KEBENARAN ALLAH TERBUKTI 7 PEMUDA INI TERBANGUN DARI TIDUR SELAMA 309 TAHUN

Syurgawi.com - Firman Allah; “Adakah kamu menyangka (wahai Muhammad), bahawa kisah ‘ashabul kahfi’ (penghuni gua) dan ‘ar-raqiim’ (anjing mereka) termasuk antara indikasi-tanda-pertanda kekuasaan Kami yg menakjubkan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari loka berlindung ke pada gua lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat pada kami berdasarkan sisi-Mu serta sempurnakanlah bagi kami petunjuk yg lurus pada urusan kami (ini)”. (al-Kahfi: 9).
Ashabul kahfi (penghuni-penguni gua) yang dimaksudkan pada ayat di atas, dari para ulama’- terdiri berdasarkan tujuh orang pemuda iaitu;
1.maksalmina
2.tamlikha
3.martunus
4.bainunus atau Nainunus
5.sarbunus
6.dzunuanus
7.kasyfitatanunus
Bersama mereka ada seekor anjing yg setia bernama Qitmir mengekori mereka. Pemuda-pemuda ini beriman kepada Allah pada tengah kekufuran kaum dan bangsa mereka. Identitas mereka menjadi pemuda yg beriman diakui sang Allah menggunakan firmanNya;
“Sesungguhnya mereka itu merupakan pemuda-pemuda yang beriman pada Tuhan mereka dan Kami masukkan kepada mereka petunjuk”. (al-Kahfi: 13)
Menurut pakar sejarah, kisah ini terjadi dalam zaman sebelum kedatangan Islam pada satu negeri bernama Afsus yg terletak pada Turki (ada pendapat menyatakan pada Jordan, serta ada pula mengungkapkan pada Syria).
Pada mulanya penduduk negeri itu beriman kepada Allah dan beribadat meng-esa-kan Nya. Tetapi keadaan berubah selesainya kedatangan seseorang raja bernama Diqyanus. Raja ini menganut faham kufur/berhala dan dia memaksa warga yg pada bawah pemerintahannya supaya murtad menurut kepercayaan Allah yang dibawa Nabi Isa a.S. Dan berubah menjadi kepercayaan yg menyembah berhala yang dianutinya.
Rakyat yang takut dengan ancaman serta seksaan raja itu terpaksa akur dengan perintah raja yg zalim itu. Namun tujuh pemuda beriman tersebut tidak mau tunduk menggunakan tekanan raja kafir itu. Mereka permanen teguh mempertahankan aqidah mereka walaupun sadar nyawa serta diri mereka mungkin terancam dengan berbuat demikian. Akhirnya mereka dipanggil mengadap raja itu.
Di hadapan raja yg zalim itu, mereka menggunakan penuh berani serta bersemangat berhujjah mempertahankan iman serta prinsip aqidah Ilahi yg mereka yakini. Allah berfirman menceritakan peristiwa mereka berhujjah;
“Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di saat mereka berdiri (di hadapan raja) lalu mereka berkata (membentangkan hujjah kepada raja): ”Tuhan kami merupakan Tuhan langit serta bumi; kami sekali-kali nir menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh menurut kebenaran. Kaum kami ini telah berakibat selain Dia menjadi yang kuasa-dewa (buat pada sembah). Mengapa mereka nir mengemukakan alasan yg terperinci (tentang agama mereka?) Siapakah yg lebih zalim daripada orang-orang yg mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?” (al-Kahfi: 14-15).
Walaupun tidak sanggup menjawab hujjah-hujjah yang mantap menurut pemuda-pemuda beriman ini, raja yang kufur dan zalim itu permanen berkeras ingin mereka murtad berdasarkan agama mereka. Ia memberikan tempo beberapa hari kepada mereka. Apabila sesudah tempo yg ditetapkan itu pemuda-pemuda ini tetap bersikeras, maka mereka akan dimurtadkan secara paksa atau akan dibunuh. Karena sayang menggunakan aqidah dan kepercayaan mereka, pemuda-pemuda ini bermusyawarah sesama mereka buat mencari keputusan yang muafakat. Apakah tindakan yg sepatutnya diambil buat mempertahankan diri serta jua kepercayaan mereka? Akhirnya mereka menetapkan buat lari bersembunyi dan berlindung pada pada gua pada daerah pedalaman/kampung.
Firman Allah; “Dan oleh kerana kamu telah mengasingkan diri berdasarkan mereka dan menurut apa yg mereka sembah selain Allah, maka pergilah kamu berlindung di gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari rahmat-Nya kepada kamu serta menyediakan kemudahan-kemudahan buat menjayakan urusan kamu dengan memberi bantuan yang bermanfaat”. (al-Kahfi: 16)
Mereka lari ke pedalaman di tempat pergunungan bernama Nikhayus. Di situ terdapat sebuah gua serta pada situlah mereka bersembunyi dan berlindung. Kebetulan semasa perjalanan mereka ke situ mereka sudah diikuti oleh seekor anjing bernama ar-raqiim. Maka anjing itu turut bersama-sama dengan mereka berlindung dan menetap di gua itu. Di dalam gua itu mereka diberi ketenangan serta ketenteraman sang Allah. Allah sudah menidurkan mereka menggunakan nyenyak dalam gua tadi.
Firman Allah menceritakan tentang mereka di dalam gua;
“Lalu Kami tidurkan mereka dengan nyenyaknya pada pada gua itu bertahun-tahun lamanya”. (al-Kahfi: 11).
Allah ingin mengambarkan kekuasaanNya kepada hamba-hambaNya melalui insiden ini. Maka Allah sudah mentakdirkan pemuda-pemuda ini tidur dalam jangka masa yg sangat lama yaitu selama 300 tahun (mengikut perkiraan tahun Masehi) atau 309 tahun (mengikut tahun Hijrah).
“Dan mereka sudah tinggal tidur dalam gua mereka selama 3 ratus tahun (dengan kiraan ahli Kitab), serta hendaklah kamu tambah sembilan tahun lagi (menggunakan kiraan kamu) (yakni sebagai 309 tahun)” (al-Kahfi: 25)
Walaupun mereka tidur amat usang dan tanpa makan dan minum, namun dengan kuasa Allah, badan dan jasad mereka tidak hancur dan hancur. Bahkan Allah menyatakan bahawa; jika kita lihat keadaan mereka di dalam gua itu nescaya kita nir akan percaya bahawa mereka sedang tidur.
“Dan kamu sangka mereka sadar padahal mereka tidur; dan Kami pulang-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (agar badan mereka nir dimakan tanah), sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan apabila engkau menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling menurut mereka menggunakan melarikan (diri) serta tentulah (hati) engkau akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka”. (al-Kahfi: 18)
Setelah sampai tempoh yg ditetapkan Allah (iaitu 300 tahun atau 309 tahun), mereka dibangunkan. Ketika mereka bangun mereka sendiri nir menyadari bahawa mereka tidur dalam jangka masa yang amat lama . Mereka menyangka mereka hanya tidur pada masa sehari atau separuh hari sahaja.“Berkatalah galat seorang pada antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (pada sini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (pada sini) sehari atau setengah hari….”. (al-Kahfi: 19)
Sebaik bangun menurut tidur mereka, mereka terasa lapar. Maka sebahagian dari mereka mencadangkan agar dihantar seseorang wakil buat ke Bandar bagi mencari sesuatu buat pada makanan. Akhirnya mereka menentukan Tamlikha buat ke kota Afsus. Kebetulan semasa mereka melarikan diri dulu mereka membawa bekalan duit perak.
Firman Allah menceritakan cadangan sebahagian menurut mereka itu;
“Maka suruhlah galat seorang di antara engkau pulang ke kota dengan membawa uang perak engkau ini, dan hendaklah dia lihat manakah kuliner yang paling baik (yakni yg higienis serta halal), maka hendaklah dia membawa makanan itu buat engkau , dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan hal engkau kepada seseorangpun. Sesungguhnya apabila mereka bisa mengetahui tempatmu, pasti mereka akan melempar engkau dengan batu, atau memaksamu pulang pada kepercayaan mereka, serta bila demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”. (al-Kahfi: 19-20).
Lihatlah betapa bersihnya hati dan akhlak mereka. Walaupun pada keadaan yg gawat dan susah serta kelaparan, namun mereka masih berpesan kepada sahabat mereka yang ditugaskan ke kota mencari makanan itu agar mencari serta menentukan kuliner yg bersih dan halal. Ini mengindikasikan bahawa mereka adalah pemuda-pemuda yang bertakwa pada Allah. Di dalam al-Quran, Allah memerintahkan kita supaya bertakwa kepadaNya sedaya yg kita sanggup, pada keadaan mana sekalipun, sama ada senang atau susah.
FirmanNya; “Maka bertakwalah engkau pada Allah menurut kesanggupanmu serta dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik buat dirimu”. (at-Taghabun: 16).
Walaupun Allah menceritakan pada ayat tadi bahawa pemuda-pemuda amat berhati-hati dan berjaga-jaga agar jangan diketahui orang lain–kerana mereka menyangka raja yg memerintah negeri masih raja yg dulu dan kafir pada Allah, tetapi Allah sudah mentakdirkan agar berita tentang mereka diketahui sang hamba-hambaNya yg lain bagi pertanda kekuasaan serta kehebatanNya. Kebetulan semasa pemuda-pemuda ashabul kahfi ini dibangkitkan Allah sesudah tidur 300 tahun lamanya, suasana negeri telah banyak berubah. Raja dan pemerintah negeri merupakan orang yg beriman kepada Allah. Begitu jua menggunakan kebanyakan rakyatnya. Namun masih masih ada segelintir warga pada negeri itu yang masih ragu-ragu tentang kebenaran kiamat; mereka masih ragu-ragu; bagaimana Allah boleh menghidupkan orang yang sudah tewas? Apatah lagi yg telah beribu bahkan berjuta tahun lamanya dimakan tanah. Maka sangat sempurna waktunya Allah membangkitkan ashabul kahfi pada zaman tadi dan melahirkan kekuasaanNya pada hamba-hambaNya yg masih ragu-ragu lagi.
“Dan demikianlah Kami uangkapkan hal mereka pada orang ramai agar mereka mengetahui bahwa janji Allah menghidupkan orang mangkat merupakan sahih, dan bahwa kedatangan hari kiamat nir ada keraguan padanya”. (al-Kahfi: 21)
Allah membicarakan wacana pemuda-pemuda ashabul kahfi itu ketika wakil mereka itu datang ke kota hendak membeli makanan. Dia merasa heran melihat keadaan kota serta penduduknya berubah sama sekali. Penduduk kota juga merasa heran melihat keadaan wakil itu dan mereka semakin konfiden jika mereka melihat duit perak yg mereka bawa ialah duit zaman dahulu yg sudah nir laris lagi. Dia dituduh menjumpai harta karun lalu dibawa mengadap raja yang beriman serta peduli dengan hal kepercayaan .
Setelah mendengar kisahnya, raja serta orang-orangnya berangkat ke gua ashabul kahfi bersama wakil itu, kemudian berjumpa dengan pemuda-pemuda yg lainyya dan mendengar kisah mereka. Sejurus kemudian pemuda-pemuda itu pun dimatikan Allah sehabis memberi ucapan selamat tinggal pada raja yg beriman itu dan orang-orangnya.
Raja mengusulkan supaya sebuah masjid didirikan pada sisi gua itu. Sementara itu terdapat yg mengusulkan supaya mendirikan sebuah bangunan atau tugu menjadi kenangan.
Hal ini diceritakan Allah menggunakan firmanNya;
“Setelah itu maka (sebahagian dari mereka) mengatakan: “Dirikanlah sebuah bangunan di sisi (gua) mereka, Allah jualah yang mengetahui akan hal ehwal mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka (yakni pihak raja) juga berkata: “Sesungguhnya kami hendak membina sebuah masjid di sisi gua mereka”. (al-Kahfi: 21)
Subhanallah.. Demikianlah kisah 7 Pemuda Yang Dibagunkan Dari Tidur Selama 309. Semoga menambah keimanan kita kepada Allah SWT.

Related Posts

0 Response to "KEBENARAN ALLAH TERBUKTI 7 PEMUDA INI TERBANGUN DARI TIDUR SELAMA 309 TAHUN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel