ANIS BENTET SANGIHE BURUNG ASLI INDONESIA YANG TERANCAM PUNAH
January 09, 2019
Add Comment
Anis bentet sangihe atau Sangihe shrike-thrush (Colluricincla sanghirensis) adalah jenis burung yang adalah endemik Pulau Sangihe pada Sulawesi Utara. Burung bertubuh kecil ini termasuk dalam keluarga Colluricinclidae, serta hanya ditemukan pada kurang lebih Gunung Sahendaruman.
Habitat
Anis bentet sangihe umumnya ditemukan sendirian atau terkadang bersama gerombolan -kelompok mini burung penghuni hutan pada kurang lebih Gunung Sahendaruman dan Gunung Awu. Gunung Sahendaruman sendiri merupakan gunung berapi yg sudah nir aktif yang terletak di pulau yg mempunyai luas 58.200 hektar.
Gunung ini merupakan satu-satunya kawasan berhutan utama yang terdapat pada Pulau Sangihe. Meskipun luas hutannya hanya sekitar 500 hektar, tetapi Sahendaruman sebagai rumah bagi delapan jenis burung yg adalah endemik Sangihe, yg empat jenis di antaranya pada kondisi terancam punah dengan status Kritis serta satu jenis berstatus Genting.
Dari keempat jenis tadi, anis bentet sangihe mempunyai status terancam punah, sedangkan 3 spesies lain yaitu eriwang sangihe (Eutrichomyias rowleyi), kacamata sangihe (Zosterops nehrkorni) serta udang-merah sangihe (Ceyx sangirensis). Sedangkan buat spesies burung yg berada pada status Genting adalah burung-madu sangihe (Aethopyga duyvenbodei).
Anis bentet sangihe mempunyai tubuh berukuran mini yaitu lebih kurang 17 cm, tubuh permukaan berwarna coklat zaitun menggunakan warna coklat tua pada bagian bahu serta bawah punggungnya, sedangkan tubuh bagian bawah berwarna coklat pucat yang membias kekaratan pada bagian perutnya.
Untuk saat ini, populasi anis bentet sangihe masih diperkirakan masih ada kurang dari 100 individu burung, mengingat kecilnya tempat asli mereka. Untuk melindungi populasi mereka yg terus berkurang, pada bulan Januari 1999, burung anis bentet sangihe mulai ditetapkan menjadi burung dilindungi, sinkron menggunakan Peraturan Pemerintah no.7 Tahun 1999.
Suara anis bentet sangihe
Download mp3 format wav format
Habitat
Anis bentet sangihe umumnya ditemukan sendirian atau terkadang bersama gerombolan -kelompok mini burung penghuni hutan pada kurang lebih Gunung Sahendaruman dan Gunung Awu. Gunung Sahendaruman sendiri merupakan gunung berapi yg sudah nir aktif yang terletak di pulau yg mempunyai luas 58.200 hektar.
Gunung ini merupakan satu-satunya kawasan berhutan utama yang terdapat pada Pulau Sangihe. Meskipun luas hutannya hanya sekitar 500 hektar, tetapi Sahendaruman sebagai rumah bagi delapan jenis burung yg adalah endemik Sangihe, yg empat jenis di antaranya pada kondisi terancam punah dengan status Kritis serta satu jenis berstatus Genting.
Dari keempat jenis tadi, anis bentet sangihe mempunyai status terancam punah, sedangkan 3 spesies lain yaitu eriwang sangihe (Eutrichomyias rowleyi), kacamata sangihe (Zosterops nehrkorni) serta udang-merah sangihe (Ceyx sangirensis). Sedangkan buat spesies burung yg berada pada status Genting adalah burung-madu sangihe (Aethopyga duyvenbodei).
Anis bentet sangihe mempunyai tubuh berukuran mini yaitu lebih kurang 17 cm, tubuh permukaan berwarna coklat zaitun menggunakan warna coklat tua pada bagian bahu serta bawah punggungnya, sedangkan tubuh bagian bawah berwarna coklat pucat yang membias kekaratan pada bagian perutnya.
Untuk saat ini, populasi anis bentet sangihe masih diperkirakan masih ada kurang dari 100 individu burung, mengingat kecilnya tempat asli mereka. Untuk melindungi populasi mereka yg terus berkurang, pada bulan Januari 1999, burung anis bentet sangihe mulai ditetapkan menjadi burung dilindungi, sinkron menggunakan Peraturan Pemerintah no.7 Tahun 1999.
Suara anis bentet sangihe
Download mp3 format wav format
0 Response to "ANIS BENTET SANGIHE BURUNG ASLI INDONESIA YANG TERANCAM PUNAH"
Post a Comment