Menyelamatkan Burungburung Papua beserta Ekowisata 2019
July 25, 2019
Add Comment

Image source: //cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/photonews/2017/10/30/903611/640x320/20171030185118-menyelamatkan-burung-burung-latif-papua-dari-ancaman-proyek-perkebunan-002-nfi.jpg
KOMPAS.com - Apa yg Anda pikirkan waktu menyebut tutur Papua? Tentu galat satu yg terlintas merupakan kekayaan alamnya.
Di antara poly kekayaan alam Papua, keliru satunya merupakan burung-burung cantik yg mendiami pulau paling timur dalam Indonesia itu.
Sayangnya, burung-burung tadi ketika ini dalam ancaman kepunahan. Bahkan melihat burung-burung manis tersebut kini tak lagi mudah.
Dikutip berasal AFP, Kamis (26/10/2017), perkebunan & pertanian dianggap-sebut menjadi wahana buat mempertinggi peluang ekonomi, berkembang pesat dalam Papua.
Baca jua: Spesies Burung dalam Inggris Ini Buktikan Adanya Evolusi
Namun, beberapa penduduk desa & pakar proteksi memperingatkan hal ini akan mengakibatkan hutan musnah & burung-burung yg menghuni hutan berada diambang kepunahan.
Jumlah burung cendrawasih, atau yg tak jarang dianggap sebagai bird of paradise, telah menyusut saat ini. Mereka dijadikan makanan, dibunuh, & bahkan dijual sebagai hiasan.
Pihak berwenang memang sudah lama melarang penjualan cendrawasih. Tapi masih banyak perdagangan ilegal yang berkembang karena permintaan internasional yang tinggi.
"Saat ini ancaman bukan hanya perburuan satwa liar, tapi pembalakan liar. Konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit & coklat merupakan ancaman terbesar," tutur Charles Roring, seorang pemandu burung.
Menurut Roring, hutan hujan Indonesia sendiri adalah rumah bagi 41 spesies burung. 37 dalam antaranya mampu ditemukan dalam hutan-hutan Papua.
Keragaman terdiri asal burung yang lebih kecil asal cendrawasih, yg dikenal beserta bulu kuning & putihnya.
Karena rona mencoloknya, burung cendrawasih mempunyai sejarah panjang terjebak & diperdagangkan sebagai hiasan.
Baca jua: Bahas Serangan Burung, Otoritas Bandar Udara Berkumpul pada Rembele
Burung-burung itu memikat orang-orang Eropa setelah penjelajah pada abad ke-16 kembali bersama kulit yg dikeringkan. Mereka pula memotong kaki burung tadi buat dipadang dalam tongkat.
Tak hanya itu, bulu burung yang berwarna-warni populer menjadi dekorasi tradisional suku Papua misalnya hiasan ketua.
Serene Chng, seorang petugas program pada LSM lingkungan biologi mengungkapkan, burung-burung liar diselundupkan ke wilayah lain pada Indonesia & Asia Tenggara.
"Kapasitas penegakan aturan sangat terbatas, pungkasnya.
"Tantangannya termasuk permintaan berasal konsumen, korupsi, pengawasan yang tidak baik, serta kurangnya dukungan dari lembaga non-penegak aturan yg mampu membantu maskapai penerbangan, pengirim barang, layanan kurir bandara," sambung Chng.
Wisata alam bisa jadi penyelesaiannya
Di Sorong, seseorang penjual souvenir mengungkapkan bahwa gelang tradisional yg dibentuk beserta bulu burung ini mampu menghasilkan 1,lima juta rupiah.
Baca juga: Tui, Burung yang Marah andai kata Saingannya Berkicau Lebih Baik
Inilah yg membentuk makin banyaknya perburuan burung cendrawasih.
Selain itu, Papua yang adalah rumah bagi 1/tiga hutan hujan pada Indonesia ditebang bersama cepat.
Related
Binur yg memahami bahwa rakyat risi perusahaan tersebut akan menghancurkan hutan & kehidupan desa tradisional itu mengajukan solusi yang diyakini sanggup melindungi burung & hutan sekaligus.
Ia membantu membarui Malagufuk sebagai sebuah desa wisata, pada mana penduduknya mampu bekerja sebagai pemandu wisata & menyediakan akomodasi bagi pengunjung.
Hingga ketika ini, 20 wisatawan berkunjung setiap bulannya buat melihat burung cendrawasih serta spesies burung laiinnya misalnya kaswari & burung enggang.
Pengunjung harus menempuh perjalan 2 jam melalui hutan buat mencapai pemukiman pada dusun terpencil yang memiliki listrik terbatas ini.
Baca pula: Begini Cara Ilmuwan Australia Selamatkan Populasi Burung Swift Parrot
"Sepertinya wisata alam ini ialah sesuatu yg rupawan buat kami pakai. Ibuku senang bersama burung & kami mengenal burung cendrawasih melalui film dokumenter," celoteh Lisa von Rabenau, seseorang turis berasal Jerman.
Binur berencana untuk meluncurkan bisnis desa wisata serupa dalam seluruh Papua. Ia berharap pariwisata ini akan menunjuk dalam proteksi burung-burung yg populer pada global & menaruh laba bagi rakyat lokal.
Ia menjelaskan, "Wisatawan sanggup mendatangkan sedikit uang untuk para penduduk desa menghidupi keluaganya, mengirim anaknya ke sekolah, membeli seragam, & mereka pula akan sadar buat menyelamatkan alam."
0 Response to "Menyelamatkan Burungburung Papua beserta Ekowisata 2019"
Post a Comment