BURUNG SEBAGAI INDIKATOR KAWASAN KONSERVASI
January 09, 2019
Add Comment
Burung sanggup menaruh kontribusinya dalam proses identifikasi daerah-daerah krusial (prioritas) bagi perlindungan keanekaragaman hayati
Upaya konservasi keanekaragaman biologi di Indonesia telah poly dilakukan, namun tidak dapat dipungkiri masih poly titik-titik lemah yg dijumpai, seperti asal daya (insan, dana dan waktu).
Kendala itu berakibat upaya pengelolaan keanekaragaman biologi di Indonesia nir gampang, buat itulah dibutuhkan prioritas bagi upaya konservasi keanekaragaman hayati.
Prioritas tadi sangat krusial merupakan bagi Indonesia yg mempunyai luas daerah dengan keanekaragaman hayati yang sangat kaya.
Bila wilayah-wilayah prioritas tersebut sudah berhasil diidentifikasi, maka sumberdaya yang sangat terbatas buat aksi konservasi tersebut dapat dipusatkan pada wilayah-wilayah prioritas saja.
Banyak cara buat mengidentifikasi wilayah-wilayah prioritas bagi konservasi, galat satunya dengan menggunakan burung. Mengapa burung, dan bukan satwa lainnya yg sebagai kunci identifikasi?
Dan apakah suatu daerah atau daerah yg mempunyai majemuk jenis burung sudah dapat dikatakan daerah itu penting bagi perlindungan?
Burung gampang dilihat serta mampu menaruh kontribusinya dalam proses identifikasi daerah-daerah penting (prioritas) bagi perlindungan keanekaragaman hayati karena memiliki sifat-sifat yang lebih secara komparatif dibandingkan dengan grup satwa lainnya.
Mengapa demikian?
Pertama, burung hidup beredar di seluruh bagian global, mulai berdasarkan wilayah kutub utara/selatan sampai tropika pada garis equator dan menempati berbagai tipe tempat asli dan banyak sekali ketinggian. Mulai berdasarkan pulau karang sampai ke puncak gunung.
Kedua, penelitian mengenai burung telah ada semenjak lama , sehingga data penyebarannya relatif sudah relatif diketahui dan terdokumentasi dengan baik serta taksonominya terdapat di museum, sehingga memudahkan kita buat mengetahuinya.
Ketiga, nisbi mudah diidentifikasi serta peka terhadap perubahan lingkungan.
Sampai waktu ini tidak terdapat kelompok hidupan liar lainnya yang memiliki ketiga hal tadi di atas. Satwa lainnya memang telah banyak yg dikenal, tetapi tidak menempati semua bagian muka bumi dan nir berada pada beberapa tipe habitat.
Contoh, kupu-kupu atau kumbang memang mempunyai penyebaran yg sangat luas, mirip dengan burung, tetapi kurang memadai buat dijadikan kunci/indikator. Hal ini lantaran pengetahuan kita terhadap taksonomi serta penyebarannya nisbi masih kurang, seperti lebih poly buku pedoman sosialisasi jenis burung daripada kitab pedoman tentang kupu-kupu atau serangga.
Yang perlu disadari beserta, pada sini sebenarnya burung hanya sebagai kunci. Kata kunci di sini mempunyai makna yg luas, adalah beragamnya jenis burung dalam suatu kawasan, dapat dikatakan tempat atau daerah tadi mempunyai tempat asli yg masih baik. Tidak hanya burung saja namun menyangkut satwa lainnya.
Selain itu, Daerah Penting bagi Burung (DPB) adalah alat bantu yg dapat digunakan buat mencari kawasan atau daerah yang secara global krusial bagi pelestarian keanekaragaman hayati.
Yang dimaksud dengan Daerah Penting bagi Burung yaitu daerah yg secara internasional krusial bagi pelestarian keanekaragaman hayati baik di tingkat global, regional maupun sub-regional. Selain itu merupakan indera bantu yang simpel buat pelestarian keanekaragaman hayati dan dipilih dengan menggunakan kriteria-kriteria baku.
Kriteria buat menentukan daerah itu krusial bagi burung,
Pertama, terdapat spesies burung yang secara global terancam punah.
Kedua, di dalam kawasan tadi secara tetap terdapat spesies burung yang mempunyai sebaran terbatas.
Ketiga, di pada tempat tersebut masih ada spesies burung yg hayati dalam gerombolan akbar.
(Burung Indonesia )
Sumber : National Geography
(Burung Indonesia )
Sumber : National Geography
0 Response to "BURUNG SEBAGAI INDIKATOR KAWASAN KONSERVASI"
Post a Comment