati ketika melepasliarkan burung ke alam apalagi bila burung tersebut pada keadaan sakit atau terinfeksi penyakit. Burung yang mengidap penyakit beresiko mengembangkan penyakitnya ke burung lain yang terdapat di alam liar.
Karena itulah, sebelum melepasliarkan burung ke alam liar, terdapat baiknya kita mengetahui bagaimana karakter dan penyebaran mereka atau berkonsultasi dahulu menggunakan pihak terkait misalnya BKSDA apabila burung yg akan dilepaskan itu terdiri dari jumlah yang cukup banyak serta jika yg akan dilepasliarkan itu termasuk jenis yang dilindungi jangan hingga eksistensi burung tersebut pada alam justru menyebabkan terganggunya burung lain atau malah burung itu sendiri yg tidak sanggup mengikuti keadaan dan tidak bisa bersaing dengan burung lainnya.
Sebelum melepasliarkan burung ke alam liar, terdapat beberapa aturan yg harus dipahami diantaranya:
Mengenalkan kuliner alaminya yg bukan didapat berdasarkan hasil ternakan. Pakan burung peliharan selama ini adalah jangkrik, kroto, ulat hongkong serta ulat kandang, pakan-pakan tersebut umumnya diperoleh dari para peternak. Untuk membantu burung bertahan hidup di alam liar, terutama burung yg telah lama dipelihara, hasil tangkaran atau dirawat sejak masih anakan, maka burung tersebut harus mulai dikenalkan dengan pakan alaminya seperti ulat, kumbang, cacing dan sebagainya. Hilangkan kebiasaan burung mengkonsumsi pakan kering / voernya, sehingga dengan begitu burung tersebut memiliki peluang bertahan hayati yg relatif panjang.
Jangan lepaskan burung yg sudah jinak. Melepasliarkan burung yg sudah jinak cenderung akan memberinya kematian saat berada pada alam liar. Burung yang telah jinak cenderung kurang peka terhadap lingkungannya terutama hewan predator sehingga mereka akan gampang sekali menjadi mangsanya. Sebelum dilepaskan ke alam, terdapat baiknya burung yang jinak tadi diberikan terapi penggirasan atau dibentuk jadi liar kembali.
Jangan melepasliarkan burung yg bukan asal dari wilayah penyebarannya. Pelepasan burung menurut pasar tanpa kajian ekologi justru berpotensi mengakibatkan masalah diantaranya penularan penyakit ke burung liar maupun ledakan populasi burung asing yang kemudian menjadi kompetitor bagi jenis orisinil.
Dengan mencermati beberapa hal di atas, mudah-mudahan burung yang akan kita lepasliarkan itu sanggup memberi manfaat poly baik bagi lingkungan dan pula burung lain yang telah terdapat.
Semoga bermanfaat
0 Response to "INI ALASAN JANGAN LEPAS BURUNG SEMBARANGAN"
Post a Comment