MACAMMACAM PENYAKIT DAN VAKSIN AYAM
January 09, 2019
Add Comment
Sejarah singkat vaksin
Pada selesai tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal menjadi salah satu revolusi teknologi yg sangat menjanjikan pada kurun ke 20 ini. Pentingnya bioteknologi secara strategis dan potensinya buat donasi pada bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumberdaya alam serta lingkungan mulai sebagai fenomena yang semakin berkembang.
Saat ini walaupun masih dalam tingkat pengembangan, industri bioteknologi mulai matang dan membuat produk-produk yg mampu dipasarkan. Dimana keberhasilan-keberhasilan komersial serta terobosan-terobosan teknologi yang dramatis sudah serta sedang diraih.
Walaupun demikian, asa-harapan mengenai penerapan bioteknologi dalam 15-20 tahun yang kemudian sanggup dikatakan belum seluruhnya menjadi kenyataan. Dan bahkan kendala-hambatan yg timbul kadangkala tidak diantisipasi sebelumnya.
Dalam GBHN 1993 khususnya target Bidang Pembangunan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi pada Pelita VI, Bioteknologi juga dimasukkan pada Kebijaksanaan Nasional menjadi suatu bidang Iptek yang perlu dikembangkan.
- Pengobatan gres dan diperbaiki - buat mengobati penyakit,
- Antibiotika - yg lebih baik dan lebih murah
- Vaksin – penyakit viral
- Tes cepat – membantu dokter binatang buat diagnosa yang seksama buat poly sekali penyakit
- Metoda yg diperbaiki – buat kecocokan organ dalam transplantasi
- Teknik-teknik – untuk mengoreksi dan mengobati penyakit
Vaksin AI : buat mencegah endemi flu burung
Vaksin Coryza : buat mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza (injeksi)
Vaksin ND + IB : buat mencegah penyakit Newcastle Disease serta Infectious Bronchitis ( tetes mata / suntik di dada tergantung umur ayam)
Vaksin ND : untuk mencegah penyakit Newcastle Disease pada unggas (tetes/suntik)
Vaksin Marek : buat mencegah penyakit Marek dan diberikan secara ketika kecil (DOC)
Vaksin IB : buat membangun ayam tahan terhadap Infectious Bronchitis (dicampur air minum)
Vaksin Gumoro : mencegah sakit gumboro ( diberikan pada air minum.)
Vaksin Coryza : buat mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza (injeksi)
Vaksin Fowl Pox/Cacar : (suntik sayap)
Vaksin ILT : buat kebal pd infeksi dalam kanal laringotracheal (tetes mata, tetes hidung , dikasih diair minum)
Vaksin EDS : buat mencegah terjadinya Egg Drop Syndrom dalam ayam
macam macam penyakit ayam dan cara pencegahannya
Ayam Turun Urat
Turun urat yaitu keliru satu penyakit pada ayam yang relatif mengganggu, khususnya pada pada pergerakan sehingga menimbulkan keterbatasan gerakan saat melaksanakan tarung. Dari beberapa pengalaman yg didapat sang keliru satu temen, ia punya beberapa pengalaman dalam melaksanakan perawatan ayam yg turun urat serta berhasil/sembuh. Berikut beberapa sharing dari bang Stenly. Penyebab terjadinya turun urat pada ayam mampu ditimbulkan beberapa hal yaitu: Ayam yg terlalu belia saat pada Gebrak atau ayam muda di gebrak versus ayam tua, dimana ayam yang terlalu belia struktur tulang serta otot-otornya masih belum aporisma dan bertenaga. Pada kasus yg lain, terdapat pula ayam yang remaja akan tetapi mampu turun urat karena benturan yg terlalu keras. Ciri-karakteristik ayam yg mengalami turun urat: Sesudah pada Gebrak kaki ayam lebih panas menurut umumnya ini mampu di ketahui dgn cara meraba. Ayam senang mengangkat kakinya dan saat berjalan terlihat pincang dan tidak mau bertumpu dalam kaki yg mengalami turun urat. Beberapa perawatan yg bisa dilakukan: Setiap hari (sesering mungkin) kaki ayam yg turun urat diperban/dibungkus dgn kain dgn menempelkan Daun SERE yg pada tumbuk halus. Diusahakan biar kaki ayam sanggup menginjak tanah (di bungkus menyerupai merawat orang patah tulang). Di ketika akan mengganti DAUN Sere, sebaiknya kaki ayam pada rendam dgn air cuek / air es beberapa mnt, lalu dibungkus lagi menyerupai semula. Ayam diberi minum obat Rheumatik atau sejenisnya. Mudah2an menggunakan melaksanakan terapi di atas, penyakit turun ayam akan mampu tersolusikan.
Penyakit Snot
Penyakit Snot atau coryza disebabkan oleh basil Haemophillus gallinarum. Penyakit Snot sanggup menyerang seluruh umur ayam dan terutama menyerang anak ayam, umumnya penyakit ini ada akhir adanya perubahan aktualisasi diri secara umum dikuasai serta poly ditemukan pada kawasan tropis. Perubahan ekspresi secara umum dikuasai umumnya akan mensugesti kesehatan ayam. Angka morbiditas kawanan unggas bervariasi antara 1-30%. Mortalitas atau Angka maut yang ditimbulkan sang penyakit ini mencapai 30%. Cara penularan Bakteri Haemophillus gallinarum hanya mampu bertahan diluar diinduk semang nir lebih menurut lebih dari 12 jam. Penularan penyakit Snot atau coryza bisa melalui kontak pribadi dengan ayam yang sakit jua mampu melalui udara, debu, pakan, air minum, petugas sangkar serta alat-alat yang dipakai. Gejala klinis Ayam yg secara klinis telah terinfeksi memberitahuakn indikasi-pertanda sebagai berikut - pengeluaran cairan air mata - ayam terlihat mengantuk menggunakan sayapnya turun atau menggantung - keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan serta berbau khas - Pembengkakan didaerah sinus infra orbital - masih ada kerak dihidung - napsu makan - ayam mengorok serta sukar bernapas - pertumbuhan menjadi lambat. Perubahan patologi Pada kasus akut dijumpai konjungtivitis berat dan peradangan pada pinggir kelopak mata (periorbital fascia). Pada masalah kronis dijumpai sinusitis yang bersifat serosa hingga kaseosa. Diagnosis Bakteri Haemophillus gallinarum mampu diisolasi menurut swab sinus ayam yg menderita penyakit akut. Isolasi laboratorium bisa dilakukan menggunakan menggunakan plat biar darah yang sudah digores staphylococcus sp serta diinkubasi dalam suasa anaerob. Diferential diagnosa Diagnnosa banding berdasarkan penyakit coryza yaitu Mikoplasmosis atau Chronic Respiratory Disease (CRD) dan Infectious Laryngotracheitis (ILT) . Pengobatan Pengobatan penyakit snot dalam unggas yaitu menggunakan tunjangan preparat sulfat menyerupai sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Pemberian sulfonamida mampu dikombinasikan dengan tetrasiklin buat mengobati coryza serta mampu diberikan melalui air minum atau disuntikkan secara intramuskular. Perhatikan withdrawal time pada ayam petelur karena obat tadi bisa mengkontaminasi telur serta kualitas menurut kerabang telur. Pengendalian Upaya pencegahan yg mampu dilakukan yaitu menggunakan menjaga kebersihan sangkar serta lingkungan menggunakan baik. Kandang sebaiknya terkena sinar surya pribadi sebagai akibatnya mengurangi kelembaban. Kandang yg lembab dan berair memudahkan timbulnya penyakit ini. Penyakit Ngorok atau Chronic Respiratory Disease (CRD) Penyakit Ngorok biasa jua disebut dengan Chronic Respiratory Disease (CRD) atau mikoplasmosis atau Sinusitis atau Air Sac. Penyakit Chronic Respiratory Disease ditimbulkan oleh basil Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam dalam usia 4-9 minggu. Penularan terjadi melalui kontak pribadi, peralatan kandang, tempat makan serta minum, insan, telur tetas atau DOC yang terinfeksi. Faktor predisposisi atau faktor pendukung - Kondisi sangkar yg lembab - Kepadatan kandang yang terlalu tinggi - Litter yg kemarau - Kadar amonia yg tinggi. Cara penularan Penularan penyakit terjadi baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal bisa melalui induk yang menularkan penyakit melalui telur dan horizontal disebarkan dari ayam yg sakit ke ayam yang sehat. Penularan penularan tidak langsung bisa melalui hubungan menggunakan tempat peralatan, loka pakan, binatang liar juga petugas kandang. Gejala klinis Ngorok basah, adanya leleran hidung lengket serta masih ada eksudat berbuih dalam mata serta ayam senang menggeleng-gelengkan kepalanya. Pada masalah kronis menimbulkan kekurusan dan munculnya cairan bernanah berdasarkan hidung. Pengobatan Pengobatan CRD pada ayam yg sakit mampu diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis 0.5 mililiter/L air minum, tetraclorin secara berkaitan dengan mulut atau bacytracyn yang diberikan dalam air minum. Pencegahan Membeli ayam baik indukan, pejantan, serta anakan yg sahih-sahih terbebas berdasarkan chronic respiratory disease (CRD). Menjaga kebersihan dan tingkat kelembaban sangkar dan area ayam. Penyakit Infectious Laryngotracheitis (ILT) Infectious Laryngotracheitis (ILT) merupakan penyakit kontagius dalam kanal pernafasan yg dicirikan menggunakan kesulitan bernafas, menjulurkan leher karena kesulitan bernafas, konjungtivitis, adanya inflamasi yg mengelilingi membran mata. Penyakit ini ditimbulkan sang Herpes virus, yang bisa hayati 8-10 hari dalam leleran, lebih dari 70 hari didalam karkas, kemudian mampu hidup lebih menurut 80 hari pada eksudat (trachea atau kanal pernafasan) dalam kondisi alami. Penyakit ini berlangsung selama dua-6 ahad pada flok, dan lebih lama dibandingkan penyakit respirasi viral yang lainnya. Penyakit ini sangat berbahaya karena: Angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi p terdapat satu flok. Menyebabkan kerugian ekonomi. Tidak sanggup diobati Penyakit ini mampu dicegah, tetrapi bisa menimbulkan ayam carier bagi yang telah pernah terinfeksi. Penyakit ini nir menular dalam insan dan insiden paling sering terjadi dalam ayam. Tetapi bisa pula menginfeksi kalkun, burung unta serta unggas lainnya. Burung liar sanggup berperan menjadi carier. Penularan Virus Infectious Laryngotracheitis (ILT) ditularkan melalui kanal pernafasan serta sanggup menular melalui udara secara hubungan langsung antar burung contohnya pada satu kandang. Virus masuk serta menginfeksi burung melalui mata, hidung atau ekspresi. Mukus serta darah yang mengandung virus bisa keluar melalui batuk serta membuatkan penyakit. Masa inkubasinya 6-12 hari. Kejadian outbreak mampu dikarenakan kemudian lintas unggas, pekerja dan alat-alat sangkar, dan syarat lingkungan yg memungkinkan terjadinya penyebaran.
Dyspnoe rinitis
penurunan produksi telur dan daging kadang kadang mengalami pneumonia atau bronkhopneumonia mortalitas mencapai 50% Diagnosa Pada penyakit yang akut dicirikan menurut tanda-pertanda klinis dan penemuan darah, mukus, dan eksudat kaseosa pada trachea. Secara mikroskopik ditandai menggunakan desquamative dan nekrotic tracheitis. Diagnosa mungkin mampu diperkuat menggunakan ditemukannya inclusion body intramuclear pada epitel trachea, isolasi serta identifikasi virus secara khusus dengan chicken embryo dan kultur jaringan atau menggunakan inokulasi dalam sinus intraorbital buat mengetahui imunitasnya. Spesimen mampu juga diinokulasi pada membran chorioallantois dalam telur ayam berembrio Pemeriksaan mikroskopiknya pada lesi membran chorioallantois masih ada inclusion body intranuclear. Dapat dibedakan dengan Fowlpox dalam lesi trachea dan inclusion bodynya berupa inclusion body intracytoplasmic. Diagnosa mampu juga dilakukan dengan PCR. Diferensial diagnosa Infectious Bronchitis Newcastle Disease Mycoplasmosis Avian coryza Pencegahan Meminimalisir kotoran dan debu. Penggunaan mild expectorants. Vaksinasi baik secara eye drop, spray maupun lewat air minum.
Penyakit Berak Kapur atau Pullorum
Pullorum merupakan penyakit menular dalam ayam yang dikenal menggunakan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini menimbulkan mortalitas yg sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain menyerupai kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung liar. Pullorum atau Berak kapur ditimbulkan sang basil salmonella pullorum serta basil gram negatif. Bakteri ini sanggup bertahan ditanah selama 1 tahun Di Indonesia penyakit pullorum adalah penyakit menular yg seringkali ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terjangkit pullorum tapi nomor maut tertinggi terjadi pada anak ayam yang gres menetas. Angka morbiditas pada anak ayam acapkali mencapai lebih berdasarkan 40% sedangkan angka mortalitas atau angka maut bisa mencapai 85%. Cara penularan Penularan penyakit Pullorum mampu melalui dua jalan yaitu: - Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur. - Secara horizontal terjadi melalui hubungan langsung antara unggas secara klinis sakit menggunakan ayam karier yang telah sembuh, sedangkan penularan tidak eksklusif bisa melalui kontak dengan alat-alat, kandang, litter dan sandang dari pegawai kandang yang terkotori. Gejala klinis - napsu makan menurun - feses (kotoran) kotoran berwarna putih menyerupai kapur - Kotorannya melekat di sekitar dubur berwarna putih - kloaka akan sebagai putih karena feses yg telah keringkering - jengger berwarna keabuan - mata menutup dan nafsu makan turun - tubuh anak ayam sebagai lemas - sayap menggantung serta kusam - lumpuh karena artritis - suka bergerombol Perubahan patologi Pada perkara yg akut tak jarang dijumpai pembesaran pada ahati dan limpa dan kadang kadang tak jarang diikuti omfalitis. Pada masalah kronis dijumpai abuh pada organ dalam serta adanya radang dalam usus buntu (tiflitis kaseosa) yg ditandai adanya bentuk berwarna abu-abu didalam usus buntu. Diagnosis Isolasi dan identifikasi salmonella pullorum mampu diambil melalui hati, usus maupun kuning telur bisa dilakukan pembiakan kedalam medium. Ayam karier yg telah sembuh bisa diidentifikasi dengan penggumpalan darah secara cepat (rapid whole blood plate aglutination test). Pengobatan Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik menyerupai furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan maut anak ayam, akan tetapi nir bisa menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang terjangkit dimusnahkan buat menghilangkan karier yg bersifat kronis. Pencegahan Ayam yg dibeli dari biro penetasan atau suplier wajib memiliki akta bebas salmonella pullorum. Melakukan desinfeksi dalam kandang dengan formaldehyde 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan menurut kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan. Penyakit Gumoro (Infectious Bursal Disease) Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama belahan fibrikus serta thymus. Kedua belahan ini adalah pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yg parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini seringkali disebut menjadi AIDSnya ayam. Ayam yang terkena akan menerangkan indikasi-indikasi menyerupai gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu pada lebih kurang anus kotor serta lengket dan diakhiri menggunakan maut ayam. Virus yg mengakibatkan penyakit ini yaitu virus dari genus Avibirnavirus. Di dalam tubuh ayam, virus ini mampu hidup hingga lebih dari 3 bulan, lalu akan berubah menjadi infeksius. Gumoro memang nir menyebabkan maut secara eksklusif pada ayam, namun infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan maut menggunakan cepat karena kekebalan tubuhnya nir bekerja.
Penyakit Gumoro
yang menyerang anak ayam dalam usia 2 – 14 ahad mampu diindikasikan menggunakan indikasi-indikasi awal sbb: Napsu makan berkurang. Ayam tampak indolen dan mengantuk. Bulu tampak kusam dan umumnya disertai dengan diare berlendir yg mengotori bulu pantat. Peradangan pada kurang lebih dubur serta kloaka.umumnya ayam akan mematoki duburnya sendiri. Apabila tidur, paruhnya melekat di lantai serta keseimbangan tubuhnya terganggu. Kemudian ada pendapat yg berbeda yang menyebutkan indikasi-pertanda gumoro yaitu sbb:
Penyakit Tetelo Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (ND) biasa jua diklaim dengan istilah penyakit Samper Ayam ataupun Pes Cekak. Dimana penyakit ini adalah suatu infeksi viral yang menimbulkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini ditimbulkan sang virus Paramyxo dan umumnya dikualifikasikan sebagai: Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menimbulkan maut yg luar biasa bahkan hingga 100%. Tipe yang lebih ringan diklaim degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa sporadis mengalami kematian. Pada taraf ini ayam akan menampakangejala menyerupai gangguan pernapasan dan saraf. Tipe lemah (lentogenik) adalah stadium yg hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja bisa menyebabkan produktivitas telur sebagai turun dan kualitas kulit telur menjadi tidak baik. Gejala yg tampak nir terlalu kasatmata hanya masih ada sedikit gangguan pernapasan. ND sangat menular, umumnya pada 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar. Pada termin yg tentang pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini nir mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yg dinyatakan sembuh dari ND nir akan dinyatakan menjadi “carrier” serta umumnya virus nir akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Gejala yg nampak dalam ayam yang terkena penyakit ini yaitu menjadi berikut:
Excessive mucous pada trakea. Gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin serta ngorok saat bernapas. Ayam tampak lesu. Napsu makan menurun. Produksi telur menurun. Mencret, kotoran encer relatif kehijauan bahkan sanggup berdarah. Jengger serta ketua kebiruan, kornea sebagai keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan sampai gangguan saraf yang mampu menimbulkan kejang-kejang serta leher terpuntir. Penanggulangan penyakit ini sanggup dilakukan menggunakan beberapa cara yaitu: Ayam yang tertular wajib dikarantina atau bila sudah dalam stadium berbahaya maka harus dimusnahkan. Vaksinasi wajib dilakukan buat memperoleh kekebalan. Vaksinasi pertama, dilakukan dengan cara tunjangan melalui tetes mata dalam hari ke dua. Untuk berikutnya tunjangan vaksin dilakukan dengan cara suntikan pada intramuskuler otot dada. Untuk memudahkan untuk mengingat tentang waktu tunjangan vaksin, seseorang ahli menyarankan biar menawarkan vaksin ini dilakukan menggunakan model 444. Maksudnya vaksin ND diberikan dalam ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan serta seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Akan tetapi model tunjangan ini bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan serta efektivitas terbaik berdasarkan hasilnya. Pencegahan yang harus dilakukan sang para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius yaitu menjadi berikut.
Memelihara kebersihan sangkar dan sekitarnya. Kandang wajib menerima sinar matahari yang cukup dan jendela yang baik.Memisahkan ayam lain yg dicurigai sanggup menularkan penyakit ini.Memberikan ransum jamu yang baik, yg terbuat dari bahan-bahan tradisional yang bisa membantu menaikkan kekuatan serta kekebalan tubuh ayam.Introduction Penyakit AyamDalam memelihara ayam bangkok juga ayam lain pada umumnya, sanggup terjadi poly sekali variasi penyakit yang sudah sangat dipahami atau familiar bagi peternak, baik peternak berukuran mini , menengah maupun skala besar .
Berbicara keberhasilan mengenai peternakan (tanpa tergantung skala bisnisnya) oleh seseorang peternak ditentukan menurut pengetahuan dan pemahaman menggunakan pengenalan sumber kendala dan ancaman menurut penyakit yg mungkin bisa membuahkan ledakan penyakit menular serta menjadikan sangat merugikan. Oleh karena itu, pengamanan dan menjauhkan ternak ayam menurut asal endemi serta kendala potensial tadi menjadi prioritas dan perhatian khusus. Dimulai dengan pemilihan indukan yg unggul, pengelolaan yg baik, sanitasi, peningkatan daya tahan ayam menggunakan vaksinasi dan usaha menjauhkan ternak ayam berdasarkan asal penyakit yaitu kunci sukses dalam beternak ayam. Pada prinsipnya, penyakit ayam sanggup disebabkan sang tiga macam hal utama yaitu Penyakit yang menular dan disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, benalu serta jamur. Penyakit yang ditimbulkan oleh faktor atau alasannya adalah lainnya. Penyakit yg disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan zat-zat kuliner yang diharapkan dalam perkembangan serta ketahanan tubuh ayam yg lebih disebabkan karena ketergantungan ayam dalam kualitas makanan yg diberikan oleh peternak
0 Response to "MACAMMACAM PENYAKIT DAN VAKSIN AYAM"
Post a Comment