Bisnis Burung Berkicau Indonesia yg Membuat Gundah Dunia 2019

Bisnis Burung Berkicau Indonesia yang Membuat Gundah Dunia

Image source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfOYKAzbm8lP69cR9dw5CBxByqXlzKHp3dPRXPY9WJGLQ0VYwMcS5_SIFRsEUaBvHUsgRNf4kJ2J_xk8IGoo8ors4QtiW-k-YTTzzpds9FtOyTpi6anPM9AFwOwdMLRvm34GY2g55saWDR/w1200-h630-p-k-nu/1.png

Bisnis Burung Berkicau Indonesia yang Membuat Gundah Dunia
Hari ini Gretchen Miller wartawan ABC menampilkan artikel yg sangat menarik bagi para pencinta satwa liar global memakai judul "Indonesia's songbirds at risk as competitions drive illegal wildlife trade"
Bisnis burung berkicau ini memang sedang booming & sekaligus mengkhawatirkan. Berkembangnya bisnis burung berkicau ini nir lepas dari bantuan gratis yang relatif menggiurkan. Berdasarkan laporan ini burung berkicau yg berkualitas harganya dapat cepat berkembang berdasarkan harga beli yang hanya Rp. 100 ribu andai kata memenangkan kompetisi harganya melonjak sebagai Rp. 60 juta. Bahkan pemenang kompetisi dalam taraf nasional dapat melambungkan harga burung berkicau menjadi Rp. 200 juta.
Kekhawatiran akan punahnya poly sekali spesies burung berkicau yg akan terjadi semakin berkembangnya hobi & kompetisi burung berkicau ini memang cukup beralasan terutama besarnya nomor burung berkicau yg ditangkap pada alam liar andai kata dibandingkan memakai jumlah burung berkicau yg berhasil dibiakkan sang pembiak burung liar & dilepaskan kembali ke alam liar.
Membiakkan burung liar memang tidaklah gampang, lantaran dibutuhkan pengetahuan akan teknik budidaya,   tingkah laku & lingkungan alaminya supaya burung berkicau ini dapat berkembang biak dalam penangkaran.
Seringkali kegagalan terjadi lantaran sulitnya menirukan lingkungan alamiah burung berkicau ini, sebagai akibatnya akhirnya burung liar ini mengalami tertekan dalam penangkaran. Akibatnya burung ini tidak dapat berkembang biak & bahkan mengalami kematian.
Data yang dari berdasarkan pemonitor jaringan perdagangan satwa liar "Traffic" & "Planet Indonesia" yg dikutip sang Gretchen Miller menunjukkan bahwa pada tahun2019 kemudian angka perdagangan burung berkicau dalam pasar burung dalam Kalimantan mencapai 25.000 ekor, sedangkan nomor ini lebih mencengangkan andai istilah diamati data perdagangan burung berkicau pada Jakarta. Dalam 3 hari saja berdasarkan "Traffic" nomor perdagangannya pada seluruh wilayah Jakarta mencapai 19.000 ekor.
Meningkatnya hobi memelihara burung berkicau & juga makin semaraknya lomba lomba burung berkicau diperkirakan akan memberikan tekanan terhadap upaya pelestarian burung liar ini.
Menurut catatan "Traffic" ketika ini muncul lebih kurang 19 spesies burung berkicau dalam Indonesia yang sebagai langka lantaran maraknya perdagangan burung berkicau ini.  Angka ini memang cukup mengkhawatirkan mengingat pada Indonesia tercatat sebesar 90 spesies burung yang dilindungi.
Bahkan menurut "Planet Indonesia"perdagangan burung berkicau Indonesia telah meliputi 300 spesies burung liar memakai nomor perdagangan mencapai 1-2 juta ekor setiap tahunnya.
Mengapa semakin popular?
Menurut Gretchen Miller tradisi menikmati suara burung berkicau ini asal menurut tradisi Jawa. Perhatian terhadap burung berkicau ini mulai menerima momentumnya pada era tahun 1970an seiring menggunakan semakin maraknya poly sekali kompetisi burung berkicau. Tradisi ini berkembang ke banyak sekali daerah pada Indonesia seiring menggunakan pergerakan & perpindahan orang dalam era acara transmigrasi yg terjadi dalam tahun 1980an.
Tampaknya telah terjadi pergeseran orientasi berdasarkan hanya sekedar hobi mendengarkan suara burung berkicau ke arah prestise & urusan ekonomi seiring memakai semakin maraknya perangkat lunak poly sekali kontes  burung berkicau.
Ironi
Memang tidak muncul patokan terkait memakai harga burung berkicau ini, tetapi tampaknya menggunakan semakin banyaknya kejuaraan yg dimenangkan oleh seekor burung berkicau harganya semakin tinggi.
Tidak hanya sampai dalam situ maupun kemenangan yg diraih oleh seekor burung berkicau juga mengangkat martabat pemiliknya yg sebagai terkenal lantaran burung berkicaunya memenangkan kompetisi. Situasi mirip inilah yang mendukung semakin banyaknya bermuculan klub burung berkicau yg secara rutin melakukan kompetisi.
Bisnis burung berkicau memang bisa saja berperan dalam ekonomi keluarga, karena bisnis ini nir saja menyangkut perdagangan burung saja tetapi menyangkut perdagangan banyak sekali asesori buat pemeliharaan burung & juga makanan spesial burung berkicau ini.

Related

Di lain pihak berkembangnya bisnis burung berkicau ini sekaligus dapat meningkatkan kerentanan Indonesia akan punahnya  spesies burung yang dilindungi oleh undang undang pelestarian satwa, karena sebagian akbar burung berkicau yg diperdagangkan bukan asal dari hasil penangkaran, tetapi output tangkapan menurut alam liar.
Ironisnya kalaupun ada upaya melepaskan pulang burung output sitaan ataupun hasil penangkaran ke alam liar, burung burung ini kembali ditangkap sang para pencari burung liar yang menggantungkan hidupnya pada mata pencaharian ini.
Masalah pelestarian burung kerkicau ini memang relatif komplek. Menurut para pelestari satwa liar upaya ini nir akan behasil hanya menggunakan dimuntahkan hukum & larangan saja, lantaran timbul grup warga yg menggantungkan hidupnya berdasarkan pendapatan yang nir seberapa dari hari upaya menangkap burung ini dalam alam liar menggunakan menggunaan perangkap.
Upaya pelestarian ini harus disertai memakai upaya pemugaran ekonomi keluarga buat mengurangi penangkapan burung yang dilindungi secara illegal.
Semoga kenyataan semakin maraknya hobi memelihara burung berkicau & kompetisi burung berkicau menjadi renungan kita semua lantaran mempunyai risiko yang relatif akbar dalam  mempercepat punahnya satwa liar yg dilindungi.
Seharusnya estetika suara burung berkicau tersebut dapat dinikmati pada alam liar bukan berdasarkan dalam sebuah kurungan yg cepat atau lambat akan menjadi lonceng kematian bagi burung mungil yang berwarna & bersuara latif tersebut.

Related Posts

0 Response to "Bisnis Burung Berkicau Indonesia yg Membuat Gundah Dunia 2019"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel