BUDIDAYA TERNAK KELINCI
January 09, 2019
Add Comment
Budidaya Ternak Kelinci
Berikut ini artinya serba-serbi budidaya ternak kelinci dimulai dengan sejarah singkat ternak kelinci, sentra budidaya ternak kelinci, jenis-jenis ternak kelinci, manfaat ternak kelinci, persyaratan lokasi budidaya ternak kelinci, aliran teknis budidaya ternak kelinci, hama serta penyakit ternak kelinci serta lain-lain.1. SEJARAH SINGKAT
Ternak ini semula binatang liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan semenjak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, materi pangan dan menjadi binatang percobaan. Hampir setiap negara pada dunia mempunyai ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya pembiasaan tubuh yg nisbi tinggi sebagai akibatnya bisa hayati pada hampir seluruh global. Kelinci dikembangkan pada daerah menggunakan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci jua menyebabkan sebutan yang tidak selaras, di Eropa disebut rabbit, Indonesia dianggap kelinci, Jawa disebut
trewelu serta sebagainya.
dua. SENTRA PERIKANAN
Di Indonesia masih terbatas daerah eksklusif serta belum menjadi pusat produksi/dengan kata lain pemeliharaan masih tradisional.
tiga. JENIS
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan menjadi berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub keluarga : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis yang umum diternakkan artinya American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White serta Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang terdapat bergotong-royong asal dari berdasarkan Eropa yang telah bercampur menggunakan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White serta Californian sangat baik buat produksi daging, sedangkan Angora baik buat bulu.
4. MANFAAT
Manfaat yg diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yg sampai saat ini mulai laku keras pada pasaran. Selain itu output ikutan masih sanggup dimanfaatkan buat pupuk, kerajinan serta pakan ternak.
5. PERSYARATAN LOKASI
Dekat asal air, jauh berdasarkan loka kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising serta terlindung menurut predator.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Yang perlu diperhatikan pada perjuangan ternak kelinci adalah persiapan lokasi yg sinkron, pembuatan sangkar, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
- Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi sangkar menjadi tempat berkembangbiak menggunakan suhu ideal 21° C, aliran udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam serta melindungi ternak menurut predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci relatif umur atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus buat pejantan menggunakan ukuran lebih besar dan Kandang anak tanggal sapih. Untuk menghindari perkawinan awal grup dilakukan pemisahan antara jantan serta betina. Kandang ukuran 200x70x70 centimeter tinggi ganjal 50 centimeter cukup buat 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.
Menurut bentuknya sangkar kelinci dibagi sebagai:- Kandang sistem postal, tanpa laman pengumbaran, ditempatkan pada ruangan dan cocok buat kelinci belia.
- Kandang sistem ranch ; dilengkapi menggunakan halaman pengumbaran.
- Kandang battery; ibarat kandang berderet dimana satu kandang buat satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
Perlengkapan kandang yg diperlukan merupakan loka pakan dan minum yg tahan pecah serta gampang dibersihkan.
- Pembibitan
Untuk kondisi ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tadi. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla serta Rex adalah ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yg cocok dipelihara.- Pemilihan bibit serta calon induk
Jika peternakan bertujuan buat daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot tubuh dan tinggi dengan perdagingan yg baik, sedangkan buat tujuan bulu terang menentukan bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yg baik. Secara khusus buat keduanya wajib punya sifat fertilitas tinggi, nir mudah nervous, tidak cacat, mata bersih serta terawat, bulu nir kusam, lincah/aktif berkiprah. - Perawatan Bibit serta calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik juga, oleh karena itu perawatan primer yg perlu perhatian merupakan proteksi pakan yg cukup, pengaturan serta sanitasi sangkar yang baik dan mencegah sangkar berdasarkan gangguan luar. - Sistem Pemuliabiakan
Untuk mendapat keturunan yg lebih baik serta mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan pada tiga kategori yaitu:- In Breeding (silang dalam), buat mempertahankan serta menonjolkan sifat khusus misalnya bulu, proporsi daging.
- Cross Breeding (silang luar), buat mendapat keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
- Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), buat menerima bangsa/jenis gres yg dibutuhkan mempunyai penampilan yg merupakan
deretan dua keunggulan bibit.
- Reproduksi serta Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai cukup umur pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu belia kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Jika pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan menggunakan betina yang telah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
hari pada kandang pejantan serta biarkan sampai terjadi dua kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan. - Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci sanggup dideteksi menggunakan meraba perut kelinci betina 12-14 hari sehabis perkawinan, jikalau terasa ada bola-bola mini berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang acapkali terjadi malam hari dengan syarat anak lemah, mata tertutup dan nir berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi kurang lebih 6-10 ekor.
- Pemilihan bibit serta calon induk
- Pemeliharaan
- Sanitasi dan Tindakan Preventif
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering biar nir jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab serta berair menyebabkan kelinci mudah pilek dan terjangkit penyakit kulit. - Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya tanda-tanda indolen, nafsu makan turun, suhu tubuh naik serta mata sayu. Jika kelinci berkata hal ini segera dikarantinakan serta benda pencemar jua segera disingkirkan untuk mencegah endemi penyakit. - Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan sangkar tersendiri menggunakan isi 2-tiga ekor/sangkar dan disediakan pakan yg relatif serta berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu buat mencegah cukup umur yang terlalu dini. Pengebirian bisa dilakukan waktu menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan menggunakan membuang testisnya. - Pemberian Pakan
Jenis pakan yg diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran mencakup Kolonel, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi serta daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat mencakup jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang bisa dibeli pada toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari lebih kurang pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yg dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya serta pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih poly. Pemberian air minum perlu disediakan pada kandang buat mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya. - Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas sangkar, loka pakan serta minum, sisa pakan serta kotoran kelinci setiap hari wajib dibersihkan buat menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang buat membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat menggunakan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit
dibersihkan dengan kreolin/lysol.
- Sanitasi dan Tindakan Preventif
- Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian: pembedahan serta pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium. - Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai menggunakan koreng pada tubuh.
Pengendalian: menggunakan antibiotik salep. - Eksim
Penyebab: kotoran yg melekat pada kulit.
Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl. - Penyakit telinga
Penyebab: kutu.
Pengendalian: meneteskan minyak nabati. - Penyakit kulit kepala
Penyebab: fungi.
Gejala: muncul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian: dengan abu belerang. - Penyakit mata
Penyebab: basil serta debu.
Gejala: mata berair dan berair terus.
Pengendalian: dengan salep mata. - Mastitis
Penyebab: susu yang keluar sedikit/tidak mampu keluar.
Gejala: puting mengeras dan panas jika dipegang.
Pengendalian: menggunakan nir menyapih anak terlalu mendadak. - Pilek
Penyebab: virus.
Gejala: hidung berair terus.
Pengendalian: penyemprotan antiseptik dalam hidung. - Radang paru-paru
Penyebab: basil Pasteurella multocida.
Gejala: napas sesak, mata serta indera pendengaran kebiruan.
Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox. - Berak darah
Penyebab: protozoa Eimeira.
Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut mengembang serta mencret darah.
Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 mililiter dalam 1 liter air. - Hama pada kelinci umumnya merupakan predator menurut kelinci ibarat anjing. Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama serta penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan sangkar, proteksi pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yg sakit.
- Hasil Utama
Hasil primer kelinci ialah daging serta bulu - Hasil Tambahan
Hasil pelengkap berupa kotoran untuk pupuk - Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar biar kelinci tidak kesakitan.
- Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong buat mengosongkan usus. Pemberian minum permanen . - Pemotongan
Pemotongan bisa dengan 3 cara:- Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul menggunakan benda tumpul dalam kepala serta saat koma disembelih.
- Pematahan tulang leher, dipatahkan menggunakan tarikan dalam tulang leher. Cara ini kurang baik.
- Pemotongan biasa, sama ibarat memotong ternak lain.
- Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala menggunakan posisi kelinci digantung. - Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat menurut pusar ke ekor lalu jeroan ibarat usus, jantung serta paru-paru dimuntahkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah alasannya mampu mensugesti kualitas karkas. - Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, dua potong kaki belakang, dua pangkas penggalan dada dan dua pangkas penggalan belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.
- Analisa Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya kelinci didasarkan pada jumlah ternak per 20 ekor induk:- Biaya Produksi
- Kandang dan perlengkapan Rp. 1.000.000,-
- Bibit induk 20 ekor @ Rp. 30.000, Rp. 600.000,-
- Pejantan tiga ekor @ Rp. 20.000,- Rp. 60.000,-
- Pakan
- Sayur + rumput Rp. 1.000.000,-
- Konsetrat (pakan tambahan) Rp. 2.000.000,-
- Obat Rp. 1.000.000,-
- Tenaga kerja dua x 12 x Rp. 150.000,- Rp. 3.600.000,-
Jumlah porto produksi Rp. 9.260.000,-
- Pendapatan
Kelahiran hidup/induk/tahun = 31 ekor
Penjualan:- Bibit: 20 x 15 x Rp. 20.000,- Rp. 6.000.000,-
- Kelinci potong 20 x 15 x Rp. 50.000,- Rp. 15.000.000,-
- Feses/kotoran Rp. 60.000,-
- Bulu Rp. 750.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 21.810.000,-
- Keuntungan Rp. 12.550.000,-
- Parameter kelayakan perjuangan : – B/C ratio = dua,36
- Biaya Produksi
- Gambaran Peluang Agribisnis
Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang dari menurut protein hewani sampai waktu ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi menurut impor. Kelinci yg punya keunggulan pada cepatnya berkembang, mutu daging yg tinggi, pemeliharaan gampang serta rendahnya porto produksi berakibat ternak ini sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi didukung menggunakan seruan pasar serta harga daging maupun bulu yg cukup tinggi.
- Anonymous, 1986, Pemeliharaan Kelinci dan Burung Puyuh, Yasaguna, Jakarta.
- Kartadisastra. HR, 1995, Beternak Kelinci Unggul, Kanisius, Yogyakarta.
- Sarwono. B, 1985, Beternak Kelinci Unggul, Penebar Swadaya, Jakarta.
- Yunus. M dan Minarti. S, 1990, Aneka Ternak, Universitas Brawijaya, Malang.
- Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
- Kantor Menteri Negara Riset serta Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166 69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: //www.ristek.go.id
0 Response to "BUDIDAYA TERNAK KELINCI"
Post a Comment