SEPUTAR MERPATI RAMBON

Hybrid - Saat pertama memasuki hobi merpati pos nir seluruh orang yakin bahwa hobi ini akan cocok dg dirinya. Hingga ketika ingin membeli merpati pos pun ada semacam keraguan. Kira-kira mind set-nya begini,”Kalau aku beli berdasarkan senior pasti mahal. Kalau mahal kemudian ternyata nir cocok menggunakan hobi ini maka sia-sia dan hanya buang uang pada akhirnya. Gimana Kalau aku coba cari berdasarkan pasar burung atau berdasarkan pemain biasa-biasa saja dulu sebagai awal…yg krusial asli.” Kata kunci ‘yg penting orisinil’ juga melahirkan hambatan baru ternyata. Bagaimana membedakan yang orisinil dan bukan. Sampai titik ini maka sang calon pemain akan berkenalan dengan kata ‘rambon’.
Isatilah 'rambon' sendiri belakangan mulai terkenal dan tak jarang diklaim dg nuansa guyon. Biasanya sebuah postingan foto burung ditambahi pengantar,”Cuma burung rambon…numpang mejeng….” Apa iya sahih yg difoto itu rambon ? Belum tentu, lantaran terdapat nada guyon maka sanggup saja niatnya hanya merendah atau sekedar bahan guyon saja. Tapi bila yang membaca adalah pemula yang baru mau menekuni hobi ini malah jadi memperbanyak pertanyaan yg muncul dibenaknya. Mungkin responya jadi begini,”Oh…yang kaya gitu itu rambon toh… Lantas yg asli kaya apa ? Bedanya dimana ? Supaya saya tidak keliru beli, cirinya apa ?....” Sederet pertanyaan akan menyusul dan dimulailah babak debat yang seru, berputar di kurang lebih materi itu seperti gayung bersambut. Kalau rambon tuh begini-begitu. Kalau asli tuh begina-beginu...
Istilah ‘rambon’ sebenarnya merupakan penamaan yang diberikan orang untuk burung hasil persilangan merpati pos menggunakan jenis merpati lain. Intinya bukan merpati pos orisinil. Kata ‘rambon’ dari berdasarkan istilah ‘keprabon’ (ke-prabu-an / prabu=raja) yang apabila diterjemahkan secara bebas kurang lebih merupakan merupakan ningrat. Mungkin ketika itu merpati pos karena hasil import maka dipercaya menjadi galur murni atau trah ningrat. Jika trah ningrat ini disilangkan dg merpati lain…maka darah ningratnya masih dipercaya mengalir. Hingga akhirnya melekatlah kata rambon tersebut.
Sekarang dalam pertanyaan inti, bagaimana membedakan merpati pos asli atau bukan ? Menurut aku berdasarkan penampilan fisik (fenotif) akan sulit sekali membedakannya. Ciri misalnya hidung akbar, kelopak mata, postur, kuku, paruh dan lainnya tidak mengklaim akan valid. Karena tiap trah niscaya memiliki karakteristik tidak sama. Kemudian bagaimana apabila output ternak dg pola: MP x MB =F1 (Rambon), F1xMP (lagi)=F2 (masih rambon). Pada F2 cirinya akan mendekati merpati pos, akan tetapi sebenarnya kandungan merpati pos-nya hanya 75% di F2 serta hitunganya masih rambon jua. Seandainya saja test DNA hanya Rp 7.500/sampel. Tentu cara ini paling tepat ditempuh. Tapi lantaran kita nir sanggup test DNA maka hanya test terbang jalan satu-satunya. Seharusnya jika merpati pos orisinil serta dirawat dg benar maka nir akan hilang dalam jarak lepasan 200km.( kandang nasional )
oleh: Mas Nino

0 Response to "SEPUTAR MERPATI RAMBON"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel