MEMBUAT INKUBATOR DARURAT UNTUK PENETASAN TELUR
January 09, 2019
Add Comment
Seperti diketahui, agar telur mampu menetas setidaknya beberapa hal sangat diharapkan dalam perkembangannya tadi yaitu indukan yang berpengalaman atau indukan yg sudah cukup umur, dengan demikian mereka akan dengan gampang melakukan pekerjaannya tanpa terganggu sang kasus lainnya.
Untuk menetaskan telur indukan tadi harus melakukan beberapa hal sebagai berikut :
- Mengerami telurnya menggunakan tujuan menghangatkan telur.
- Membolak - balik telur.
- Membuat atau menjaga kelembaban pada sarangnya.
Lalu bagaimana jika kita nir memiliki burung babuan, atau pada kondisi darurat kita menemukan sebuah sarang yg berisi telur di alam ? Jawaban yang paling rasional tentu kita membutuhkan inkubator buat membantu menetaskan telur tersebut.
Penggunaan inkubator memang sudah menjadi keliru satu kebutuhan pada sebuah penangkaran, selain untuk menaikkan keberhasilan penetasan telur pula mampu menaikkan produktivitas penangkaran, serta dipasaran memang telah banyak dijual peratalatan inkubator baik yang berukuran mini maupun ukuran akbar. Kalau pun kita tidak mempunyai perangkat inkubator tadi, maka kita mampu saja menciptakan sendiri perangkat inkubator sangat sederhana menggunakan berbahan dasar bahan yg gampang ditemukan pada kurang lebih kita, hanya buat tujuan darurat saja.
Membuat sendiri inkubator darurat
Untuk itu kita sanggup menciptakan Inkubator Darurat atau ISS ( Inkubator Sangat Sederhana ) yang tujuannya buat menyelamatkan telur yg nir dirawat dengan semestinya sang indukan burung.
Media yang akan dipakai menjadi inkubator darurat ini bisa menggunakan bahan-bahan yg nir terpakai misalnya kotak stereofoam kecil, kotak kayu berdasarkan triplek, kontainer plastik atau mampu pula menggunakan kotak kaca /akuarium mini ( jika menggunakan kotak kaca, maka suhu wajib selalu dipantau karena sifat kaca yang mampu mengembangkan panas ), masukan kedalam kotak tadi beberapa kain handuk yg digulung melingkar pada tengah berdasarkan dalam kotak tadi atau dibuat menyerupai sarang burung, dua butir kain mampu dipakai yang masing-masing dibuat menggulung serta diletakan ditengah kotak menggunakan posisi melingkar menggunakan bulat mini ditengah-tengahnya. Pada bagian tengah tersebut diletakan lagi kain lembut buat loka meletakan telur-telurnya.
Siapkan wadah berisi air bisa menggunakan pisin mini atau gelas mini yg berisi air, kemudian letakan di sudut dari kotak tadi. Air berguna buat menciptakan kelembaban didalam kotak tadi. Perlu diperhatikan pula disini kita harus acapkali memantau kondisi air tadi, lantaran suhu panas bisa membuat air cepat menguap maka penambahan air perlu dilaukan bila air pada pada wadah tersebut tampak berkurang atau mulai habis.
Lampu pemanas mulai diletakan diatas kotak tersebut, yg berfungsi buat memberikan panas serta kehangatan pada telur-telur didalamnya, gunakan lampu dengan daya yg rendah misalnya 10 watt , kemudian letakan tepat diatas telur yang berada dalam kotak tadi.
Selama pemanasan atau inkubasi jangan lupa buat selalu memutarkan telur beberapa kali dalam sehari, jangan lupa cukup sebalik saja dan jangan dibulak-balik . Untuk memenuhi kebutuhan suhu yg ideal mungkin penempatan thermometer akan sangat diperlukan sebagai akibatnya bisa didapat suhu yg tepat agar telur mampu menetas, serta buat itu pengaturan tinggi rendah lampu sanggup dilakukan dengan mengikuti angka yang tertera dalam thermometer tadi.
Dikarenakan hal ini besifat darurat atau inkubator sederhana buat telur yg nir dirawat menggunakan baik sang indukannya, maka kemungkinan buat berhasil merupakan sekitar 90% yang tentu saja semua tergantung berdasarkan bagaimana cara kita menanganinya.
Cara lain yang sanggup dilakukan merupakan memakai peralatan spesifik perlengkapan bayi seperti contohnya alat spesifik yang tak jarang dipakai buat menghangatkan popok atau tisue bayi seperti Baby Warmer ini :
Faktor utama yang membuahkan proses inkubasi pada sebuah indera inkubator berjalan lancar dan berpeluang berhasil adalah syarat suhu atau temperatur dalam inkubator tadi yg harus sinkron menggunakan yg diharapkan sang telur buat menetas. Perkembangan embrio memang cukup toleran terhadap penurunan suhu dalam jangka pendek dan hal ini mampu dimanfaatkan buat memeriksa kondisi telur misalnya dengan meneropong telur atau memindahkan telur-telur tadi, dengan catatan tidak lebih dari 10 - 15 menitan sebelum suhu pada telur tadi sahih-benar turun yang mengakibatkan kebekuan/kematian pada embrio didalamnya.
Karena itu pula sebuah perangkat inkubator yang baik tentu harus dilengkapi menggunakan beberapa peralatan pengukur serta pengatur suhu atau temperatur, seperti thermostat serta thermometer, dengan demikian kondisi suhu didalamnya akan gampang dipantau serta jika terlihat mengalami kenaikan maka itu ialah kita wajib segera mengganti atau menambah air yg terdapar pada wadah didalam inkubator tersebut.
Suhu atau temperatur yg diharapkan pada menetaskan telur itu sendiri relatif bervariasi tergantung besar -kecil serta jenis burung yg sedang coba ditetaskan tersebut, namun untuj jenis burung lovebird dan burung kicauan secara generik, suhu atau temperatur yang dibutuhkan adalah kurang lebih 36.8 – 37.0°C atau 98.tiga – 98.6ºF.
Perawatan setelah menetas
Setelah menetas burung anakan / piyikan tetap berada didalam kotak tersebut sampai mereka mempunyai bulu-bulu yg lengkap. Selama perawatannya tadi kita akan melakukan proses handfeeding yg artikel lengkapnya mengenai hand feeding ini akan kita ulas dalam pertemuan berikutnya.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "MEMBUAT INKUBATOR DARURAT UNTUK PENETASAN TELUR"
Post a Comment