Burung Kutilang Lepas Mau Kembali 2019

Burung Kutilang Lepas Mau Kembali

Image source: //i.ytimg.com/vi/BWc2iN6FKE4/maxresdefault.jpg

Burung Kutilang Lepas Mau Kembali
[caption id="attachment_239068" align="aligncenter" width="553" caption="Sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN1gm72gI9JEvCPJ24pQkBgLJrZM_HqkQm9QY08ipK3nQsjwHmlZQS8vyT8cx0QovV4tJHeDz17njBKcKcHXgN86vI34HpskqQCEQL7wuy4ahysJILquwZZSRqDKo4lkuCm899TGPRfCMx/s1600/Kutilang+tiga.jpg"][/caption]
Entah bagaimana cara penjual burung menentukan usia anak burung Kutilang itu, saya mendapat warta menurut penjualnya si Dara 1 bulan (adiknya) & Deri (kakaknya) 1,lima bulan. Deri meskipun berukuran & bentuknya mirip adiknya lebih militan, sedangkan Dara  sangat jinak.
Aika menghampiri kandangnya Dara mendekat & membuka mulutnya (paruhnya) lebar-lebar minta disuapin makanan. Sedangkan kakaknya (Deri) sedikit berontak & keras kepala, dia lebih bahagia terbang ke sana ke mari pada sangkarnya.
Meskipun militan, Deri tidak pernah menyakiti atau melukai adiknya. Aika malam datang, mereka berdekatan, tidur berdampingan & memasukkan kepalanya ke pada sayap masing-masing pasangannya agar hangat.
Sepasang burung itu sudah seminggu menginap di tempat tinggal kami menemani Beo & Murai Batu (di kandang masing-masing). Meskipun baru seminggu, mereka telah saling mengenal & nir terlihat stres atau terganggu alasannya adalah merupakan masing-masing mengeluarkan kicauannya.
Pada hari Minggu lalu, terselesaikan membersihkan & mengisi perbekalan buat ke 2 Kutilang itu saya lupa menutup pintu sangkarnya.  Saya baru tahu ketika terbangun dari tidur siang, menjelang pukul (16.00) tertentu  ke teras belakang ingin melihat syarat mereka semua. Ternyata..? Oh my God... Ternyata pintu sangkar Kutilang posisinya terbuka & keliru satunya (Deri) sudah minggat meninggalkan adiknya yg masih bergelantungan di luar kandang dengan polosnya.
Dara bukannya tidak bisa terbang, ia mampu terbang ke sana kemari pada sangkarnya, tapi aku tidak tahu kenapa saat itu Dara hanya bertengger di atap sangkarnya? Terlalu indahkah sangkar itu buat Dara? Tidak jua, alasannya adalah sangkar itu hanya terbuat dari dawai & papan, nir ada apa-apanya.
Tanpa pikir panjang, Dara saya tangkap & memasukkan pulang & aku turunkan sangkarnya. Terdengar kicauan Dara menjerit-jerit memanggil kakaknya.
Saat bersamaan menurut celah-celah pepohonan di belakang tempat tinggal terdengar jawaban kakaknya. Entah apa yg mereka sampaikan akan tetapi aku punya firasat bahwa si Deri mutlak nir akan jauh-jauh melarikan diri, beliau tidak sampai hati meninggalkan adiknya yang masih lucu itu.
Benar, sesudah maghrib, kurang lebih pukul 18.30 si Deri tiba. Ia mendekati adiknya. Mereka bertukar kode alam & memberi pesan. Saya mendekat, beliau tidak lari. Lebih dekat lagi ia tidak terbang. Satu meter lagi mendekat pelan-pelan dia membisu saja.
Kedua tangan terbuka lebar-lebar buat menangkap Deri. Dia enjoy saja. No Problem kelihatannya hingga hanya tinggal meraupnya saja. Hhhaaaaaaaaaaappp....
Bleshhhh, si Deri secepat kilat tertangkap tangan aku . Tapi yang tertangkap hanya ekornya hingga terlepas beberapa helai bulunya. Ia terlepas & terbang dalam kegelapan yg mulai turun hujan di malam itu. Dari kejauhan si Deri berkicau terus menerus hingga menjelang tengah malam.
Malam itu Dara tinggal sendiri dalam sangkarnya & saya masukkan ke dalam rumah di belakang dapur. Ia kelihatan sedih alasannya adalah merupakan abangnya pulang sendiri. Entah apa yang terdapat pada pikiran Dara, ia hanya menatap aku . Disuapin makan pisang hanya makan sedikit. Diberi makanan khasnya dia nir mau menyentuhnya. "Ahhhhh aku kuatir, jangan-jangan Dara malam ini sanggup bunuh diri nikh..." pikir aku pada hati.
Malam terus berjalan sampai datangnya pagi. Pagi-pagi sebelum berangkat kerja saya sengaja mengeluarkan Dara ke teras belakang tempat tinggal buat memberitahuakn kesempatan Deri tiba lagi sebelum dia betul-benar pulang jauh-jauh & tidak kembali lagi.
Benar, nir lama Deri datang lagi. Seperti biasa ia datang menyapa sepanjang hari itu, tapi setiap kali terdapat yg tiba melihat beliau tertentu kabur ke hutan & semak belukar pada belakang rumah kami. Sejak waktu itu aku konfiden bahwa Deri absolut akan balik . Ia tidak akan tega meninggalkan adiknya.
Senin malam, saya kembali kerja. Tiba di tempat tinggal pukul sekitar pukul 20.00. Keluarga aku memberi tahu bahwa sepanjang hari Deri terus mendekat adiknya. Terlihat Deri bergetar alasannya adalah merupakan menahan dinginnya malam & tidak bisa mencari kuliner sendiri seharian.
Lalu kali ini aku membawa perbekalan seadanya buat menangkap si abang yang nakal itu. Kain sarung anak aku jadi korban alasannya adalah merupakan aku nir ingin kali ini gagal lagi menangkap Deri.
Prosesnya hampir sama menggunakan peristiwa pertama. Di awali gerakan pelan-pelan & merayu, saya mulai melepaskan lemparan sarung itu ke arah Deri. Dari jeda tiga meter kedua meter, lalu satu meter & tinggallah 1/2 meter baru saya melepaskan kain sarung itu. Hhhaaaaaaaaaaappp...
Bleshhhh, sarungpun seketika membungkus si Deri yang ukurannya sebanyak bola tenis itu. Timbul problem baru, aku nir memahami kemana & pada mana posisi si Deri. Raba sana, raba sini. Angkat sana angkat sini, ehhhhh Derinya malah mencelat pulang.
Tapi kali ini beliau nyangkut dekat jaring net yg saya pasang buat menghindari burung aku berdasarkan terkaman predator lainnya. Tanpa pikir panjang saya menangkapnya.
Deri nir kenal takut, dia memberitahuakn perlawanan alot & sangat keras. Tangan aku dipatok menjadi akibatnya saya kaget & si Deri lepas lagi. Tapi kali ini ia apes, Deri nyangkut lagi hingga akhirnya aku betul-benar menggenggamnya hampir lumat cita rasanya karena merupakan teramat geram.

Related

Setelah pada elus sejenak, Deri dimasukkan ke pada sangkarnya. Lalu perbekalan & fasilitas dilengkapi pulang buat ke duanya.
Malam itu Dara berkicau nir henti-hentinya entah apa yang mereka bicarakan. Sementara Deri tidak bisa membicarakan apa-apa. Entah alasannya adalah merupakan dia menghasilkan malu & mohon maaf atas sikapnya atau memang kehabisan energi, tidak tahulah saya. Yang terang, waktu aku mau tidur sempat aku melihat ke duanya tertidur pulas dalam dekapan pasangannya.
Setelah dua hari disatukan lagi, Deri tidak poly ulah, dia baik sama adiknya. Tidak ingin sporing alias melarikan diri lagi. Coba bila Deri melarikan diri, kemana mau diacari..? Siapa yang kenal sama Deri yg satu ini..ktp pula tidak ada, masak mau lapor polisi..?? Hehehehehe..
Begitulah cerita tentang Deri...
Hikmah apa yang mampu dipetik menurut kisah Dara & Deri..? Tentu poly. Pesan moral yg mampu diambil berdasarkan peristiwa Dara & Deri merupakan, burung saja bisa setia dalam adiknya (keluarganya), mengapa insan nir mampu setia kepada keluarganya..?Heheehehehe..
Terlalu beratkah perbandingan itu..? Ya terserah saja. Padahal, alam selalu memperlihatkan tanda-tanda & pelajaran pada kita buat mampu belajar darinya, bukan..?
Salam Kompasiana
abanggeutanyo

Related Posts

0 Response to "Burung Kutilang Lepas Mau Kembali 2019"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel