TERNAK BURUNG KEPODANG SI KUNING
January 09, 2019
Add Comment
Ternak Burung Kepodang SI KUNING
Kepodang (Oriolus chinensis) merupakan burung panduAN BURUNGan yang cantik, bahkan sebagai maskot satwa Provinsi Jawa Tengah (ditetapkan di masa kepemimpinan Gubernur HM Ismail: 1983 - 1993). Meski demikian, burung ini jua dijumpai di sejumlah wilayah Indonesia dengan beberapa nama lokal seperti bincarung (Sunda), gantialus (Sumatera), kunyit akbar (Melayu), serta gulalahe (Sulawesi). PanduAN BURUNGannya merdu serta kencang, seperti alunan bunyi seruling. Sayangnya, panduAN BURUNGan merdu kepodang pada hutan-hutan kini mulai menghilang.
Menghilangnya burung kepodang pada hutan-hutan, terutama di Pulau Jawa, diduga jawaban penangkapan, perburuan menggunakan senapan mimis, juga alasannya adalah merupakan masih banyak warga yg menjalankan tradisi dengan memakai kepodang menjadi galat satu bab dari ritual tadi.
Popularitas burung kepodang pada Jawa acapkali diungkap melalui lagu (lelagon), peribahasa (wangsalan serta panyandra), sampai karya puisi terbaru.
Kepodang bagi masyarakat Jawa Tengah dipahami sebagai sebutan bagi burung berwarna kuning, yang mengandung makna filosofis sebagai generasi muda, anak, keindahan, kekompakan, serta keserasian.
Lantaran filosofi keindahan itulah, kepodang acapkali dipakai sebagai galat satu bab berdasarkan ritual tujuh bulanan, menggunakan virtual anak yg dikandung akan memiliki keindahan, kecantikan, atau ketampanan mirip kepodang. Apalagi kepodang dikenal menjadi burung pesolek, yg selalu menjaga kebersihan bulu serta sarangnya.
Di beberapa daerah di Jawa Barat, kepodang juga dianggap sebagai burung penolak bala. Rumah yang di dalamnya ada burung kepodang diyakini sebagian masyarakat Sunda dapat terhindar dari marabahaya mirip kebakaran, kemalingan, diserang ilmu santet, serta sebagainya. Benar serta tidak mitos tersebut, wallahu a’lam bis-sawab.
Berbagai ritual serta mitos itu, sedikit atau kecil, nampaknya ikut memengaruhi maraknya agresi penangkapan terhadap burung kepodang di habitatnya. Meski IUCN Red List menempatkan burung kepodang pada status Least Concern / LC (Risiko Rendah), fakta di lapangan berbicara lain: makin sulit menemukan kepodang pada alam liar, khususnya pada Jawa.
Habitat, perilaku, serta makanan
Burung kepodang termasuk dalam keluarga Oriolidae, dengan genus Oriolus, serta mempunyai 30 spesies di seluruh dunia. Hanya beberapa spesies yang dijumpai di Indonesia, contohnya burung kepodang emas, kepodang batu, serta kepodang kapur.
Di alam liar, burung kepodang hidup di hutan-hutan tropis serta beberapa spesies hidup di daerah subtropis mirip Asia Timur. Ada juga yang terlihat di tempat erat pantai, areal perkebunan, bahkan pekarangan rumah di pedesaan untuk mencari makan. Umumnya burung ini hidup berpasangan.
Wilayah persebarannya cukup luas, mulai dari daratan China, Asia Tengah (India, Bangladesh, serta Srilanka), sampai Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di negeri kita, kepodang dapat dijumpai mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, serta Nusa Tenggara. Di Jawa serta Bali, kepodang lebih sering berada di pepohonan pada dataran rendah.
Makanan utamanya ialah buah serta serangga berukuran besar. Ada keunikan dari burung ini, yaitu sering menculik anakan burung kecil dari sarangnya untuk dimakan. Karena alasan itulah, kepodang sering diusir burung-burung lain pada isu terkini berkembang biak.
Perawatan serta penangkaran kepodang
Perawatan kepodang gotong royong sama saja dengan burung pemakan buah serta serangga yang lain, terutama dari keluarga cica daun (leafbird) mirip cucak hijau. Silakan lihat pulang artikel perawatan harian burung cucak hijau di sini, sebagai rujukan bagi Anda yg memelihara kepodang.
Meski nir termasuk dalam daftar burung yg dilindungi di Indonesia, serta IUCN Red List masih menetapkannya dalam status Risiko Rendah, Om panduAN BURUNG menyarankan kepada siapapun yang mempunyai kepodang di rumah untuk memulai perjuangan penangkaran.
Siapa tahu dapat menjadi bisnis sampingan (bahkan utama) bagi Anda, terkait dengan tradisi serta kepercayaan sebagian masyarakat Jawa serta Sunda mengenai burung ini. Selain itu, bukankah kepodang merupakan burung multifungsi, yang dapat dijadikan penyanyi di rumah, sekaligus sebagai burung hias yang indah dipandang mata.
Burung kepodang agak sulit dibedakan jenis kelaminnya, sebab merupakan termasuk burung monomorfik (penampilan fisik hampir sama). Om panduAN BURUNG sudah menyebarkan tabel dalam bentuk gambar pada bawah ini, buat memandu Anda pada melaksanakan sexing terhadap burung kepodang.
Wadah sarang diletakkan pada sela-sela ranting tumbuhan, semoga suasananya mirip tempat asal orisinil. Wadah sarang bisa terbuat dari rotan atau besek berbentuk cawan yang ditempatkan pada posisi yg agak tinggi.
Bahan sarang antara lain berupa rumput-rumputan, jerami, atau ranting kering. Apabila proses perkawinan berhasil, induk betina akan bertelur sebanyak 2 butir, serta akan dieraminya selama 17 – 21 hari. Setelah menetas, anakan akan dirawat bersama oleh induk betina serta induk jantan.
Semoga Bermanfaat
Sumber : //ompandUAN BURUNG.com/
Kepodang (Oriolus chinensis) merupakan burung panduAN BURUNGan yang cantik, bahkan sebagai maskot satwa Provinsi Jawa Tengah (ditetapkan di masa kepemimpinan Gubernur HM Ismail: 1983 - 1993). Meski demikian, burung ini jua dijumpai di sejumlah wilayah Indonesia dengan beberapa nama lokal seperti bincarung (Sunda), gantialus (Sumatera), kunyit akbar (Melayu), serta gulalahe (Sulawesi). PanduAN BURUNGannya merdu serta kencang, seperti alunan bunyi seruling. Sayangnya, panduAN BURUNGan merdu kepodang pada hutan-hutan kini mulai menghilang.
Kepodang, si burung pesolek
Popularitas burung kepodang pada Jawa acapkali diungkap melalui lagu (lelagon), peribahasa (wangsalan serta panyandra), sampai karya puisi terbaru.
Kepodang bagi masyarakat Jawa Tengah dipahami sebagai sebutan bagi burung berwarna kuning, yang mengandung makna filosofis sebagai generasi muda, anak, keindahan, kekompakan, serta keserasian.
Lantaran filosofi keindahan itulah, kepodang acapkali dipakai sebagai galat satu bab berdasarkan ritual tujuh bulanan, menggunakan virtual anak yg dikandung akan memiliki keindahan, kecantikan, atau ketampanan mirip kepodang. Apalagi kepodang dikenal menjadi burung pesolek, yg selalu menjaga kebersihan bulu serta sarangnya.
Di beberapa daerah di Jawa Barat, kepodang juga dianggap sebagai burung penolak bala. Rumah yang di dalamnya ada burung kepodang diyakini sebagian masyarakat Sunda dapat terhindar dari marabahaya mirip kebakaran, kemalingan, diserang ilmu santet, serta sebagainya. Benar serta tidak mitos tersebut, wallahu a’lam bis-sawab.
Berbagai ritual serta mitos itu, sedikit atau kecil, nampaknya ikut memengaruhi maraknya agresi penangkapan terhadap burung kepodang di habitatnya. Meski IUCN Red List menempatkan burung kepodang pada status Least Concern / LC (Risiko Rendah), fakta di lapangan berbicara lain: makin sulit menemukan kepodang pada alam liar, khususnya pada Jawa.
Habitat, perilaku, serta makanan
Burung kepodang termasuk dalam keluarga Oriolidae, dengan genus Oriolus, serta mempunyai 30 spesies di seluruh dunia. Hanya beberapa spesies yang dijumpai di Indonesia, contohnya burung kepodang emas, kepodang batu, serta kepodang kapur.
Burung kepodang emas
—
Burung kepodang batu
—
Burung kepodang kapur
—
Dari ketiga jenis kepodang tersebut, yang paling banyak dipelihara serta dicari masyarakat untuk ritual mitoni artinya kepodang emas. Lantaran itu, penangkaran terhadap burung ini dianjurkan buat mengantisipasi makin menipisnya populasi kepodang emas pada Tanah Jawa.Di alam liar, burung kepodang hidup di hutan-hutan tropis serta beberapa spesies hidup di daerah subtropis mirip Asia Timur. Ada juga yang terlihat di tempat erat pantai, areal perkebunan, bahkan pekarangan rumah di pedesaan untuk mencari makan. Umumnya burung ini hidup berpasangan.
Wilayah persebarannya cukup luas, mulai dari daratan China, Asia Tengah (India, Bangladesh, serta Srilanka), sampai Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di negeri kita, kepodang dapat dijumpai mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, serta Nusa Tenggara. Di Jawa serta Bali, kepodang lebih sering berada di pepohonan pada dataran rendah.
Makanan utamanya ialah buah serta serangga berukuran besar. Ada keunikan dari burung ini, yaitu sering menculik anakan burung kecil dari sarangnya untuk dimakan. Karena alasan itulah, kepodang sering diusir burung-burung lain pada isu terkini berkembang biak.
Perawatan serta penangkaran kepodang
Perawatan kepodang gotong royong sama saja dengan burung pemakan buah serta serangga yang lain, terutama dari keluarga cica daun (leafbird) mirip cucak hijau. Silakan lihat pulang artikel perawatan harian burung cucak hijau di sini, sebagai rujukan bagi Anda yg memelihara kepodang.
Siapa tahu dapat menjadi bisnis sampingan (bahkan utama) bagi Anda, terkait dengan tradisi serta kepercayaan sebagian masyarakat Jawa serta Sunda mengenai burung ini. Selain itu, bukankah kepodang merupakan burung multifungsi, yang dapat dijadikan penyanyi di rumah, sekaligus sebagai burung hias yang indah dipandang mata.
Burung kepodang agak sulit dibedakan jenis kelaminnya, sebab merupakan termasuk burung monomorfik (penampilan fisik hampir sama). Om panduAN BURUNG sudah menyebarkan tabel dalam bentuk gambar pada bawah ini, buat memandu Anda pada melaksanakan sexing terhadap burung kepodang.
—
Sebagai gambaran, buat menangkar burung kepodang dibutuhkan kandang penangkaran yang luas menggunakan beberapa tenggeran / ranting, yang dilengkapi dengan tanaman alami maupun flora protesis yang rindang.Wadah sarang diletakkan pada sela-sela ranting tumbuhan, semoga suasananya mirip tempat asal orisinil. Wadah sarang bisa terbuat dari rotan atau besek berbentuk cawan yang ditempatkan pada posisi yg agak tinggi.
Bahan sarang antara lain berupa rumput-rumputan, jerami, atau ranting kering. Apabila proses perkawinan berhasil, induk betina akan bertelur sebanyak 2 butir, serta akan dieraminya selama 17 – 21 hari. Setelah menetas, anakan akan dirawat bersama oleh induk betina serta induk jantan.
Semoga Bermanfaat
Sumber : //ompandUAN BURUNG.com/
0 Response to "TERNAK BURUNG KEPODANG SI KUNING"
Post a Comment