KAWASAN STUDI PURBA DI KOTA BLORA SELATAN



Mungkin belum banyak yg memahami bahwa sebenarnya daerah Blora, terutama Blora selatan adalah Situs Purbakala yg patut buat diperhatikan Keberadaannya. Berdasarkan kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, pada sepanjang daerah genre Sungai Bengawan Solo di Blora masih ada 16 teras endapan yang membentang di Kecamatan Kradenan, Kedungtuban, dan Cepu. Salah satunya adalah teras Ngandong, teras Sunggun serta Medalem
Tinggi teras itu lebih kurang 28 meter berdasarkan Sungai Bengawan Solo sekarang. Kawasan itu sebagai sentra penelitian arkeologi sejak 1931, yg dirintis tim survei geologi Belanda Ter Haar Oppenoorth Koenigswald. Tim itu menemukan 11 tengkorak dan dua tibia atau tulang kering. Salah satunya Fosil manusia purba yg terakhir, Homo soloensis, justru ditemukan di Ngandong, Kecamatan Kradenan, Blora.
Kemudian pada susul dengan ditemukannya Fosil Utuh gading gajah sepanjang 3meter di Sunggun yang menciptakan gempar global Arkeologi.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional menetapkan Kabupaten Blora sebagai tempat studi purba. Pasalnya, sejumlah arkeolog poly menemukan fosil-fosil serta peninggalan insan purba di bekas endapan Sungai Bengawan Solo purba.
Penetapan itu sendiri dilakukan pada Seminar Pengelolaan Cagar Budaya di Blora, Jawa Tengah
Peneliti senior Pusat Penelitian serta Pengembangan Arkeologi Nasional, Prof Truman Simanjuntak, menyampaikan, Blora memiliki sejarah hunian yang sangat panjang. Sejumlah arkeolog yg mengadakan penelitian pada Blora bisa menemukan dan menyelidiki evolusi lingkungan, insan, serta budaya.
Arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta, Gunadi, berkata, dalam 1977 sejumlah arkeolog melanjutkan penelitian pada kawasan Blora bagian selatan itu. Semula mereka memfokuskan penelitian di Dusun Jigar, Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, dengan luas area penelitian sekitar 2.500 meter persegi. Kemudian di kembangkan ke wilayah timur meliputi dusun Sunggun serta Medalem.
Mereka menemukan asal daya arkeologi, seperti fosil-fosil binatang purba, misalnya yg ditemukan pada Situs Sangiran, contohnya fosil gajah, rusa, kura-kura, dan kerbau. Pada ketika itulah, sejumlah arkeolog itu menyatakan lokasi temuan itu merupakan endapan Sungai Bengawan Solo purba karena letaknya nir jauh menurut Sungai Bengawan Solo sekarang ini.
Pada tahun-tahun selanjutnya sampai sekarang, sejumlah arkeolog menemukan artefak-artefak zaman klasik serta perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Misalnya pada 1997, arkeolog menemukan sisa-sisa candi bata pada Desa Kamolan, Kecamatan Blora, serta dalam 2008 pelataran berundak pada bukit kapur diwilayah situs goa sentono, Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan

Related Posts

0 Response to "KAWASAN STUDI PURBA DI KOTA BLORA SELATAN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel