KISAH BURUNG LOKAL DAN BURUNG IMPOR
January 09, 2019
Add Comment
Mengawali pagi dengan candaan burung-burung gelatik di pohon cemara, diringi suitan burung kacamata yang bergerombol mencoba menguasai pohon jambu airku berdasarkan burung cabai-cabe. Dan tidak lama berselang dipinggir pagar yg penuh dengan pohon-pohon semak terlihat burung cici yg saling bertarung memperebutkan daerahnya.
cuaca menjelang siang itu sangat cerah , bunyi - suara bening sang burung berkumandang diseluruh pelosok kampung. Tak terkecuali burung kedasih yg mengalun lirih dari kejauhan. Bersautan menggunakan kumandang kepodang yang mengimbangi suara merdu menurut cipow yg sedang memasuki masa puber mencari pasangannya.
kupandang kandang kandang burung yang menghiasi hampir pada setiap sisi serta sudut menurut rumahku. Berjajara rapi mulai berdasarkan burung robin, hwamei, jalak hongkong, poksay sampai ke cucak rawa ..
suaranya bergantian diselingi bunyi candaan burung beo niasku yang kupelihara menurut piyikan..
Tetapi itu dulu , suara ciblek yg dulu menghias halaman sekarang sudah lenyap ditelan bumi, kini suaranya berpindah ke kandang dan sebagai ringtone hp. Burung burung impor yg dulu merajai pasar burungpun seolah ditelan bumi digantikan burung-burung lokal yang sekarang sedang naik daun di arena latberan serta kontes-kontes burung. Kegemaran akan burung berkicaupun menjadi tren baru, hampir setiap rumah yang saya kunjungi disitu terdapat sangkar yang berisi burung kicauan. Pada setiap pelosok jalan pun beredar pasar burung dadakan yg menjual burung-burung output tangkapan hutan, dunia pun menjadi terbalik Burung lokal yang dulu jaya pada alam sekarang burung lokal jaya dikandangnya ,, lalu kemanakah burung - burung impor ?
"Menjadi seseorang kicau mania mungkin sebuah pilihan , namun merawat alam serta melestarikannya itu adalah kewajiban'
0 Response to "KISAH BURUNG LOKAL DAN BURUNG IMPOR"
Post a Comment