MERINDING BARU DIKUBUR 30 MENIT JENAZAH INI HANGUS TERBAKAR.. HANYA KARENA HAL INI

Pagi itu suasana cerah, sebuah truk yg sarat dengan barang pindahan masuk pekarangan sebuah rumah yg baru terselesaikan pada bangun. Melihat terdapat masyarakat pindahan yg akan sebagai penduduk baru. Masyarakat bergegas membantunya, mereka sibuk mengangkut barang barang masuk ke dalam rumah. Setelah selesai. Pemilik tempat tinggal langsung berkenaln serta akrab menggunakan rakyat. Nama saya Karta,saya pindahan berdasarkan kampung sawah, ini istri saya. Nita ujar Karta. Tau seorang mak keluar berdasarkan rumah tadi dengan menggengam sapu pada tangan. Kalau mak yang tua itu siapa? Tanya galat satu tetangga yang baru saja di salami Karta.

Ohh.....itu mak saya, nama dia Fatimah, suaminya sudah mati dunia, aku anak pertama, sehingga saya bertanggung jawab atas keluarga, terutama bunda. Jadi aku ajak bunda buat tinggal bersama kami", cerita karta. Keluarga Karta tampak serasi, masyarakatpun akrab menggunakan keluarga karta. Banyak tetangga yg memuji keluarga itu, lantaran jarang terdengar percekcokan. Akan tetapi siapa sangka, apa yang tampak pada mata rakyat lebih kurang situ teryata tidak selaras dengan kenyataan.
Memang dalam awalnya pada keluarga itu nir terdapat terjadi konflik. Tetapi pada kemudian harinya terdapat saja perkara, hal hal yang remehpun bisa menjadi asal masalah, terutama antara Ibu Fatimah serta istri Karta selalu saja terjadi perselisihan. Ibu Fatimah tak jarang menerima cacian, hinaan fitnahan berdasarkan istri Karta.
Akan namun bunda Fatimah selalu tabah menerimanya, dia nir pernah membalas perlakuan oleh menantu. Harapan yang pada idam idamkan buat menghabiskan masa tuanya dengan anak, menantu serta cucu pada keseharian yg di warnai bunga bunga kebahagiaan teryata pupus telah.
Tetapi demi kasihnya buat anak tercinta, dia rela mendapat aneka macam perlakuan yang nir sewajarnya menurut oleh menantu. Eh tua bangka jangan lezat enakan di sini ya....memangnya gak terdapat yang di kerjain, kerjanya cuma ngobrol saja! Bentak menantunya.
Padahal sang ibu sudah bekerja seharian penuh,tetapi ada saja yg salah dalam dirinya.cacian , hinaan ,fitnahan selalu saja pada tuduhkan ke dirinya.bahkan darah dagingnya sendiri yag beliau lahirka, dirawat semenjak mini ikut membencinya.
 Mas, saya tidak senang dengan mak , masa seharian kerjanya cuma duduk duduk saja, saya kan capek telah harus merawat anak kita si Dini, merapikan tempat tinggal ,eh....terdapat yg lain bukannya ikut membantu istilah Nita pada suaminya. Sudahlah engkau hening saja, nanti saya yg bicara pada bunda.usang lama hilang jua kesabaran saya kepadanya, ucap Karta. Hasutan demi hasutan terus pada tuduhkan kepada ibunya.
Tak tahan mendengar pengaduan istrinya. Karta yang tadinya tidak ambil pusing akhirnya menegur ibunya. Hingga suatu malam terjadi pertengkaran yang hebat. Mas, aku sudah tak sanggup tinggal di ruamah ini , seperti di neraka saja, Saya atau dia yg keluar menurut rumah ini. Kalau Mas tidak mengeluarin tua bangkat.
 Itu berdasarkan tempat tinggal malam ini juga, aku yang akan keluar...tantan Nita. Karena tergoda dengan rekaan istrinya, akhirnya Karta tega mengusir ibunya sendiri. Bu aku sudah tidak sanggup dengan perilaku mak , terdapat saja pertengakran yang ada. Daripada tempat tinggal tangga saya hancur lantaran eksistensi bunda pada tempat tinggal ini, lebih baik bunda keluar dari rumah ini malam ini jua, Ibu bisa tinggal dirumah Tini atau Tuti. Usir Karta.
 Saya Tidak mau tahu, bagaimanapun caranya bunda harus meninggalkan tempat tinggal malam ini jua, bentak Karta tanpa risih lagi. Nak bunda akan keluar menurut sini, akan namun malam telah larut, bagaimana mungkin ibu pulang. Ijinkan ibu buat tinggal malam ini saja, esok pagi bunda akan meninggalkan rumah ini, pinta bunda Fatimah. Lagi lagi istri Karta menyela, Mas, aku atau dia yg keluar meninggalkan tempat tinggal ini.
Karena Karta takut kehilangan istrinya yg pada cintainya ,beliau lebih rela ibunya yang wajib keluar menurut rumahnya. Padahal pada rumah itu ibunya pun mempunyai saham buat mengadakan tempat tinggal tersebut. Keluar ! Aku nir mau memahami ! Bentak Karta dengan bengis. Bahkan menggunakan sombongnya Karta.pun mendorong ibunya keluar rumah. Nita, istri Karta sendiri menggunakan angkuhnya , seakan akan menampakan dirinya bahwa dialah pemenangnya. Hanya berbekal beberapa potong pakaian ,tanpa pada beri uang satu rupiah pun, mak Fatimah Meninggalkan tempat tinggal itu.
 "SAYA TIDAK AKAN RIDHO DUNIA AKHERAT AKAN PERLAKUANNYA KEPADAKU , KUHARAMKAN AIR SUSU YANG TELAH DIMINUMNYA , SEMOGA DIA DI BAKAR DI DUNIA DAN DI AKHERAT."
 Kutuk mak Fatimah. Dengan air mata yang terus mengalir pada pipinya yg sudah mulai mengeriput, perempuan tua itu terus menyelusuri jalan raya seseorang diri. Karena nir membawa uang sepeserpun.
 Bu Fatimah terpaksa berjalan kaki menuju rumah anaknya yg lain. Sejak kepergian ibunya, kehidupan tempat tinggal tangga karta bukanya bertambah serasi. Bahkan belakangan Karta jatuh sakit, Sembilan bulan lamanya Karta Melawan sakit. Berawal hanya gatal gatal biasa, lalu usang kelamaan tampak memerah pada sekitar perutnya. Beberapa dokter serta paranormal telah ia datangi, tetapi pengobatanya yg beliau jalani sia sia saja, tak terdapat hasilnya, bahkan harta yg dia miliki mulai habis buat mengobati penyakit
itu.
Badan mulai mengurus,jalan pun telah mulai tidak bisa, akhirnya beliau berbaring lemah sepnjang waktu di ranjangnya, menurut perutnya keluar cairan yang sangat bau. Teman sahabat dan para tetangganya pun mulai menjauh takut tertular menggunakan penyakit karta. Badanya tak mampu di gerak gerakkan kekanan ata kekiri karena akan menimbulkan rasa sakit yg amat sangat bila beranjak. Belakang tubuhnya mulai lecet lecet di sebabkan usang berbaring kaku pada ranjang. Karta menyadari bahwa sakit yang dideritanya itu pada sebabkan oleh sikapnya yang telah mendurhakai ibunya sendiri. Makanya beliau pun meminta supaya oleh mak tiba kerumahnya agar ia mampu minta maaf kepada sang bunda.
Tolong panggilakan bunda aku , aku ingin bertemu denganya, aku telah berdosa kepadanya, ratap Karta. Karta menyadari bahwa sakit yg di deritanya itu pada sebabkan oleh sikapnya yg telah mendurhakai ibunya sendiri. Maka diapun meminta supaya oleh ibu tiba kerumahnya, supaya dia bisa minta maaf kepada sang ibu. Tolong panggilkan mak saya, saya ingin bertemu dengannya saya sudah berdosa kepadanya, ratap Karta.
Maka di utuslah seseorang tetangganya buat meminta ibunya tiba.tetapi sang bunda tidak bergeming. Hatinya terlalu sakit mendapat perlakuan anaknya yg kurang ajar serta nir tahu balas budi itu. Luka hatiku jauh lebih sakit menurut apa yang ia derita, ujar mak Fatimah menolak orang yg merayunya buat datang menemui anaknya.orang itupun dengan langkah gontai pergi meninggalkan tempat tinggal Tini.
 Sementara itu Karta di ranjangnya, Karta terus mencicipi sakit yang amat sagat, Tubuh Karta meronta ronta kesakitan, matanya melotot , seakan terdapat mahkluk yg sangat seram di hadapanya. Mas,mas...kenapa mas?...istighfar mas,mas.....astaughfirlloh al'adziim.." ujar Nita sambil memegang tubuh Karta yg kian usang Hentakanya semakin keras. Nita sadar,suaminya sedang menghadapi sakarotul maut,ia pun menuntun suaminya menggunakan membaca kalimat Tahlil. Laa ilaaha illallah,...."berkali kali, menggunakan deraian airmata, Nita terus menuntun suaminya agar mengikuti ucapannya..
 Sampai tiba ketika subuh, Karta masih saja mencicipi sakarotul maut. Nita pulang meninggalkan suaminya buat menunaikan sholat subuh. Dengan air mata berlinang dia sujud memohon kepada Allah SWT,supaya suaminya cepat di ambil nyawanya daripada wajib tersiksa misalnya itu. Pada pukul setengah enam, dengan mata yg sembab, Nita kembali masuk ke kamar suaminya.
Dipegangnya tubuh Karta,dingin telah merayapi sekujur tubuhnya, Nafasnya tercekat di Leher,terdengar orokan panjang berdasarkan mulutnya. Tepat jam enam pagi, Karta menghembuskan Nafas Terakhirnya, dengan mata melotot, seolah olah melihat ke atas dan jari tangan yang membengkok kaku serta ekspresi yang menggangga lebar. Orang orang sibuk menyiapkan prosesi kematian Karta. Masyarakat kurang lebih tiba berduyun duyun buat bertakziah....
Baru melangkahkan kaki pada pintu masuk, tercium bau yang tak sedap, padahal ruangan telah pada semprot wewangian, pada setiap pojokan pada letakkan kamper demi mengurangi bau tak sedap itu. Akan namun bau itu tetap saja terdapat.pelayat yg tiba dan merta menutup hidung agar tidak tercium bau tak sedap itu. Orang orang yang memandikan jenazah pun terpaksa wajib memakai masker supaya nir tercium bau tidak sedap.anehnya air kotor dan bau yang keluar menurut perut Karta tidak mau mengering.padahal perut itu telah di tempelin berlapis lapis kapas.akhirnya orang orang yg mengurus jenazah langsung mengafani.
 setelah terselesaikan di sholatkan, jenazahpun di bawa ke tanah pemakaman menggunakan memakai mobil ambulance.sesampai di pemakaman liang lahat pun sudah di persiapkan.setelah prosesi pemakaman selesai, tak beberapa lama , rombongan siap pulang ke mobil.datang tiba datanglah beberapa laki laki yg tergesa gesa. Aku tidak mengijinkan mayat ini pada kubur di tanah ini, karena kami membayar tanah di kurang lebih ini.
 Tanah ini sudah sebagai kavling pemakaman keluarga kami. Saya mohon angkat jenazah itu sekarang jua. Ujar orang itu. Tolonglah pak, mayat ini telah di kubur, tidak mungkin kami gali lagi, jawab pak ustadz Abdulah.
 Kami tidak mau tau, tanah ini telah sebagai milik keluarga kami.kami minta pada gali sekarang juga! Ucap orang itu lagi dengan relatif marah. Lantaran orang yang mengaku memiliki tanah kavling itu gak mau mengalah, akhirnya pihak keluarga karta terpaksa mengalah juga maka makam yang baru sekitar 1/2 jam pada timbun itu pun di gali pulang untuk pada pindahkan ketempat yang lain. Ketika papan penutup liang lahat pada bongkar, maka jenazah karta pun tampak dari luar.
 Semua orang tercengang melihat jenazah itu.betapa nir, kain kafan putih yg membalutnya berubah menjadi abu abu, andai kata bila perubahan warna itu disebabkan oleh tanah makam yang berlumpur tentu warnanya coklat kemerahan, bukan abu abu. Hal ini tentu membuat indikasi tanya besar di hati para pengantar jenazah.waktu mayat itu mendak di angkat,orang orang yg mengangkatnya keheranan.
 Lantaran berukuran jenazah itu sebagai lebih pendek dari semula. Akibatnya bagian ujung kain kafan itu jadi tampak lebih panjang menurut yang seharusnya. Pak ustadz, kain kafannya di buka dulu saja, sepertinya kok ada yang tidak beres? Kata beberap orang. Maka kain kafan itu pun dibuka. Begitu kain kafan pada terbuka, maka terkejutlah semua orang yang hadir. Betapa tidak Betapa nir, mayat Karta yg baru dikubur Sekitar setengah jam, sudah berubah menjadi hitam serta gosong misalnya hangus terbakar.
 Kakinya tertekuk ke dada. Begitu pula tangannya pula tertekuk. Mayat itu bentuknya nir lagi lurus melainkan berubah seperti monyet. Pantas saja jikalau mayatnya misalnya lebih pendek. Melihat syarat jenazah yg mengerikan misalnya itu, maka mereka segera membungkus kembali dengan kain kafan yg tadi, sementara beberapa orang mulai menggali lubang kubur baru yg letaknya di pinggir areal pemakaman dekat pagar batas.
 Setelah penguburan terselesaikan, satu persatu orang orang mulai meniggalkan makam itu. Sekarang Karta seseorang diri pada lubang kuburnya. Istri yang sangat di citai, yg pada bela habis habisan pun nir dapat menemaninya. Semakin Banyak Yang Menyebarkan Semakin Banyak Anak Yang Terselamatkan Tidak Berdurhaka Kepada Orang Tuanya....

0 Response to "MERINDING BARU DIKUBUR 30 MENIT JENAZAH INI HANGUS TERBAKAR.. HANYA KARENA HAL INI"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel