10 KESALAHAN ISTRI PADA SUAMI YANG MUNGKIN TANPA DIA SADARI
April 18, 2016
Add Comment
1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna
Sebelum menikah, seorang perempuan membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yg sangat romantis sebagaimana beliau baca pada novel juga dia saksikan dalam sinetron-sinetron.
Ia memiliki citra yang sangat ideal berdasarkan sebuah pernikahan. Kelelahan yg sangat, cape, masalah keuangan, serta segudang problematika di dalam sebuah famili luput menurut gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang latif-indah dan enak-enak pada sebuah perkawinan.
Akhirnya, waktu beliau harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang sanggup menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai menggunakan gambaran ideal yang senantiasa beliau impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat forum perkawinan dengan pemahaman yg utuh, nir sepotong-pangkas, romantika famili bersama problematika yg ada di dalamnya.
2. Nusyus (tidak taat kepada suami)
Nusyus merupakan sikap membangkang, nir patuh dan tidak taat pada suami. Wanita yg melakukan nusyus adalah wanita yg melawan suami, melanggar perintahnya, nir taat kepadanya, serta nir ridha dalam kedudukan yg Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah menetapkan untuknya.
Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami pada atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan pada kedurhakaan kepada Allah, lantaran nir ada ketaatan pada maksiat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, pada situasi apapun, bahagia juga susah, lapang juga sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri misalnya ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.
3. Tidak menyukai famili suami
Terkadang seorang istri menginginkan agar semua perhatian serta kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun saat serta perhatian diberikan pada selainnya. Termasuk jua pada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami wajib berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap bunda mertua menjadi pesaing utama pada mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tidak jarang berusaha merayu suami buat berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan serta kelemahan orang tua dan famili suami, atau mengembang-besarkan suatu perkara, bahkan tak segan untuk memfitnah famili suami.
Ada jua seorang istri yg menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami berdasarkan keluarganya dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah forum pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orang tua suami merupakan orang tua istri, famili suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik menggunakan keluarga suami merupakan keliru satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa damai serta senang jika istrinya bisa memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.
4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seseorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan sandang yg latif hanya waktu beliau keluar rumah, ketika hendak perjalanan, menghadiri undangan, ke tempat kerja, mengunjungi saudara juga teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau saat ada program lainnya pada luar tempat tinggal . Keadaan ini sungguh berbalik waktu ia di depan suaminya. Ia tidak peduli menggunakan tubuhnya yg kotor, relatif hanya mengenakan sandang seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, dia pula hanya mencukupkan dengan aroma dapur yg menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara sang istri, jangan heran apabila suami tidak betah pada tempat tinggal , ia lebih senang menghabiskan waktunya di luar ketimbang pada tempat tinggal . Semestinya, berhiasnya beliau lebih ditujukan pada suami Janganlah estetika yg sudah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak buat itu.
5. Kurang berterima kasih
Tidak sporadis, seorang suami tidak mampu memenuhi harapan sang istri. Apa yg diberikan suami jauh menurut apa yg ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya telah berusaha secara maksimal buat memenuhi kebutuhan famili serta hasrat-keinginan istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yg diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona’ah serta ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya mampu tahu keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami menggunakan sesuatu yang nir bisa dilakukan suami. Ia akan berterima kasih serta mensyukuri apa yg telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yg dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya bila engkau bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”
6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita adalah mayoritas penduduk neraka.”
Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sesudah shalat gerhana ketika terjadi gerhana mentari .
Ajaib !! Perempuan sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang mak memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih akbar ketimbang ayah. Sosok yg dimuliakan, namun malah sebagai penghuni lebih banyak didominasi neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Lantaran kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam waktu para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka nir mengingkari Allah, akan tetapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yg sudah diperbuat suaminya. Andaikata seseorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, lalu seseorang istri melihat sesuatu yang nir disenanginya berdasarkan seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa beliau tidak melihat kebaikan sedikitpun menurut suaminya. Demikian penerangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yg telah dilakukan suami!!
Inilah penyebab banyaknya kaum perempuan berada di pada neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi , apa serta bagaimana yg sudah kita lakukan kepada suami-suami kita?
Jika kita terbebas berdasarkan yang demikian, alhamdulillah. Itulah yang kita harapkan. Berita gembira untukmu wahai saudariku.
Namun apabila nir, kita (sering) mengingkari suami, mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir sang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertobat, satu-satunya pilihan utuk terhindar berdasarkan pedihnya siksa neraka. Selama surya belum terbit berdasarkan barat, atau nafas telah terdapat di kerongkongan, terdapat saat buat bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
7. Mengungkit-ungkit kebaikan
“Hai orang-orang yg beriman, janganlah engkau menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
8. Sibuk pada luar rumah
Seorang istri terkadang mempunyai banyak kesibukan pada luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan menerima izin suami dan nir sampai mengabaikan tugas serta tanggung jawabnya.
Jangan hingga kegiatan tadi melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai jujur yg sudah dipikulnya terabaikan.
Ketika suami pergi dari mencari nafkah, dia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, sajian belum siap, anak-anak belum mandi, serta lain sebagainya. Apabila hni terjadi terus menerus, sanggup jadi suami tidak betah di rumah, dia lebih senang menghabiskan waktunya di luar atau di tempat kerja.
9. Cemburu buta
Cemburu merupakan watak perempuan , ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan lumrah jika seorang istri merasa cemburu serta memendam rasa curiga pada suami yang jarang berada di rumah. Tetapi apabila rasa cemburu ini hiperbola, melampaui batas, nir fundamental, serta hanya dari dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yg tercela.
Cemburu yg disyariatkan merupakan cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yg dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika masih ada indikasi-pertanda yg membenarkan hal ini, maka ini merupakan cemburu yang terpuji. Apabila hanya dugaan belaka tanpa fakta serta bukti, maka ini adalah cemburu yg tercela.
Jika kecurigaan istri berlebihan, nir berdasar pada kabar serta bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia nir akan pernah merasa nyaman waktu terdapat di tempat tinggal . Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yg disangkakan istri pada dirinya.
10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat dibutuhkan buat menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati pada setiap ucapan serta perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, beliau sanggup menjaga lisannya menurut norma mencaci, mengungkapkan keras, dan mengkritik menggunakan cara memojokkan. Istri selalu berusaha buat menampakkan paras yg ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dicermati suaminya.
Demikian beberapa kesalahan-kesalahan istri yang terkadang dilakukan kepada suami yg seyogyanya kita hindari agar suami semakin sayang dalam setiap istri. Semoga keluarga kita sebagai famili yang sakinah, mawadah, warohmah.
Sumber: eramuslim.com
0 Response to "10 KESALAHAN ISTRI PADA SUAMI YANG MUNGKIN TANPA DIA SADARI"
Post a Comment