BAGAIMANA CARA MENGHILANGKAN SIFAT PEMARAH DAN MENGHAPUSKAN DENDAM

“Aku benci dia”
“Aku tidak mau lihat mukanya lagi”
“Tidak akan ku maafkan dia”
“Aku akan lakukan kepada dia rasa apa yg saya rasakan sekarang”
Pernah atau nir terlintas ungkapan-ungkapan di atas terucap di bibir kita atau terlintas di benak hati dan fikiran kita?
Jika iya, bagaimana perasaan kita saat itu? Marah? Benci? Sedih?
Jika tidak, syukurlah karena jiwa kita bebas daripada belenggu dendam.

Perasaan dendam membuat hati kita nir tenang.
Mendengarnya saja telah menciptakan jiwa sebagai galau serta terganggu.
Pasti aneka macam perasaan berkecamuk yang telah tentunya berbaur negatif. Dendam itu memakan jiwa, merusakkan rasa dan menyesakkan diri.
Seseorang yang menyimpan dendam pasti berada dalam keadaan tidak senang hati. Mereka mencicipi semua serba tidak adil dan perlukan tindakan buat membalas dendam.
Disertai ungkapan bibir serta hati terus mengucapkan istilah-kata yang nir sedap didengar.
Sifat dendam sangat berkait dengan perasaan murka . Dan itu sangat lumrah, lantaran menjadi insan seharusnya dikurniakan aneka macam perasaan.
Rasa gembira, sedih, kecewa, teruja, marah dan aneka macam lagi. Perasaan ini sering berubah-rubah. Namun, perasaan ini perlu terdapat untuk mewarnai kehidupan kita.
Dari Abu Hurairah r.A:
“Sesungguhnya seorang bertanya pada Rasulullah s.A.W : Ya Rasulullah nasihatilah saya. Beliau bersabda: Jangan engkau murka . Dia menanyakan itu berkali-kali. Maka baginda bersabda, Jangan engkau murka ”.
Seseorang yg dalam keadaan marah, emosinya terganggu, fikirannya tidak menentu dan hilang pertimbangannya. Ketika itulah ucapannya mendahului apa yg difikirkan oleh akalnya.
Seperti melepaskan lelah yang panjang. Tanpa berfikir seluruh kata-istilah yg dilontarkan kepada seorang yg dimarahinya begitu menyakitkan hati.
Imam Ghazali pernah bertanyakan pada anak-anak muridnya:
“Apakah yg paling tajam sekali pada global ini?”
Mereka menjawab: “Pedang”

Lalu Imam Ghazali mengungkapkan bahawa yg paling tajam sekali pada dunia ini adalah lidah manusia. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Ini dibenarkan lagi menggunakan sabda Nabi Muhammad s.A.W:
“Amal yg paling dicintai Allah s.W.T merupakan menjaga verbal”
(Hadis riwayat Baihaqi)
Maha Kuasa Allah menciptakan insan dengan sebaik-baik penciptaan. Cukup sempurna ciptaan Allah.
Antara kekuasaan Allah dapat dipandang pada penciptaan anggota badan manusia. Sungguh setiap kreasi Allah itu tidak sia-sia serta niscaya terdapat hikmahnya.
Allah menciptakan insan dengan dua indera pendengaran serta satu verbal supaya kita lebih poly mendengar daripada berbicara.
Bagaimanakah cara untuk menahan marah?
Rasulullah s.A.W bersabda:
“Jika galat seseorang berdasarkan engkau marah, serta saat itu ia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah dia duduk. Kerana hal itu akan menghilangkan marahnya. Dan jikalau nir, maka hendaklah ia berbaring”
(Hadis riwayat Muslim)
“Sesungguhnya marah itu berdasarkan syaitan. Syaitan itu dijadikan daripada barah. Maka jika engkau murka hendaklah kamu berwudhu'.”
(Hadis riwayat Adu Daud)
Apabila kita hendak murka , segeralah beristighfar sebagai akibatnya hilang perasaan murka tersebut.
Diam seketika, sabar. Kemudian, fikirkan mengenai hal tersebut. Apakah sebanding buat melemparkan kemarahan?
Jika terlanjur melepaskan kemarahan, segeralah beristighfar. Mohonlah keampunan daripada Allah s.W.T serta kekuatan buat menghadapi situasi tadi walaupun perih.

Menahan murka merupakan galat satu jalan menerima ketenangan hati

Sabda Rasulullah s.A.W
“Mahukah kamu saya beritahukan masalah yang dengannya Allah memuliakan seseorang dan mengangkat darjat ketinggiannya? Mereka menjawab, ‘Bahkan ya Rasulullah’. Rasulullah s.A.W bersabda, ‘Berlemah-lembutlah terhadap orang yang mengetahui engkau , maafkanlah orang yang menzalimi kamu, berikanlah pada orang yang tidak pernah memberi pada kamu serta hubungkanlah silaturrahim menggunakan orang yang memutuskan silaturrahim dengan engkau ”
(Hadis riwayat At-Tabrani dan Al-Bazzar)
Seseorang yg memaafkan kesalahan orang lain, sebenarnya sedang membantu memperbaiki dirinya buat menjadi lebih baik.
Malah dia akan dihormati serta disayangi oleh orang sekelilingnya. Ingatlah sifat dendam serta marah itu apabila dibiarkan bersarang di pada diri pasti menghitamkan hati.
Jadi bersihkanlah ia menggunakan kata-kata maaf, ridha dan taubat kepada Illahi.
Buangkanlah sifat pemarah serta dendam ini dalam diri kita supaya hayati kita sentiasa hening.

Marah itu nafsu. Raihlah ganjaran menahan marah

Sesungguhnya orang yang dapat menunda marah itu adalah individu yg hebat dan akan dikurniakan ganjaran yg berlipat- lipat dari Allah s.W.T.
“Bukanlah orang yang bertenaga itu yg bisa membanting lawannya, kekuatan seorang itu bukan diukur dengan kekuatan namun yg diklaim orang kuat merupakan orang yang dapat menahan nafsunya pada waktu murka ”.
(Hadis riwayat Bukhari serta Muslim)
“Barangsiapa yg menahan marah, padahal dia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah akan menyerunya pada hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, hingga dia dipersilakan oleh Allah Taala buat menentukan bidadari yang beliau sukai”.
(Hadis riwayat Abu Daud serta At-Tirmidzi)
Anda akan sebagai insan yg relatif kuat jika dapat memaafkan
Belajarlah mendidik diri untuk mengawal kemarahan.
Jangan wujudkan walau sedikit pun perasaan dendam pada diri kita. Dengan memaafkan orang lain bererti anda cukup bertenaga buat bisa tahu bahawa manusia tidak paripurna serta bisa berbuat salah .
Dengan memaafkan juga langkah anda menjadi ringan pada meraih impian.
Sudahkah kita bersedia memperbaiki diri? Marilah jadi pemaaf.
Sumber: //akuislam.com

Related Posts

0 Response to "BAGAIMANA CARA MENGHILANGKAN SIFAT PEMARAH DAN MENGHAPUSKAN DENDAM"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel