PENAMPAKAN EMPAT JENIS KEDASIH BERWUJUD SRIGUNTING
January 09, 2019
Add Comment
Sepintas penampilannya mirip dengan burung srigunting, tetapi jika diperhatikan lebih teliti akan tampak beberapa disparitas yang mencolok. Kedasi berwujud srigunting ini dikenal menggunakan nama drungo-cuckoo dan banyak ditemukan pada daerah Asia termasuk pada Indonesia. Saking miripnya, poly kicaumania salah mengidentifikasi dan justru memeliharanya sebagai burung peliharaan.
Drungo-cuckoo merupakan spesies burung dari genus surniculus yg berasal dari famili cuculidae. Burung ini masih satu keluarga menggunakan kedasi atau wiwik yg sudah kita kenal, dan sama-sama mempunyai sifat parasit yaitu menitipkan telurnya di sarang burung lain. Namun tidak sinkron menggunakan jenis kedasi pada umumnya, drungo-cuckoo memiliki penampilan yg seperti menggunakan burung srigunting.
Karena kemiripannya itu, poly kicaumania yang terkecoh lantaran menganggapnya menjadi burung srigunting yg dikenal pintar berkicau serta sanggup meniru suara burung lainnya. Padahal burung ini hanya memiliki bunyi yang mengalun monoton, yang oleh sebagian orang bahkan dipercaya sebagai bunyi mati.
Di seluruh dunia, spesies burung ini hanya bisa ditemukan pada tempat tropis Asia saja, terutama pada Indonesia. Ada empat spesies burung yang termasuk pada genus surniculus ini, dan 3 di antarananya poly ditemukan di beberapa daerah pada Indonesia.
Empat sub-spesies drungo-cuckoo:
1. Kedasi maluku
Kedasi maluku atau Moluccan drongo-cuckoo adalah spesies burung endemik Indonesia dengan daerah persebaran mencakup Sulawesi, Butung, Bacan serta Halmahera. Burung ini mempunyai ukuran mini (23 cm) dengan tubuh berwarna hitam keunguan.
Penampilannya mirip srigunting, namun menggunakan kepala dan bentuk paruh yang lebih kecil dan adanya bercak putih dalam paha yang mampu terlihat kentara waktu sedang bertengger. Pada burung remaja, bercak putih tersebut masih ada lebih banyak pada bagian tenggorokan, dada dan epilog ekor bawahnya.
Berikut bunyi kedasi maluku
2. Kedasi ekor garpu
Kedasi ekor garpu atau fork-tailed drungo-cuckoo memiliki tubuh sedikit lebih besar berdasarkan kedasi maluku, yaitu sekitar 25 cm. Tubuhnya berwarna hitam bersemu kebiruan dengan bentuk ekor yg panjang bergarpu mirip ekor srigunting dalam umumnya. Yang membedakan menggunakan spesies srigunting adalah bentuk paruh yg tipis serta sedikit melengkung, serta adanya warna putih pada bagian tungging dan sisi ekornya.
Terdapat 2 sub-spesies yang beredar secara dunia, tetapi ada perbedaan yang sangat mencolok terkait penyebarannya terutama berdasarkan dua versi yg tidak sinkron yaitu versi Birdlife menggunakan versi IOC.
Menurut versi Birdlife:
Sedangkan menurut versi IOC adalah sebagai berikut:
Berikut suara kedasi ekor-garpu
3. Kedasi hitam
Kedasi hitam atau Square-tailed drongo-cuckoo memiliki tubuh ukuran sedang, yaitu 23 cm. Tubuhnya berwarna hitam mengkilap kecuali bulu pada bagian pahanya. Terdapat rona putih dalam bulu-bulu di bagian paha dan pada sisi bawah bulu terluar dari ekornya.
Burung jantan memiliki iris mata berwarna coklat, sedangkan betina memiliki iris mata berwarna kuning. Penampilannya mirip srigunting namun memiliki perbedaan berdasarkan bentuk tubuh, gerakan dan gaya terbangnya.
Terdiri dari 2 sub-spesies menggunakan penyebarannya masing-masing, yaitu:
Berikut suara kedasi hitam
4. Kedasi Filipina
Berbeda dengan 3 spesies yang sanggup ditemukan pada Indonesia, kedasi pilipina atau Philippine drungo-cuckoo hanya mempunyai penyebaran pada wilayah Filipina saja. Burung ini ukuran panjang 23 centimeter, paruhnya tipis serta melengkung menggunakan bentuk ekor panjang serta menggarpu. Bulu-bulunya berwarna biru kehitaman dengan warna yang lebih tegas pada bagian punggung hingga kepalanya.
Itulah empat jenis burung drungo-cuckoo yg memilik kemiripan menggunakan burung srigunting, semoga menggunakan mengenal beberapa macam spesies tersebut kita mampu membedakan spesies burung srigunting menggunakan kedasi.
Salam
Drungo-cuckoo merupakan spesies burung dari genus surniculus yg berasal dari famili cuculidae. Burung ini masih satu keluarga menggunakan kedasi atau wiwik yg sudah kita kenal, dan sama-sama mempunyai sifat parasit yaitu menitipkan telurnya di sarang burung lain. Namun tidak sinkron menggunakan jenis kedasi pada umumnya, drungo-cuckoo memiliki penampilan yg seperti menggunakan burung srigunting.
Karena kemiripannya itu, poly kicaumania yang terkecoh lantaran menganggapnya menjadi burung srigunting yg dikenal pintar berkicau serta sanggup meniru suara burung lainnya. Padahal burung ini hanya memiliki bunyi yang mengalun monoton, yang oleh sebagian orang bahkan dipercaya sebagai bunyi mati.
Di seluruh dunia, spesies burung ini hanya bisa ditemukan pada tempat tropis Asia saja, terutama pada Indonesia. Ada empat spesies burung yang termasuk pada genus surniculus ini, dan 3 di antarananya poly ditemukan di beberapa daerah pada Indonesia.
Empat sub-spesies drungo-cuckoo:
- Kedasi maluku atau Moluccan drongo-cuckoo (Surniculus musschenbroeki)
- Kedasi ekor-garpu atau Fork-tailed drongo-cuckoo (Surniculus dicruroides)
- Kedasi hitam atau Square-tailed drongo-cuckoo (Surniculus lugubris)
- Philippine drongo-cuckoo (Surniculus velutinus)
1. Kedasi maluku
Kedasi maluku atau Moluccan drongo-cuckoo adalah spesies burung endemik Indonesia dengan daerah persebaran mencakup Sulawesi, Butung, Bacan serta Halmahera. Burung ini mempunyai ukuran mini (23 cm) dengan tubuh berwarna hitam keunguan.
Penampilannya mirip srigunting, namun menggunakan kepala dan bentuk paruh yang lebih kecil dan adanya bercak putih dalam paha yang mampu terlihat kentara waktu sedang bertengger. Pada burung remaja, bercak putih tersebut masih ada lebih banyak pada bagian tenggorokan, dada dan epilog ekor bawahnya.
Berikut bunyi kedasi maluku
2. Kedasi ekor garpu
Kedasi ekor garpu atau fork-tailed drungo-cuckoo memiliki tubuh sedikit lebih besar berdasarkan kedasi maluku, yaitu sekitar 25 cm. Tubuhnya berwarna hitam bersemu kebiruan dengan bentuk ekor yg panjang bergarpu mirip ekor srigunting dalam umumnya. Yang membedakan menggunakan spesies srigunting adalah bentuk paruh yg tipis serta sedikit melengkung, serta adanya warna putih pada bagian tungging dan sisi ekornya.
Terdapat 2 sub-spesies yang beredar secara dunia, tetapi ada perbedaan yang sangat mencolok terkait penyebarannya terutama berdasarkan dua versi yg tidak sinkron yaitu versi Birdlife menggunakan versi IOC.
Menurut versi Birdlife:
- Surniculus dicruroides dicruroides mempunyai penyebaran pada Sub-benua India, China selatan, Myanmar, Vietnam bagian utara. Pada ekspresi dominan dingin burung ini akan bermigrasi ke Indochina, Semenanjung Malaysia, Sumatera (serta P. Nias), Jawa serta Kep. Natuna.
- Surniculus dicruroides stewarti mempunyai penyebaran pada Sri Lanka serta India bagian selatan.
Sedangkan menurut versi IOC adalah sebagai berikut:
- Surniculus dicruroides dicruroides mempunyai penyebaran di Himalaya, India bagian tengah & selatan, pada isu terkini dingin bermigrasi sampai Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.
- Surniculus dicruroides barussarum memiliki penyebaran di Nepal sampai ke India timur-laut dan Bangladesh timur melalui Myanmar hingga Indochina dan Semenanjung malaysia, Sumatera serta Bangka, Kalimantan serta Filipina barat-daya.
Berikut suara kedasi ekor-garpu
3. Kedasi hitam
Kedasi hitam atau Square-tailed drongo-cuckoo memiliki tubuh ukuran sedang, yaitu 23 cm. Tubuhnya berwarna hitam mengkilap kecuali bulu pada bagian pahanya. Terdapat rona putih dalam bulu-bulu di bagian paha dan pada sisi bawah bulu terluar dari ekornya.
Burung jantan memiliki iris mata berwarna coklat, sedangkan betina memiliki iris mata berwarna kuning. Penampilannya mirip srigunting namun memiliki perbedaan berdasarkan bentuk tubuh, gerakan dan gaya terbangnya.
Terdiri dari 2 sub-spesies menggunakan penyebarannya masing-masing, yaitu:
- Surniculus lugubris barussarum banyak tersebar pada Nepal sampai ke India timur-laut dan Bangladesh timur, Myanmar,Semenanjung Malaysia, Sumatera dan Bangka, Kalimantan serta Filipina barat-daya.
- Surniculus lugubris lugubris yg poly terseber pada Pantai barat daya India, Sri Lanka, Jawa dan Bali.
Berikut suara kedasi hitam
4. Kedasi Filipina
Berbeda dengan 3 spesies yang sanggup ditemukan pada Indonesia, kedasi pilipina atau Philippine drungo-cuckoo hanya mempunyai penyebaran pada wilayah Filipina saja. Burung ini ukuran panjang 23 centimeter, paruhnya tipis serta melengkung menggunakan bentuk ekor panjang serta menggarpu. Bulu-bulunya berwarna biru kehitaman dengan warna yang lebih tegas pada bagian punggung hingga kepalanya.
Itulah empat jenis burung drungo-cuckoo yg memilik kemiripan menggunakan burung srigunting, semoga menggunakan mengenal beberapa macam spesies tersebut kita mampu membedakan spesies burung srigunting menggunakan kedasi.
Salam
0 Response to "PENAMPAKAN EMPAT JENIS KEDASIH BERWUJUD SRIGUNTING"
Post a Comment