TAMBAHAN PERLINDUNGAN UNTUK RANGKONG GADING KALIMANTAN

Rangkong gading (Rhinoplax vigil) yg hidupnya selalu terancam lantaran helm misalnya gading yang ada di kepalanya itu kini menerima status proteksi tambahan pada konferensi CITES yang yang terbaru diselenggarakan di Johannesburg. 

Populasi rangkong gading di dunia terus mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir ini akibat perburuan liar lantaran tingginya permintaan akan 'gading merah' yg menjadi bagian berdasarkan paruh burung tersebut. 
Di Cina saja, harga paruh rangkong tadi mampu lebih mahal lima kali lipat berdasarkan gading gajah. Akibatnya perburuan dan penangkapan liar terhadap spesies burung ini semakin marak yang tujuannya hanya buat mengambil  bagian paruhnya saja. 
Rangkong gading adalah spesies rangkong terbesar di Asia yg poly ditemukan di hutan tropis Indonesia, Thailand, Malaysia, serta Myanmar. Spesies burung ini dikenal lantaran mempunyai bunyi panggilan yang mirip bunyi ketawa terkekeh. 
Selama bertahun-tahun, jenis burung ini terancam sang deforestasi berkelanjutan ditambah menggunakan semakin meluasnya perkebunan kelapa sawit.
Rangkong poly diburu bukan karena kecantikan bulu atau suaranya saja, melainkan casque atau cula/balung di atas kepalanya yang menciptakan  spesies burung kian terancam kepunahan. 

Cula atau balung tersebut cukup istimewa, karena berbeda menggunakan cula yang dimiliki spesies burung lainnya cula / balung pada rangkong terbuat berdasarkan keratin padat yang seperti seperti yg masih ada dalam cula badak. Selain itu telah sejak lama dipercaya menjadi material yang gampang dipahat. 
Enam tahun terakhir ini , permintaan akan cula rangkong terus melonjak, dan banyak ahli perlindungan beranggapan bahwa tren meningkatnya minat ini sejajar dengan meningkatnya minat akan gading gajah. 

"Rangkong adalah burung yang relatif akbar, jantannya sanggup mencapai berat pada atas 3kg sebagai akibatnya mereka relatif mudah ditembak," kata Sophie Adwick dari Masyarakat Zoologi London.

"Seringkali suara mereka terdengar lebih dahulu daripada terlihat hewannya lantaran suara mereka seperti terkekeh."
Di tahun 2013, ada lebih dri 500 ekor burung dibunuh setiap bulannya di Kalimantan Barat hanya buat diambil culanya. Perburuan tersebut mempunyai keterkaitan menggunakan tingginya permintaan di Cina. 
"Cula ini sanggup lebih mudah dipahat dari gading gajah, karena lebih lembut, sehingga mampu digunakan untuk menyebarkan ornamen yg lebih rumit dan lalu dijual sebagai simbol status," istilah Adwick.
Menghilangnya burung jantan pula memberi impak akbar pada burung betina, terutama lantaran perilaku mereka yg nir biasa saat berkembang-biak. 
Burung betina menciptakan sarang di pada pohon yg dilubangi lalu burung jantan akan menutup lubang sarangnya menggunakan lumpur. Burung betina akan berada pada dalamnya selama 160 hari sedangkan burung jantan akan membawakan makanan dan mengantarkannya melalui celah yg berada pada antara tutupan lumpur tadi. 
Oleh lantaran burung jantan poly diburu buat diambil culanya, burung betina dan anak-anaknya terancam mati lantaran tidak terdapat yang memberinya kuliner. 
Spesies ini telah terdaftar pada Appendix I sehingga tidak boleh lagi diperdagangkan. Dan buat upaya mendorong penerapan perlindungan yg lebih bertenaga terhadap spesies ini, Indonesia mengajukan resolusi. 
Setelah melalui beberapa amandeman, pertemuan para pihak pada Johannesburg menyepakati serangkaian keputusan yang akan membantu menaikkan perlindungan aturan terhadap burung ini, meningkatnya kerjasama antara badan aturan dan mendorong program pendidikan publik. 
Pertemuan Cites tersebut tetapkan buat mengerahkan upaya tambahan buat mengurangi perdagangan ilegal.
Selamatkan rangkong berdasarkan pemburu liar 
Burung enggang lambang kesetiaan 

0 Response to "TAMBAHAN PERLINDUNGAN UNTUK RANGKONG GADING KALIMANTAN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel