MISTERINYA BURUNG OCEHAN SIKATAN ACEH

Mengenal banyak sekali jenis burung ocehan adalah sesuatu yang lumrah dilakukan oleh siapapun buat menambah pengetahuan serta pengalamannya tentang burung ocehan tadi. Burung ocehan yg begitu terkenal dan populasinya masih cukup poly ibarat kenari, murai batu, pancawarna, robin, cucak hijau, prenjak jawa, dan masih poly lagi.
Tapi dari beberapa spesies burung ocehan ada yg telah mengalami pemangkasan spesies yg relatif drastis sehingga burung ocehan tadi dikatakan populasinya telah kritis atau hampir punah. Salah satu jenis burung ocehan yg dicap hampir punah atau kritis populasinya artinya burung sikatan aceh yang keberadaannya masih mengandung rahasia.
Burung sikatan aceh adalah burung endemik berasal Indonesia yang keberadaannya terdapat di daratan Sumatera. Keberadaan burung sikatan aceh pertama kali diketemukan dalam tahun 1917 serta tahun 1918 yang selanjutnya burung sikatan aceh tidak pernah lagi ditemui oleh para peneliti ataupun rakyat hingga sampai dikala ini. Sehingga keberadaan burung sikatan aceh menjadi cukup misterius yang wajib diungkap keberadaannya.
Dalam bahasa inggris nama berdasarkan burung sikatan aceh ialah Rueck’s Blue-flycatcher atau lebih dikenal menggunakan sebutan Rueck’s Niltava. Ciri-karakteristik berdasarkan burung sikatan aceh ialah masih ada rona biru pada hampir holistik tubuhnya kecuali pada bab bawah tubuhnya yg berwarna putih kebiruan. Ukuran badan berdasarkan burung sikatan aceh merupakan 17 cm sehingga ukurannya tergolong relatif besar . Secara khusus burung sikatan aceh jantan dan betina memiliki disparitas buat ciri-karakteristik fisiknya.

Nah, buat sikatan aceh jantan karakteristik-cirinya artinya warna biru masih ada pada bab ketua, tenggorokan, dan dadanya. Sedangkan dalam bab tunggir serta penutup ekornya mempunyai rona biru yg mengkilap, buat burung sikatan aceh yang masih mudah corak warna tubuhnya cenderung lebih gelap serta paruhnya sedikit akbar. Untuk yang sikatan aceh betina ciri-ciri fisiknya adalah tampak warna coklat-merah bata pada bab atas tubuhnya, bab tunggir serta epilog ekornya berwarna merah bata, dadanya tampak berwarna merah yg relatif zat oksidasi, dan kakinya berwarna hitam sama ibarat menggunakan rona paruhnya.
Kemisterian dari burung sikatan aceh merupakan populasinya yg nir pernah ditemui lagi sehabis tahun 1918 di hutan sumatera bab utara serta pula sampai dikala ini belum terdapat dokumen mengenai suara atau panduAN BURUNGan dari burung sikatan aceh. Sehingga menggunakan nir diketahuinya suara berdasarkan sikatan aceh akan menyebabkan indikasi tanya sampai kapanpun perihal bunyi menurut burung sikatan aceh.
Keberadaan dari burung sikatan aceh yang dijumpai tahun 1917 di sumatera bab utara diketemukan oleh peneliti menurut negeri Belanda yg berjulukan August van Heijst dan jasad berdasarkan burung yg diketemukan itu disinyalir berada di Universitas Amsterdam, Belanda. Dan diduga juga daerah asal dari burung sikatan aceh merupakan di hutan sekunder yang berada pada hutan Sumatera bab Utara. Di alam liar burung sikatan aceh memakan serangga kecil, ulat, dan telur semut.
Dan inilah ulasan yang bisa dituliskan dalam artikel ini bahwa burung sikatan aceh divonis populasinya hampir punah atau kritis. Dan kalau dalam beberapa tahun keberadaan burung ini permanen tidak diketemukan mampu jadi statusnya berkembang sebagai punah pada alam liar. Dan supaya saja artikel ini memperlihatkan citra pada kita bahwa keberadaan burung ini sempat terdapat pada tahun 1917 lalu serta supaya suatu saat keberadaannya sanggup diketahui sebagai akibatnya bisa dikonservasi oleh pemerintah. Terima kasih.
Oleh: Satria Dwi Saputro
Sumber:
1. //ompanduAN BURUNG.com/2013/12/18/beberapa-misteri-tentang-burung-sikatan-aceh/sikatan-aceh/
2. //www.kutilang.or.id/burung/konservasi/anis-sulawesi/
Gambar:
//upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/2b/Gretek.jpg

0 Response to "MISTERINYA BURUNG OCEHAN SIKATAN ACEH"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel