PERILAKU DAN PENANGKARAN KAKATUA MALUKU

Kakatua maluku atau Cacatua moluccensis ( Salmon-crested cockatoo) merupakan burung kakatua endemik dari kepulauan Seram serta Maluku pada daerah Indonesia bagian timur, di habitatnya mereka bermukim pada hutan-hutan dataran rendah dengen ketinggian 1000 meter diatas permukaan bahari, mencari makan biji-bijian, kacang, butir serta kelapa. Kekuatan paruh menurut burung kakatua maluku ini mencapai berat 2000 Kg sebagai akibatnya mampu memecahkan kulit kelapa yg keras.


Burung kakatua maluku ini merupakan keliru satu burung dari jenis paruh bengkok yg sangat dilindungi lantaran keberadaannya pada habitat yang telah terancam dan semakin langka, seperti tercantum pada lampiran 1 CITES sejak tahun 1989 serta peraturan UU pemerintah mengenai proteksi beberapa jenis burung yang termasuk langka.

Ciri spesifik dari kakatua maluku adalah jambulnya yang spesial yg berwarna merah jambu yg mampu ditegakan, yang menarik adalah karakter yg ditunjukan saat burung ini menegakan jambulnya merupakan mengambarkan bahwa :


  • Burung ini sedang mencari perhatian pasangannya.
  • Burung kakatua yg sedang mencoba mempertahankan wilayah atau kelompoknya.
  • Burung yang sedang memanggil anggota kelompoknya.
  • Burung yang sedang mengeskpresikan keingin-tahuan / rasa penasarannya.
  • Burung yang sedang mengeskpresikan rasa senang atau gembira, kaget, frustasi atau takut.
Burung kakatua yg sedang menegakan jambulnya ini lebih baik dihindari buat didekati lantaran resiko digigit, bayangkan saja kekuatan tenaga dari paruh burung kakatua ini yang sanggup memecah butir kelapa dengan mudah.
Lain halnya bila jambul mereka sedang diturunkan maka karakter dari burung tersebut menunjukan keramahan, ketenangan serta sanggup di ajak main oleh kita.
Perbedaan jantan dan betina
Membedakan antara burung kakatua jantan dengan betina menurut kakatua maluku ini sangat gampang, yaitu menggunakan melihat rona matanya dimana burung jantan akan memiliki warna mata coklat atau hitam gelap sedangkan burung betina dewasa memiliki warna coklat kemerahan, hal ini mampu terlihat menggunakan kentara apabila kita menyenter matanya menggunakan lampu senter yg kecil.
Menangkarkan Kakatua Maluku
Menangkarkan burung ini merupakan salah satu upaya konservasi untuk mencegah kepunahan, sudah poly penangkar burung pada Indonesia yang mengkhususkan penangkaran burung jenis kakatua inim misalnya penangkaran Megananda Bird and Orchid Farm yang berlokasi di kota Bogor, atau penangkar paruh bengkok lainnya yang terdapat diberbagai wilayah pada seluruh Indonesia.
Menangkar burung paruh bengkok homogen kakatua maluku ini tidaklah sesederhana seperti kedengarannya, karena buat mekar biakannya kita terlebih dahulu harus melalukan banyak penelitian dan pencarian keterangan dengan peternak yang telah berpengalaman, karena burung yang akan ditangkarkan ini adalah burung endemik yang kentara-jelas dilindungi sang undang-undang. Jadi sangat penting sekali buat menjaga kesehatan burung selama dalam kandang perawatannya.
Jika anda telah siap dengan beberapa hal misalnya pengurusan ijin penangkaran, porto, ketika, akses mudah ke dokter fauna, penjaga ataupun pembantu buat mengurus penangkaran dan segala hal yg berkaitan menggunakan perawatan seperti ketersediaan obat-obatan dan juga kandang karantina spesifik. Maka itu ialah anda sudah benar-benar siap buat memulai penangkarannya.
Perilaku perjodohan
Salah satu perilaku yang ditunjukan sang burung jantan sewaktu perjodohan adalah tak jarang mengerutkan bulu-bulunya, melebarkan ekor, membuka sayap dan menegakan jambulnya. Serta tak jarang berkiprah seperti mengangguk-angguk atau memantul. Pada perjumpaan pertama umumnya burung betina akan berusaha menghindari atau bersikap cu-ek padanya, namun selama beberapa hari dipertemukan burung betinapun akan membiarkan burung jantan mendekatinya.
Setelah mereka berpasangan, mereka akan sering terlihat saling bersolek dengan menyisir kepala pasangannya serta juga ekornya. Hal ini membuktikan bahawa sudah ada ikatan interaksi emosional pada mereka. Serta sehabis beberapa waktu burung jantan akan mulai melakukan ritual kawinnya dan akan berlanjut ke proses selanjutnya yaitu proses berkembang biakan.
Kakatua merupakan burung yg sejodoh sehidup dan semati, oleh lantaran itulah memisahkan burung kakatua yg sudah memiliki pasangannya akan menyebabkan depresi atau stress tingkat tinggi dalam mereka. Namun ada kalanya dalam penangkaran ini seekor burung kakatua jantan akan bertingkah sangat militan terhadap betinanya contohnya menggunakan menggigit wajahnya, sayap ataupun kaki menurut burung betinanya. 


Dengan menaruh wing clipping pada burung kakatua jantan bisa mengurangi resiko betina terkena agresi lebih parah lagi serta membuat burung betina menggunakan cepat menghindari si jantan. Perilaku militan ini sanggup terjadi apabila pasangan telah tidak cocok dan ada kalanya jua konduite militan dari burung jantan ini ada akibat kegaduhan atau bunyi bising / berisik berdasarkan lingkungan lebih kurang sangkar, yg menciptakan burung jantan mengalami stress dan depresi sampai akhirnya menyerang burung betinanya.
Kandang penangkaran yg dipakai.
Kandang penangkaran yg dipakai wajib sebisa mungkin jauh dari lingkungan yg bising atau ramai, hening serta terlindung menurut panas ataupun hujan. Ukuran luasnya sendiri tidak terdapat batasan minimal ataupun maksimal , selama pada sangkar tadi burung masih bisa terbang merentangkan sayapnya dan berloncatan kesana-kemari dengan leluasa maka kandang itulah yang digunakan.
tempat sarang yg digunakan mampu menggunakan pohon yang dilubangi atau menurut glodok berbahan kayu, plastik ataupun besi yg ukuran besar yg diberi lubang sebagai pintu masuknya.



Pintu masuk yg berjumlah double atau ganda ini dimungkinan buat mencegah kemungkinan burung kakatua jantan akan menjebak burung betina pada kotak sarangnya. Ukuran kotak sarang ini adalah lebih kurang 18 sampai 24 inch, mampu menggunakan bahan menurut logam, plastik ataupun kayu serta bahan lainnya. Bagian dalam buat tempat bertelur bisa berukuran 12 inch atau terhantung akbar kecilnya burung tadi.
Burung betina akan bertelur dengan jumlah telur antara dua sampai 3 telur, menggunakan masa pengeraman atau inkubasi sekitar 24 hingga 26 hari, serta sehabis berusia 12 hingga 14 minggu anak-anaknya akan telah bisa keluar berdasarkan sarangnya  dan sebagai dewasa.  



Metode yg paling poly dilakukan pada penangkaran burung kakatua adalah merawat anakan menurut lolohan, misalnya dengan handfeeding, sangat dianjurkan apabila ingin mempunyai burung kakatua yg sanggup jinak, pintar serta terlatih dan dalam hal ini tentu saja diharapkan saat dan pembantu yg siap merawat serta memberi makan dengan cara handfeeding pada piyikan kakatua tersebut. Dan selama merawat piyikan itulah piyikan disimpan pada wadah yg dilengkapi lampu penghangar serta selimut menjadi alasnya atu jika anda mempunyai inkubator mampu menyimpan piyikan tersebut dalam inkubator tadi.
Namun jika anda ingin membiarkan indukannya meloloh anak-anaknya maka perawatan yg sanggup anda lakukan merupakan terus memantau kondisi sarang setiap hari buat memastikan anak-anaknya diberi makan menggunakan benar, berikan butir-buahan serta kuliner yang segar dan air higienis setiap harinya buat mengklaim kebutuhan pakan bagi orang tua serta anak-anaknya tadi. Berikan vitamin sebagai penunjang untuk menjaga syarat tubuh mereka.
Dengan mengembang biakan burung kakatua menakutkan atau maluku ini, diperlukan akan terjadi keseimbangan alam antara habitat pada alam dan keberadaan di dalam penangkaran.

Related Posts

0 Response to "PERILAKU DAN PENANGKARAN KAKATUA MALUKU"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel